15. Tell The Truth

Start from the beginning
                                    

"Oke, benar. Aku berhenti sekarang. Tapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa memakan apapun. Yang kulakukan hanya minum."

Jimin membuka kepalan tangannya, menunjukkannya pada teman-temannya.  Membuat Yoongi memejamkan matanya. Namjoon terdiam, bahkan anggota tertua pun juga terdiam. Jimin sudah tidak meledak-ledak, terkesan lambat dan bernada lelah. Dadanya sesak. Sakit pada perutnya hampir membuatnya merintih.

"Yoongi hyung pernah merasakannya?"

Jimin mengambil nafasnya dalam, dadanya kian bertambah sesak. Sesekali ia terbatuk dan kembali disertai dengan darah. Perutnya nyeri, namun ia masih bisa menahannya sedikit lagi.

"Jimin, aku—" Yoongi berucap berat.

"Hyung tidak menjengukku, lalu malah memaki. Aku tertekan selama hidupku, omongan sana-sini, hinaan orang. Berat mendengarnya."

"Hyung pikir—"
"—bagaimana perasaanku?"

Jimin menghirup udara sekitarnya rakus. Kata-katanya terbata, sontak membuat semuanya menatap Jimin. Jungkook meringis kala Jimin menggenggam erat tangannya.

Hidungnya seperti tersumbat, bahkan udara yang ia hirup lewat mulutnya juga tidak banyak. Pengap rasanya.

"Baringkan Jimin!" Ucap Namjoon. Ia sontak berdiri saat menyadari ada yang salah dengan Jimin. Pelatih Song meletakkan botol minumnya, lalu berlari ke arah anak didiknya yang kini kembali ricuh.

"Longgarkan pakaiannya!"

Jimin masih berusaha menghirup udara hingga suara nafasnya terdengar pilu. Air mata Jimin menetes, seakan ia sedang berjuang antara hidup dan mati. Jungkook membaringkan Jimin, lalu melepaskan kancing baju Jimin dan melonggarkan tali celana olahraga Jimin.

"Jangan menggerombol!" Pelatih Song masuk diantara anggota Bangtan dan menempelkan sebuah masker yang dihubungkan dengan tabung oksigen kecil.

Bunyi mengi nafas Jimin semakin berkurang, meskipun Jimin masih berusaha keras menghirup oksigen. Semuanya berdiri, menjauh dari Jimin dan memandang gelisah. Perlahan, Jimin mulai membaik.

Hingga akhirnya nafasnya mulai tenang. Jimin menarik nafas panjang, seakan terbebas dari sesak. Semua anggota yang sedari tadi ikut menahan nafasnya pun menghela nafas lega. Sudah lewat bermenit-menit sejak Jimin tiba-tiba sesak.

"Maaf aku sudah sangat merepotkan." Air mata Jimin kembali mengalir saat mengucapkannya. Pelatih Song melepas masker oksigen dari wajah Jimin lalu membantu Jimin untuk duduk.

Jimin menutup mata dengan tangan kirinya. Lantas membuat pelatih Song merengkuhnya. Ia mengelus punggung Jimin, dan sesekali menepuknya pelan.

"Hei, kau sudah melakukan yang terbaik."

Namjoon : Maaf. Kami tidak bisa kesana.
Namjoon : Jimin sedang kacau.

Taehyung memiringkan kepalanya, lalu ia mengetikkan balasan pada Namjoon. Tidak biasanya Jimin menunjukkan kesedihannya. Bahkan untuk masalah yang dirasa paling berat sekalipun, Jimin selalu menangis dibelakang semuanya.

Taehyung : Jimin kenapa hyung?

Namjoon : Ada sedikit pertengkaran kecil.
Namjoon : Tidak perlu dipikirkan, istirahatlah.

Taehyung meletakkan ponselnya, kemudian menoleh pada ibu dan adiknya. Taegil, adiknya yang paling kecil menarik-narik baju rumah sakitnya.

"Hyung! Ajari bermain overwatch!"

Taehyung tersenyum kecil pada Taegil, adik lelakinya yang berada di tingkat menengah pertama. Ia mengambil laptop dari tangan adiknya, lalu memangkunya.

Ponselnya berdering, namun ia masih dalam permainan, jadi Taehyung mengabaikannya. Taehyung terbatuk, namun ia masih melanjutkan game-nya.

"Jadi kalau ada ini, harus begini—"

"Hyung!"

Taegil menunjuk hidungnya, otomatis membuat dirinya menutup hidung. Hidungnya mengeluarkan darah, lagi-lagi. Kepalanya semakin berdenyut sampai-sampai dahinya mengernyit.

Ia sudah pusing sejak tadi, namun semakin lama semakin menjadi saat ia abaikan.

Ia menutup hidungnya dengan tissue setelah ibunya menghampirinya dengan sekotak tissue. Ibunya menghela nafas, sembari membantu membersihkan sisa darah di hidung Taehyung.

"Taegil-ah, kemari. Main dengan hyung saja."

Taegil menoleh, lalu membawa laptopnya dan berlari pada Taeji yang duduk di sofa. Taeji, adik Taehyung yang paling tua.

Taehyung memeriksa ponselnya, kemudian berbaring di ranjang.

1 missed call from Jimin.

Jimin : Hei.

To Be Continued.

———
ANAK BTS RAMBUTNYA DI WARNAIN ITEM SEMUA GUYS :') IM SCREAMING, BLESS THEM. IM

btw chapter ini sebenernya kupost waktu mereka mau comeback fake love

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

btw chapter ini sebenernya kupost waktu mereka mau comeback fake love. Lama juga ya ini ff wkwk
———
Edited on 02.04.20

There For You ✔ Where stories live. Discover now