Ana uhibbuka fillah

4.8K 275 14
                                    

Malam ini, diruangan ICU Refand akan menikahi gadis yang sejak dulu ia cintai, diruangan itu hanya ada beberapa orang saja, yakni Refand sang mempelai pria dan Rafifa yang masih tak sadarkan diri, orang tua keduanya, Risa dan Rizal serta pa penghulu, satu orang dokter dan suster untuk berjaga jaga kalau kalau kondisi Rafifa tiba tiba drop.

"Baik ananda Refand silahkan jabat tangan beliau" suruh sang penghulu sambil menunjuk kearah ayahnya Rafifa yang kemudian dituruti oleh Refand

"Kamu yakin Refand?" Mungkin ini adalah pertanyaan ke 1000 kali yang ayah Rafifa tanyakan pada Refand namun tak ada yang berubah dalam diri Refand ia tetap pada pendiriannya

"Bismillah, saya yakin om"

Ayah Rafifa kemudian tersenyum dan mengangguk lalu memulai acaranya "Muhammad Refand Darmawan, saya nikahkan anda dengan anak saya Anindya Rafifa Az-zahra Bashiel dengan mas kawin seperangkat alat shalat, satu buah al-qur'an juga cincin berlian dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Anindya Rafifa Az-zahra Bashiel dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" Ucap Refand dengan lancar

"Bagaimana saksi?" Tanya pak penghulu

"Sahh" jawab semua orang yang ada diruangan tersebut.

---

Setelah selesai akad bunda Rafifa yaitu Marwah meminta agar ia berbicara berdua dengan Rafifa yang sudah pasti belum bisa meresponnya , akhirnya semuanya memutuskan keluar dan membiarkan Bunda Rafifa sendiri menemani Rafifa dikamar rawatnya.

"Sayang, kamu kok gk bangun bangun? Nanti kalo kamu bangun kamu pasti kaget sama status baru kamu sebagai istri Refand. Bunda bakal pisah deh sama kamu nak" Ucap bundanya Rafifa sambil mengusap usap pipi chubby anaknya yang kini terbaring lemah diranjang itu.

Kemudian diraihnya jemari lentik Rafifa "Liat deh nak, jari kamu udah pake cincin nikah. Gk nyangka deh anak bunda cepet banget dewasa, cepet bangun yah sayang, nanti bunda turutin deh kemauan kamu"

💐💐💐

Ini adalah malam ke 15 setelah Refand sah menjadi suami Rafifa, namun hingga sekarang Rafifa masih belum sadarkan diri.

"Fifa, bangun dong.. Kakak kangen sama Fifa, Fifa emang gk kangen sama kakak ? Sama Risa sahabat kamu, ayo bangun" Ucap Refand sambil mengelus pucuk kepala Rafifa yang tertutup hijabnya.

Tak ada jawaban. Pastinya, Rafifa sedang dalam kondisi komanya, Refand kemudian mencium kening istrinya itu dan hendak keluar mencari makan, sejak siang perutnya belum diisi apapun, biasanya Refand paling membeli nasgor depan rumah sakit agar tak terlalu jauh dan tak terlalu lama meninggalkan Rafifa. Kini ayah bunda Rafifa sedang ada di Kanada. Sempat ada perdebatan antara ayah dan bunda Rafifa mengenai keberangkatan mereka ke Kanada karena ayahnya yang memang diharuskan untuk berangkat sedangkan bundanya tak ingin meninggalkan Rafifa.

Namun rupanya Refand cukup faham dalam urusan penyelesaian masalah ini.
"Bunda, Bunda berangkat aja sama Ayah. Kan ada Refand yang jagain Fifa, lagian mama sama papa Refand juga ada disini, ada Risa sama Rizal juga. Rafifa aman insya Allah" ucap Refand kala itu, Refand secara fleksibel memanggil orang tua Rafifa dengan sebutan Ayah Bunda karena permintaan keduanya. Dan akhirnya Bundanya Rafifa pun berangkat ke Kanada.

Saat Refand kembali dari luar dan memasuki kamar Rafifa ia mematung didepan pintu melihat ke arah ranjang Rafifa. Tak percaya, itulah yang ada difikiran Refand yang sedang semrawut.

"Kak Refand?" Ucap Rafifa dengan lirih saat melihat Refand berdiri mematung

Ya, kini Rafifa telah sadar, entah bagaimana. Padahal kondisi Rafifa menurut dokter tak ada peningkatan, tali inilah kuasa Allah.
Saking senangnya Refand pun dengan langkah cepat memeluk Rafifa.
Rafifa yang belum tau bahwa mereka telah halal pun melepaskan pelukan Refand dan memasang muka juteknya.

