|10| STATUS

404 55 13
                                    

Biasakan vote sebelum membaca

"Teruslah hidup dengan semua kebohongan, jika hal itu memang membuatmu bahagia. Tapi ingat, itu tak kan bertahan lama."

***

3 hari, batang hidung Saka sama sekali tak terlihat, dan sudah 2 hari Rena menjadi sasaran bullying Adik kelasnya. Ya, Lili. Gadis yang tak pernah terpikirkan oleh Rena akan melakukan hal-hal yang membahayakan orang lain demi dirinya sendiri.

Rena berjalan dengan susah payah, kedua kakinya belum membaik karena kejadian kemarin. Lili yang sengaja menumpahkan sabun cair di lantai toilet membuat Rena terjatuh dan Lili yang sengaja memasukkan serpihan kaca halus di dalam sepatu Rena saat gadis itu berada di ruang komputer yang membuat jari-jari kakinya mengeluarkan banyak darah, Dira dan Meisya sangat khawatir dengan hal itu, entah apa lagi yang akan menimpa Rena hari ini?

Gadis itu terus melangkah mencari keberadaan Dzaky, dia berjanji akan menemuinya setelah pulang sekolah di depan kelas Rena. Tapi sampai saat ini, sahabatnya itu tidak kunjung datang membuat Rena mau tak mau menghampiri kelas cowok itu.

Satu persatu kakinya mulai menuruni anak tangga, dia tidak tahu, ada seseorang yang terus mengamatinya sedari tadi. Rena terus berfokus pada ponsel dan tangan kirinya ia gunakan untuk berpegangan. Lalu orang itu berjalan cepat menghampiri Rena dan sengaja mendorong bahu gadis itu dengan kuat,

"Kak!" teriak Dino, dengan sigap menahan tubuh Rena yang tidak sempat untuk menyeimbangkan tubuhnya.

Brakk

Suara benturan keras terdengar ke seluruh lorong, membuat gadis itu membuka matanya dengan lebar karena mendarat tepat di atas tubuh seseorang.

"Dino? Lo nggak apa-apa?" tanya Rena khawatir melihat raut wajah kesakitan Dino.

"Ya ampun, Kak!" sahut Lili tak kalah heboh pada cowok itu seraya menuruni tangga.

"Minggir lo!" lanjutnya dengan mendorong Rena agar menjauh dari Dino.

"Udah cukup!" bentak Dzaky, dia langsung meraih tangan Rena membuat Dino terbelalak,

"Gue udah nggak tahan, Rena sering terluka di sekitar lo maupun Saka. Mulai sekarang jauhin Rena dan urusin cewek lo." lanjutnya.

Dzaky meminta Rena untuk merangkul bahunya, dia tidak ingin kaki gadis itu semakin parah dan dia cukup menyesal karena membiarkan hal ini terjadi lagi.

Di sisi lain, setelah punggung kedua remaja itu benar-benar menghilang dari jangkauan mata, Dino menghela napasnya dengan panjang. Sungguh tidak berguna kah dirinya untuk orang yang dia sayang? Begitu pikirnya.

Dino berusaha bangkit dengan rasa sakit yang terasa di bagian punggung, lalu melirik sekilas ke arah Lili.
"Ck. Mau lo apa?"

Gadis itu langsung berdiri dengan santai lalu menepuk pelan roknya,
"Mau gue?"

"Lo harus jauhin Kak Rena dan kencan sama gue, terus gue bakal berhenti gangguin dia. Jadi, kita impas." lanjut Lili.

🍃🍃🍃

Rena menggigit bibir bawahnya dengan kuat saat Dzaky memberikan obat merah pada luka-lukanya, bahkan cowok yang berada tepat di depannya ini tak henti-hentinya mengomel membuat Rena sedikit geram.
"Udahlah Ky, lo nggak haus apa?" tanya Rena seraya melihat Dzaky beralih duduk di sampingnya.

"Hai, Ren?" sapa seseorang, membuat Rena dan Dzaky menoleh bersamaan ke arah sumber suara.

"Mei?" gumam Dzaky,

Rasa dan KarsaWhere stories live. Discover now