12. Jauh dan Semakin Jauh

7.4K 1K 38
                                    

Keesokan paginya, Clarine terpaksa melanggar perintah Zoenoel. Bukannya ingin mencari masalah, hanya saja, Clarine baru sadar kalau ia melupakan paket untuk Dazt. Kemarin Clarine terlalu panik melihat kondisi Glassina sehingga tak begitu memperhatikan di mana ia meletakan paket itu.

Sebelum Clarine berangkat sekolah, ia menyempatkan diri untuk mencari paket tersebut. Kali ini, sebisa mungkin Clarine berusaha tidak terpengaruh lagi dengan keadaan Glassina.

Untung saja Glassina tampak tenang pagi ini.Tubuh gadis itu terbaring di atas tempat tidur sementara sosok transparannya meringkuk di pojokan terjauh seraya membelakangi Rael dan tubuhnya sendiri.

Clarine mengedarkan pandangan untuk mencari paket milik Dazt, dan ia melihat benda itu berada di atas meja dalam kurungan Glassina. Buru-buru Clarine berteleportasi masuk ke kurungan Glassina.

Saat ia berada di dalam, bau busuk langsung menyerang indra penciuman Clarine.

"Tertawalah sepuasnya," teriak Glassina ketus. "Kalian sukses membuatku tidak ada bedanya dengan babi."

"Maaf." Hanya itu yang bisa digumamkan Clarine. Ia sudah mencoba melepaskan ikatan pada tubuh Glassina begitu menyadari sumber bau yang diciumnya, tetapi nihil. Zoenoel mengurung gadis itu dengan segel pengunci yang hanya bisa dibuka oleh si pemasang segel. Clarine akhirnya memutuskan untuk membawah tubuh Glassina ke dalam toilet dan mulai membersikan kotoran gadis itu.

"Apa yang kau lakukan? Dasar lancang. Jangan sentuh tubuhku," protes sosok transparan Glassina.

"Aku tidak akan menyentuh tubuhmu," sangga Clarine. Ia memang berniat menggunakan segel untuk melakukan semua pekerjaan pembersihan.

Saat membuka pakaian Glassina, Clarine sedikit tepaku melihat sesuatu yang ada di dada gadis itu.

"Kenapa? Kau tergoda dengan tubuhku? DASAR KAU GILA. MESUM. MANUSIA OTAK KOTOR." Sosok transparan Glassina mulai histeris dan berusaha menyerang Clarine. Untung saja mereka tidak bisa bersentuhan sehingga rambut Clarine untuk saat ini aman dari jambakan maut.

Mengabaikan respons Glassina, Clarine terus memandangi simbol keluarga Woranz yang terukir di dada kiri gadis itu. Jika dibandingkan dengan gambar segel yang ada di tengkuk Glassina, jelas ada beberapa perbedaan detail. Apalagi jika dibandingkan dengan segel di tangan Clarine. Ketiganya memiliki beberapa kesamaan, tetapi secara keseluruhan berbeda.

Setelah puas mengumpat dan bertindak gila. Glassina akhirnya berhenti mengamuk dan membiarkan Clarine memandikan tubuhnya dengan tenang. Glassina bahkan tidak berkata apapun hingga Clarine memakaikan pakaian bersih.

"Kapan jadwalmu untuk datang bulan?" tanya Clarine membuka percakapan seraya menyisiri rambut Glassina.

"Bukan urusanmu," jawab sosok transparan Glassina dengan ketus.

"Kita harus membersihkanmu lebih sering saat masa itu. Kau ingin kotoranmu bercampur dengan—"

"Dalam dua hari," jawab Glassina cepat. "Kalau tidak salah dalam dua hari lagi. Ah. Ini dia si pria terbaik di dunia." Nada sindiran terdengar semakin kental saat Glassina mengucapkan kalimat terakhirnya.

Clarine mendongak untuk melihat siapa yang datang, dan ia melihat Zoenoel. Tak lama. Pemuda itu langsung berbalik menembus portal.

Buru-buru Clarine mengejarnya.

Clarine mengira Zoenoel akan langsung berteleportasi entah ke mana begitu keluar dari portal, tetapi ternyata pemuda itu menunggunya di area pemakaman.

"Apa kata-kataku kurang jelas Clarine?" bentak Zoenoel. "Jangan dekati mereka." Pemuda itu memberikan penekanan kuat pada setiap suku katanya.

"Glassina juga manusia, Zoenoel. Ia memiliki kebutuhan untu—"

CONNECTIONWhere stories live. Discover now