LIMA

43 16 10
                                    


"Pepper, apa kau bisa mendengarku?"

Peppermint mengernyit, nyaris meringis. Ia memegangi telinganya sebelum melepaskannya kembali. Perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ia mulai dapat mendengar suara hewan malam di luar sana, suara napasnya yang menderu, dan suara-suara lain yang terdengar sayup-sayup. Ia mengerjab, lalu mendongak menatap suster Bella.

"Aku bisa mendengar!" cetusnya terlalu girang.

Suster Bella tersenyum. "Syukurlah, mungkin memang sedikit kurang nyaman, tapi kau akan terbiasa."

Peppermint mengangguk semangat, setidaknya ia masih bisa mendengar meskipun dengan bantuan alat. Ini lebih baik. Jauh lebih baik daripada keheningan mencekam dan menyesakkan dada. "Terima kasih, Suster Bella." Pemuda itu masih memegangi telinganya, mulai menikmati bunyi-bunyian yang bisa ia tangkap—meski tak begitu jelas. Untuk pertama kalinya, Peppermint bersyukur bisa mendengar.

"Sepertinya kau sudah akrab dengan Gummy, ya?" Suster Bella duduk di atas kursi, sedari tadi mereka ada di kamar Peppermint. Sesuai janji, ia diberikan alat bantu dengar malam ini. Ah, tadi sore, usai makan siang, ia kembali menghabiskan waktu membuat banyak origami dengan Bubble Gum sebelum akhirnya suster Bella muncul saat jam makan malam.

"Gummy siapa?" tanya Peppermint dengan wajah bingung.

"Bubble Gum. Bukankah dia gadis yang sangat manis?"

Peppermint terdiam, kemudian ia mengangguk pelan. "Dia terlalu ceria, seperti robot dengan emosi senang." Ia menatap tajam suster Bella yang tertawa. "Aku hanya berkata jujur."

Suster Bella menggeleng, menutup mulutnya dengan telapak tangan meskipun bahunya tetap berguncang sedikit. "Oh iya, apa kau mau belajar bahasa isyarat? Bukankah sulit berkomunikasi dengan Gummy? Lagipula kau akan membutuhkan ini jika sesuatu terjadi pada alatmu."

Peppermint terdiam. Jika dia belajar bahasa isyarat, sama saja artinya ia menjadi orang tuli. Tapi tidak ada salahnya, bukan? "Baiklah...." Ia mengangguk setuju menerbitkan senyum lebar di wajah suster Bella.

"Kita akan belajar dari yang dasar, gerakan ini artinya 'halo' atau 'hai', dan ini adalah gerakan yang cukup umum." Suster Bella mengangkat tangannya menuju dahi kanan lalu bergerak ke depan. Peppermint segera mengangguk paham, ia ingat itu adalah gerakan pertama yang Bubble Gum tunjukkan padanya.

Malam itu Peppermint habiskan dengan belajar bahasa isyarat yang umum dipakai. Mereka juga membicarakan banyak hal. Satu fakta baru yang ia dapatkan adalah; ternyata Bubble Gum merupakan penghuni veteran di rumah sakit ini. Ketika Peppermint tanya kenapa, suster Bella tak mau menjawab. Pemuda itu hanya bisa berspekulasi bahwa Bubble Gum pasti menderita penyakit lain selain bisu.

Suster Bella juga mengatakan bahwa Bubble Gum sudah banyak melepas teman-temannya sedari kecil hingga besar seperti sekarang. Pasti rasanya berat sekali, ketika kau sudah lebih dulu berada di rumah sakit, tapi orang lainlah yang pergi duluan karena sudah sembuh. Sekarang Peppermint makin heran bagaimana Bubble Gum masih bisa tetap ceria.

"Aku senang kau sudah lebih baik dari sebelumnya, Pepper. Tolong jangan ulangi hal itu lagi, ya?"

Peppermint hanya menatap suster Bella yang tersenyum sedih pada pergelangan tangannya yang dibalut perban putih. Ia hanya diam, tidak menjawab.

***

Bangau Hijau [COMPLETED]Where stories live. Discover now