Kepulangan Raffa

3.7K 177 4
                                    

"De, kamu di dalem?" Tanya Rafifa yang kini berdiri tepat didepan pintu kamar Rafania

Rafania yang memang ada didalam segera menghampiri pintu dan menemui umminya itu "Gimana mi?"

"Ada tamu tuh dibawah, katanya pengen ketemu Ade"

Rafania mengerutkan keningnya "Siapa mi? Temen kuliah Ade?" Rafania yang sudah terbiasa dipanggil dan memanggil dirinya Ade menjadi kebiasaan. Bahkan hingga kini ia telah kuliah pun masih menyebut dirinya Ade, ia tak mau dipanggil nama oleh Refand, Rafifa juga Raffa. Ia hanya mau dipanggil nama oleh orang lain termasuk teman teman kuliahnya.

"Pake dulu jilbabnya nak" Rafania mengangguk lalu masuk ke kamarnya dan kembali keluar setelah kepalanya berbalut hijab seperti biasanya.

Keduanya menuruni tangga untuk menemui tamu yang Rafifa katakan akan menemui Rafania. Baru turun dari anak tangga Rafania menoleh seseorang yang tengah duduk disamping abinya itu, betapa terkejut dan bahagia Rafania melihatnya.

"Bang Raffa?" Ucap Rafifa

Raffa yang sedang asik mengobrol dengan Refand menolehkan kepalanya kearah Rafania yang masih berdiri mematung didepannya.

Raffa berdiri dan tersenyum kearah Rafania "Wiihh udah gede aja nih Ade abang"

Rafania tak membalas ucapan Raffa, ia masih setia berdiri mematung sambil memandang Raffa dengan tatapan tak percaya. Ia merasa ini mimpi, setelah kurang lebih 6 tahun tidak bertemu dengannya karena tuntutan kerja yaitu mengurusi kantor cabang milik Refand yang berada di Kalimantan. Sejak Rafania masuk SMA, Raffa memutuskan untuk pergi dan mengurus kantor yang ada di Kalimantan dengan alasan ingin lebih mandiri dan mencari pengalaman.

"Gak kangen sama abangnya?" Bisi Rafifa yang kini ada disamping Rafania dan berhasil menyadarkan Rafania dari lamunannya.

"Waahh udah tua aja lu bang" canda Rafania yang membuat Raffa memelotkan matanya.

Rafifa dan Refand dibuat tertawa oleh dua anaknya ini. Mereka sendiri bingung dengan anak anaknya itu, dari kecil keduanya memang dekat tapi sering bercanda seperti ini. Terlebih setelah keduanya sekolah, Rafania SMP dan Raffa SMA. Keduanya menjadi memakai kata lu gw dengan alasan biar lebih akrab. Refand sempat melarangnya karena ia menilai kurang sopan, terlebih Rafania yang menyebut lu gw pada kakaknya sendiri. Tapi mereka dapat meyakinkan Refand bahwa mereka tetap akan merasa hormat dan merasa nyaman dengan panggilan itu. Sejak saat itu pula Refand dan Rafifa membuka rahasia besar selama ini ia sembunyikan mengenai asal usul Raffa. Refand pun melarang keduanya terlalu dekat apalagi jika harus bersentuhan antara keduanya. Rafania dan Raffa yang memang sudah terbiasa bercanda berdua, berpelukan sebagai tanda sayang seorang adik kakak, bahkan keduanya bebas keluar masuk kamar masing masing pun kini dilarang keras oleh Refand karena memang diharamkan karena keduanya tak ada hubungan darah. Beberapa tahun setelah itu Raffa memutuskan untuk menyambung kuliahnya dan bekerja di Kalimantan.

"Ehh itu mulut, gw sumpel pake oleh oleh baru tau rasa" Greget Raffa

Mendengar kata oleh oleh, mata Rafania langsung berbinar dan menghampiri Raffa kemudian duduk disampingnya "Mana oleh oleh buat gw bang?"

"Ekhemm" Refand berdehem cukup keras sehingga didengar oleh semuanya.

Raffa dan Rafania mengerti maksud deheman Refand itu. Rafania menjauhkan posisi duduknya dengan Raffa kemudian melanjutkan membuka oleh oleh tersebut. Keduanya terlihat asik melakukannya, sesekali Raffa memukulkan boneka yang ia beli ke kepala Rafania dan dibalas injakan kaki oleh Rafania.

"Lu kira kira aja bang, gw udah segede gini masih aja dibeliin boneka" protes Rafania

"Diih geer banget, siapa juga yang beliin ini buat elo?"

Cinta Dalam Doa [End]Where stories live. Discover now