DELAPAN

29 14 4
                                    

Jadi, di sinilah Peppermint sekarang, dengan sekitar lima puluh buah bangau kertas di pangkuannya. Burung-burung itu diletakkan dalam sebuah keranjang rotan bekas buah-buahan. Peppermint menatap pintu di depannya dengan ragu. Namun ia tak mungkin salah kamar, sudah jelas di sana tertulis nama Bubble Gum sebagai pasien. Mendengar cerita suster Bella tadi, Peppermint baru sadar kalau Bubble Gum lebih tua darinya.

Seorang suster yang baru keluar tampak terkejut dengan kehadiran Peppermint. "Halo, mau bertemu Gummy? Masuk saja." Suster itu membuka lebar pintu kamar, membuat Peppermint mau tak mau masuk ke dalam.

Kamar ini benar-benar memiliki aroma permen karet ketimbang bau obat. Peppermint melihat ke arah tempat tidur, di sana ada Bubble Gum dengan mata melebar melihat padanya. Peppermint tersenyum canggung sebelum membawa kursi rodanya mendekat.

"Aku membuatkanmu bangau. Belajarlah melipat yang baik."

Namun bukan main paniknya Peppermint, saat mendongak, ia justru menemukan Bubble Gum menangis. "He-hei? Apa aku salah bicara?"

Gadis itu menggeleng, tersenyum lebar di tengah tangisnya. Ia meraih notesnya kemudian menulis di sana.

'Ayo menonton kembang api bersama malam ini.'

"Ada kembang api malam ini? Tapi ini musim gugur." Alis Peppermint naik, menatap Bubble Gum yang kembali menulis. Ah iya, kalau tidak salah tadi suster Bella ada menyinggung soal acara special.

'Ini acara tahunan RS.'

Peppermint manggut-manggut kemudian menatap Bubble Gum yang menunggu jawabannya. Ia tak mengatakan apa pun, tapi menyatukan jari telunjuk dan jempolnya membentuk lingkaran. Itu isyarat 'OK'.

Bubble tersenyum lebar sekali. "Teri-ma kas-sih!" serunya terbata dan tampak bersusah payah. Tapi setelahnya ia kembali tertawa. Ia melihat keranjang burung yang dibawa Peppermint kemudian mengulum senyum lagi. Mau tak mau Peppermint ikut tersenyum, gadis di depannya sangat ceria.

"Jadi, hari ini kita akan—hei, kau baik-baik saja?" Peppermint hampir akan berdiri dari duduknya saat melihat senyum Bubble Gum berganti dengan ringisan. Gadis itu memegangi dadanya, bahkan rintihannya bisa terdengar. Ia mencoba tersenyum agar Peppermint tak khawatir. Menggapai sebuah botol obat di atas nakas, Bubble Gum langsung menelan satu butir tanpa air.

"Kau baik-baik saja?" Peppermint makin cemas saat Bubble Gum hanya diam setelah menelan obatnya, tetapi ketika melihat gadis itu mengangkat kepala dengan senyum beserta anggukan, Peppermint reflek mengembuskan napas lega dan bersandar pada kursinya. "Syukurlah...."

***

Bangau Hijau [COMPLETED]Where stories live. Discover now