"Kakak itu apa apaan sih?" Tanya Rafifa dengan nada bicaranya yang lebih tinggi dari sebelumnya tapi tetap masih terdengar serak.

"Gk usah khawatir Fa, kita udah halal kok" Ucap Refand. Kini bergantian menjadi Rafifa yang mematung mendengar ucapan Refand.

Halal? Apa maksudnya? Kapan aku menjadi halal untuknya? Banyak pertanyaan memenuhi kepala Rafifa namun tak satupun ia tanyakan karena mulutnya terasa sulit untuk berbicara.

Melihat kebingungan Rafifa, Refand angkat bicara "Nanti kakak ceritain, setelah kamu diperiksa dokter" ucap Refand sambil memencet tombol yang ada disamping tempat tidur Rafifa, tak lama kemudian dokterpun datang.

---

Selesai memeriksa dan mencabut beberapa alat dari tubuh Rafifa dokter dan susternya pun keluar diantar oleh Refand.

"Gimana dok?" Tanya Refand saat ketiganya ada diluar ruangan

"Apa anda melihat perubahan pada diri Rafifa?" Sang dokter justru berbalik bertanya dan spontan Refand hanya menggeleng karena memang tak ada yg berubah dari Rafifa.

"Sepertinya belum, karena pasti akan ada sedikit perubahan dalam dirinya, entah itu cara berbicaranya, cara dia berfikir bisa juga cara dia berpakaian itu akn berubah karena adanya perubahan sedikit pada bagian otak luarnya" jelas sang dokter

"Tapi gk bakal sampe amnesia kan dok?"

"Tidak"

Selesai berbincang dengan dokter, Refand pun kembali masuk dan duduk disamping Rafifa.

"Kak, kakak utang penjelasan loh sama Fifa" ucap Rafifa

"Oiya, yaudah kakak jelasin tapi jangan marah ya?"

Rafifa yang sibuk memijit tangannya pun hanya mengangguk, maklum saja hampir 7 Bulan ia tak bergerak sama sekali.

"Pegel?" Tanya Refand

"Iya" 

"Kakak pijitin ya?"

"Nggk ah"

"Kenapa?"

"Fifa ragu"

"Kenapa?" Tanya Refand lagi

"Gk enak aja, kalo Kita belum sah berarti aku dosa disentuh sama kakak. kalo kakak suami aku berarti aku gk sopan nyuruh mijitin aku ke Imam aku"

Refand hanya tersenyum melihat kejujuran Rafifa "Makanya sekarang mau kakak jelasin, tapi sambil dipijitin yah?"

"Yaudah, makasih ya kak"
Refand kemudian bangkit daru duduknya dan diraihnya tangan Rafifa kemudian melenturkannya sambil terus menjelaskan apa yg telah terjadi, tak ada raut kekecewaan dari wajah Rafifa dan itu membuat Refand lega.

"Berarti kakak suami aku ya?" Tanya Rafifa begitu Refand selesai bercerita

"Iya Fa"

"Bunda sama ayah mana kak?"

"Bunda sama Ayah lagi ke Kanada Fa, insyaallah lusa pulang"

"Kak"

"Iya?"

"Udah ah pijitnya"

"Kenapa?"

"Gpp udah aja"

"Yaudah"
Refand pun kembali duduk disamping Rafifa dan terus memandangi Rafifa hingga membuat Rafifa salting.

"Kak" panggil Rafifa lagi

"Apa Fa?"

"Fifa pengen pulang, yuk?"

"Nanti yah, Fifa kan belum sembuh banget"

"Ayolah kak, Fifa makin mual nyium bau Rumah sakit, bau obat obatan" Rengek Fifa layaknya anak kecil
Keduanya seolah kembali ke masa masa mereka pacaran dulu, hanya saja pacaran mereka kali ini dalam zona aman.

"Yaudah, besok aja yah?"

"Janji?"

"Udah, tidur gih"

💐💐💐

Alhamdulillah
Next yaaa 😁😁

Nita Nadya Febriyanti
28 Januari 2018
12.00 AM

Tengah Malem Updatenya biar sinyalnya melejittt wkwkwkwk

💐💐💐💐

Cinta Dalam Doa [End]Where stories live. Discover now