|06| DUA PANGERAN DINGIN

541 91 83
                                    

Biasakan vote sebelum membaca

Play Infinite - Tell Me

"Karena hati bukan orang lain yang ngatur."

***

Langit yang mulanya terlihat abu-abu oleh mata sang gadis berpakaian olahraga, kini mulai berubah berwarna kembali. Rambut panjangnya menari indah bersamaan dengan angin dan motor vespa yang bergerak secara berlawanan, lalu dia mendekap erat tubuh tegap milik seseorang yang terlihat sedang fokus berkendara.

Ayah benar, cowok juga bisa bikin aku berhenti menangis. Batin Rena, seraya mengingat luka yang belum lama dia dapatkan dari cinta pertamanya.

Saka, Dino, dan orang di depannya ini adalah cowok yang berhasil membuat Rena berhenti untuk mengeluarkan air mata, meskipun waktu dan dengan cara yang berbeda-beda.

Motor vespa berwarna abu-abu berhenti dengan pelan di perkarangan rumah Rena, menurunkan gadis cantik yang kembali melukis senyum cantik di wajahnya.
"Makasih ya?" ucapnya seraya menatap cowok yang masih duduk di atas jok motor.

Cowok itu pun mengangguk,
"Motor gue?" lanjut Rena.

"Udah dibawa ke bengkel sama temen gue. Lo besok bareng gue aja." tangannya lalu mengacak rambut Rena dengan gemas.

"Loh, lo--"

"Iya, gue pindah sekolah," sahutnya.

Mata gadis itu seketika melebar,
"Kenapa?" tanya Rena.

"Gak seru. Jauh dari lo, Keyla, sama Rahma." balas cowok itu seraya memicingkan matanya seperti berpikir.

"Gitu doang?" goda Rena lalu terkekeh,

Bukannya menjawab pertanyaan Rena, dia justru turun dari motor vespanya lalu menghampiri seseorang yang baru saja keluar dari dalam rumah gadis itu.
"Sore Bunda?" sapanya, diciumnya punggung tangan kanan milik Calista--Bunda Rena--.

"Dzaky?" cowok yang dipanggil Dzaky hanya mengangguk.

"Udah lama kamu nggak main ke sini, 2 tahunan kan ya?" ucap Calista lagi seraya memeluk tubuh Dzaky.

Dia Dzaky Affandi, cowok kedua yang berhasil membuat Rena nyaman setelah Abriyaksa--Ayah Rena--, salah satu orang yang Rena sayangi dan salah satu orang yang selalu ada di saat Rena jatuh. Rena mengenalnya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.

Di saat sedang asik berbincang, mereka bahkan tidak tahu ada dua hati terluka di saat melihat pemandangan hangat itu.
"Lo nyesel nolak dia?" tanya Dino yang juga menahan rasa sakit hati karena interaksi yang dia dan Kakaknya lihat.

Saka menggeleng tapi tatapannya terus melihat ke arah Rena dan tangannya meremas setir mobil dengan kuat. Dino tahu Kakaknya sedang berbohong, dia sudah mengira ini akan terjadi jika dia mengiyakan permintaan Saka untuk ikut membututi gadis itu.

🍃🍃🍃

Langit sudah menghitam, begitu gelap tanpa hadirnya bulan dan bintang. Saka menyandarkan punggung di bantal, di atas kasur king size miliknya. Dia terus memutar-mutar kotak kaca yang ada bunga Gloxinia di dalamnya, bunga pemberian Rena.

Niatnya membuat Rena patah hati, kini dialah yang merasakan sakitnya. Dia ingin membuat Rena pergi darinya, tapi kenapa dia juga merasa tidak rela?

"SAKA!" teriak Dira seraya membanting daun pintu kamar cowok tinggi itu dengan keras, "Lo tadi nolak Rena?" lanjutnya, dia berjalan mendekati Saka dengan kaki yang sengaja dia hentak-hentakan.

Rasa dan KarsaWhere stories live. Discover now