6. Melepas Resah

7.3K 985 190
                                    


"DY!" Diikuti dengan gedoran heboh di pintu kamar.

"Gue nggak ikut lari ke kompleks, Mas!"

Minggu pagi. Ody lelah dengan rutinitas mereka. Apalagi Papa dan Mama ada di rumah. Tentu saja mereka wajib lari ke taman kompleks. Kewajiban yang sangat dibenci Ody.

"Bangun, Dy. Ada yang nyari lo di depan."

"Siapa?"

"Bangun dulu. Lihat sendiri."

"Ogah!"

"Yee, buruan. Nyesel lo nggak mau bangun." Kinan mengancam.

"Halah. Paling juga-"

"Regan di depan."

Ody membuka matanya sekejap. Dia bangun, menyibak selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Dengan sedikit panik mencari ponselnya yang entah jatuh di mana.

"Mas, bohong 'kan? Orangnya bilang sendiri nggak pulang minggu ini, kok." Ody masih mencari ponselnya-yang kalau sedang dicari dan dibutuhkan mendadak hilang.

"Nggak bohong gue."

Ody akhirnya menemukan ponselnya di dekat kaki ranjang. Dia membuka layar dengan cepat. Dan kosong, tidak ada riwayat panggilan tidak terjawab atau pesan yang masuk.

Tidak ada kabar apa-apa dari Regan tentang kepulangannya. Kinan pasti sedang mengerjainya agar mau bangun.

Ody bergerak ke jendela. Dia menyibak gorden putih dua lapis. Tanpa menggeser kaca jendela pun, dia bisa tahu kalau Kinan tidak bercanda.

Tanpa membuang waktu, Ody berlari ke pintu. Dia tidak sempat mengaca, apalagi mencemaskan rambut singanya.

Kinan yang masih di depan pintu, tertabrak Ody. "Duh, duh. Yang lagi bahagia pujaannya pulang."

Ody tidak sempat membalas kalimat ejekan Kinan. Dia berlari menuruni tangga dengan antusias.

Tanpa mengenakan alas kaki, Ody berlari membuka pintu depan dan melangkah cepat menuruni teras. Dia menahan diri untuk tidak terlihat heboh di depan Regan.

Ody melangkah lebar ke gerbang. Regan yang melihat Ody membuka gerbang, berdiri dari sandarannya pada sisi mobil.

Regan tersenyum melihat Ody masih dengan setelan baju tidurnya. Juga rambut panjang yang acak-acakan.

"Pagi, Dy."

Ody menghambur, memeluk Regan. "Katanya minggu ini nggak bisa pulang?"

"Mendadak pengin pulang."

"Ada apa?"

Regan melepas pelukan Ody. "Udah sarapan?"

"Baru bangun," cengirnya.

"Udah kutebak." Regan pura-pura menghela napas.

"Ini 'kan Minggu. Jadwalku bangun siang. Lagian kenapa nggak ngabarin dulu sih? Kemarin aja kamu bilang nggak bisa pulang, gitu."

"Ke pantai yuk, Dy?" Regan menyudahi omelan Ody.

"Kasih aku waktu lima belas menit. Oke?" Ody mundur. "Kamu mau masuk dulu? Mas Kinan di rumah. Ngobrol sama dia dulu?"

"Aku tunggu di sini aja. Mau telepon Adriana." Regan mengangkat ponsel di tangan.

Ody berlari masuk. Regan segera mendial nomor Adriana. Pada sambungan kedua, telepon langsung diangkat.

Regan menatap tidak percaya. Adriana cepat merespons panggilannya.

"Iya, Mas. Halo? Ada apa?"

J A R A K [2] ✓Where stories live. Discover now