TUJUH

34 14 7
                                    


Pagi ini Peppermint hanya menatap kosong ke luar jendela. Sejak kejadian kemarin siang, ia tak keluar kamar. Bubble Gum juga tidak lagi mendatanginya, membuat pemuda itu menyesal. Sungguh, ia tak bermaksud berkata begitu, namun melihat betapa cerianya Bubble Gum selama ini, dan betapa ia tampak sangat memiliki hidup yang bahagia, membuat Peppermint kesal.

Gadis itu pasti tak mengerti perasaannya.

"Pepper, kau bertengkar dengan Gummy, ya?" Suster Bella datang membawa sarapan. Peppermint hanya diam, tak berniat untuk menjawab.

Suster Bella mengembuskan napas, kemudian mengatur meja makan di tempat tidur Peppermint. "Gummy itu umurnya sudah 18 tahun, dan jika dia belum juga sembuh sampai umur 19 tahun, maka dia harus pindah ke rumah sakit umum." Ucapan itu berhasil membuat Peppermint menoleh. "Maka dari itu, dia sepertinya senang sekali saat kau datang, soalnya kalian tampak sebaya. Baru kali ini aku lihat dia begitu semangat pada pasien baru.

Gummy juga hobi sekali membuat origami sejak tiga tahun terakhir. Hampir setiap hari dia akan membagikan bangau kertas buatannya ke setiap pasien di sini. Itu seperti harapan agar orang itu cepat sembuh. Padahal dia pasti sebenarnya sedih jika ada satu anak yang pergi karena sudah sehat."

Peppermint terdiam. Sekarang dia benar-benar menyesal atas apa yang telah dikatakannya pada Bubble Gum kemarin.

"Oh iya, malam ini akan ada acara spesial. Kuharap kau sudah berbaikan dengan Gummy, Pepper," tutup Suster Bella.

"Suster, boleh aku minta tolong?" Peppermint menoleh pada Suster Bella yang duduk di kursi samping tempat tidurnya. Tak begitu menangkap apa hal terakhir yang suster itu katakan. "Belikan aku kertas origami ... yang banyak."

***

Bangau Hijau [COMPLETED]Where stories live. Discover now