30. Introgasi Salah Alamat

4.6K 809 69
                                    

Setelah beberapa pembicaraan lain yang cukup memakan waktu, Clarine akhirnya bisa meninggalkan rumah tua Pak Razor. Namun ia tidak bisa langsung melangkah pulang. Sosok Dazt tampak menunggunya tak jauh dari teras depan.

"Apa yang kau rencanakan, Honey?" tanya Dazt.

"Sedang apa kau di sini Dazt?" Clarine balas bertanya.

"Aku melihatmu bertamu pagi-pagi di rumah seorang pria." Dazt menunjuk kalung yang dipakai Clarine. "Setelah Pak Krav kembali ke wujud mudanya, kau sekarang tertarik? Wow siapa sangka Zoenoel kini punya saingan. Apakah Krav benar-benar jodoh cadanganmu?"

"Kenapa? Kau cemburu?"

"Kalau kau didominasi olehnya, aku jelas rugi, kau sumber uangku."

Clarine mendengus. "Krav bukan jodoh cadanganku. Dia bahkan tidak menyukaiku, yang dia sukai adalah Maery."

"Kau bercanda?"

"Tidak juga. Pak Krav sendiri yang mengaku."

"Kenapa dia bisa mengaku hal seperti itu padamu? Dia juga mau-maunya kau manfaatkan."

"Sebenarnya Pak Krav kesal dengan tingkah kita yang hobi memanfaatkannya. Sialnya, dia terikat dengan rasa hormat serta hutang budi kepada nenekku. Dia bilang kemampuannya juga adalah hasil karya nenek Agnes."

"Sudah kuduga. Nenekmu memang gila dengan caranya yang kreatif. Hanya saja, apa kau yakin nenekmu tidak berniat menjodohkan kalian?"

Clarine melirik tak senang dan berjalan pergi tanpa menjawab. Namun baru tujuh langkah menjauh, Clarine berhenti. "Bisakah kau berikan ini kepada Valaria?" ujarnya seraya mengeluarkan tiga botol cairan ingatan.

Dazt segera menyusul Clarine dan memandang benda di tangan Clarine dengan heran. "Apa itu?"

"Cairan ingatan. Apa kau ketularan otakku yang lemah?" sindir Clarine.

"Lucu sekali."

"Ini ingatan tentang masa kecil Zoenoel serta kedua prosesi ritual yang dialami Glassina. Jika Valaria ingin membongkar perbuatan Katharina, sebaiknya ia membongkar semuanya."

"Kau tidak takut dirimu juga disangkut pautkan dengan ini? Maksudku Katharina pasti menyebut tentang ritual rekonstruksi jika kau mengungkap rahasia ritual darah mereka."

Clarine hanya menggeleng. Ia sudah siap dengan segala konsekuensi yang mungkin terjadi.

***

Kaum Berbakat nyatanya benar-benar berniat menjaga acara festival tahun ajaran baru kali ini hanya untuk kalangan sendiri. Terdapat lapisan perlindungan yang melingkupi seluruh area festival yang mencega Kaum Nonberbakat untuk menyusup masuk. Satu-satunya jalan masuk dilapisi sensor pendeteksi bakat dan dijaga ketat oleh beberapa anggota Satuan Manguni.

Jika Clarine melalui gerbang, ia jelas tidak akan lolos karena sensor tersebut tidak akan mendeteksi bakatnya. Hanya saja, Clarine bukan hanya berbakat, ia juga sanggup membuat segel tingkat lanjut seperti teleportasi. Sehingga tidak ada masalah bagi Clarine untuk menyusup masuk.

Tema acara kali ini juga mendukung rencana Clarine. Dengan bersembunyi di balik konstum penuh ramuan selayaknya sebagian besar pengunjung festival, Clarine akan semakin sulit ketahuan. Ia hanya perlu menghindari beberapa kenalan dekat yang bisa mengenali dirinya.

Setelah mencari di keramaian selama beberapa saat, Clarine akhirnya menemukan sosok yang ia cari di area dansa. Namun Clarine tidak menghampiri mereka, ia justru memilih sebuah tempat duduk di tepi area dansa dan mengamati dari jauh.

Seakan bisa menyadari tatapan Clarine, Pak Krav balas melirik sekilas sebelum kembali memandang sosok Queena yang tengah berdansa bersamanya.

Bukan hanya Clarine, beberapa orang juga ikut memperhatikan Pak Krav dan Queena. Tampaknya masih banyak yang sulit percaya dengan penampilan baru sang kepala Akademi pelatihan bakat, apalagi dengan fakta bahwa pria itu sedang berdansa dengan salah satu murid.

CONNECTIONWhere stories live. Discover now