21. ㅡLove Story

18K 1.5K 101
                                    

Jimin menoleh ke belakang dan ia semakin terkejut dengan seseorang yang mencengkeram erat lengannya.




"Pipi kok lama, Ayah?." Tanya Jihan sambil memainkan jaket Ayahnya.

"Uhm, mungkin Pipi perutnya masih sakit sayang."

"Kenapa Ayah tadi tidak ikut Pipi saja?."

"Tapi Pipi tadi bilang sebentar kok."

"Kalau sebentar kenapa Pipi lama?."

Jungkook terdiam disana, apa yang dikatakan putranya benar, Jimin sudah terlanjur lamaㅡ hampir 20 menit ia pamit ke toilet dan sebentar lagi pesawat menuju Azrael akan berangkat.

"Kita cari Pipi ya?." Jungkook menggandeng putranya dan berjalan kearah toilet.

•••

"Dimana Ibumu?." Ucap Alpha yang tak lain dan tak bukan adalah Ayah Jimin.

"K-Kau?!." Jimin menggeram dan menghempaskan tangannya.

"Dimana Ibumu?!."

"Kalau kau ingin Ibu kembali, semua terlambat."

"Apa katamu?!." Ayahnya menampar keras pipi Jimin.

"Kau dengar aku, Ibu akan mengurus semua surat cerai." Jimin mendorong Alpha itu. "Sudah cukup semua penderitaan yang kau berikan padaku dan Ibu! Kau memang tidak punya hati, kalau kau ingin mencari kesenangan, jangan usik Ibu lagi!."

"J-Jimin, katakan dimana Ibumu sekarang."

"Sampai aku matipun aku tidak akan memberitahumu, sekarang lebih baik kau pergi dan urus semua omega-omega yang kau puja sekarang." Kata Jimin menatap Ayahnya nanar lalu pergi meninggalkan Ayahnya.

"Pipi!." Teriak Jihan saat melihat Jimin keluar dari toilet.

"Sayang.." Jimin tersenyum lalu memeluk Jihan.

"Apa yang terjadi? Kenapa lama?." Tanya Jungkook.

"Oh, perutku sakit sekali. Maaf ya Pipi udah bikin Jihan khawatir?." Jimin menggendong putranya, Jihan tersenyum mengangguk.

Jungkook mengusap pipi Jimin yang memerah bekas tamparan ayahnya, namun Jimin dengan cepat menggelengkan kepalanya menandakan semua baik-baik saja.

Jungkook tersenyum lalu tangannya memeluk pinggang Jimin dan mereka bergegas menaiki pesawat.

Jimin tidak ingin Ayahnya menyakitinya dan Ibunya, ia berharap Ayahnya akan menyesal dan Ibunya hidup bahagia.

_____________________

13 Tahun Kemudian
_____________________

"Bukankah dia Jihan?."

"Ah kau benar, dia benar-benar tampan seperti ayahnya."

"Dan omega ayahnya sangat cantik."

"Omega cantik itu kan? Namanya Jimin? Dia benar-benar omega yang sangat cantik dan awet muda."

"Aku kalah dengannya, dia benar-benar cantik."

"Apakah aku bisa jadi mate-nya Jihan?."

"Kyaaaaaa."
Teriak dua omega laki-laki dan satu omega perempuan itu membuat Jihan tersenyum tipis.

Di umurnya yang ke 16 tahun, ia belum ingin mencari mate, ia ingin menikmati masa mudanya yang sekarang masih sekolah dan terkadang ia membantu Pipinya menanam buah di pekarangan.

My Beautiful Omega  [Kookmin]Where stories live. Discover now