13. ㅡNo One Gonna Change

14.3K 1.6K 172
                                    

"Bayi yang ada dalam kandungan-mu baik-baik saja tapi rahim-mu sangat lemah, jika kau meneruskanㅡ kau akan kehilangan nyawa-mu."



"Apa?." Wajah Jimin sangat pucat dan ia menatap Bae Johyun dengan nanar.

"Kau mengalami pendarahan secara terus menerus tanpa kau sadari dan itu membuat rahim-mu melemah." Bae Johyun menatap Jimin dengan iba, pasalnya ia merasakan apa yang Jimin rasakan sekarang.

"Aku tidak sabar menimang cucu kita, sayangㅡ."

Ia tidak ingin mengecewakan ibu mertuanyaㅡ ia ingin memberikan kebahagiaan untuk Pack barunya, ia ingin menjadi omega yang kuat bukan lemah seperti ini.

"Aku tak bisaㅡ." Airmata Jimin meledak, ia mengusap perutnya perlahan.

"Tapi Jiminㅡ nyawamu akan terancam kalau kau tetap melanjutkannya."

"Nyawaku tidaklah pentingㅡ yang terpenting sekarang adalah nyawa bayiku, aku akan memperjuangkannya meskipun nyawa yang menjadi taruhannyaㅡaku akan menanggung resiko." Jimin tetap dalam pendiriannya.

"Baiklah, aku sarankan setiap 2 minggu sekali kau periksakan kandunganmu Jimin."

"Terima kasih dokter."
Jimin tersenyum tipis dan meninggalkan klinik ituㅡ ia menaiki Uber menuju ke Penthouse mertuanya.

Omega cantik itu tetap tegar meskipun dalam hatinya ia sangatlah rapuh,ㅡ ia tidak bisa mengatakannya pada Jungkook dan Pack barunyaㅡ mereka akan memutuskan untuk membuang bayi-nya.

"Kau akan baik-baik saja nakㅡ aku akan melindungimu dan aku tidak akan meninggalkanmu karena kita akan bersama-samaㅡ." Pikir Jimin sambil mengusap perutnya.



Jungkook berlari ke Penthouse kedua orangtuanya, yang pertama ia cari adalah omega-nyaㅡ ia menghela nafas lega melihat omega-nya duduk ditepi ranjang.

"Sudah pulang?." Sapa Jimin tanpa melihat suaminya.

"Kau baik-baik saja?." Jungkook mendekati omega-nya.

"Apa aku terlihat tidak baik-baik saja?." Jimin tersenyum dan berdiri lalu melepas jas Jungkook.

"Kau pingsan di Supermarket kan?."

Jimin terkejut tapi dengan berbagai cara ia menyembunyikan kesedihannya.

"K-Kenapa kau bisa tahu?."

"Kau ingat Yeri?." Jungkook meletakkan keningnya di kening Jimin.

"Y-Ya?."

"Dia mengirimiku gambarmu pingsanㅡ dan aku mencarimu di Supermarket tapi tidak bertemuㅡ sampai kau mengabariku kalau kau sudah sampai rumah, apa dia berbuat sesuatu?."

"Tidakㅡ aku hanya sedikit pusing tadi, jangan khawatir." Jimin tersenyum dan kali ini senyuman itu palsu.

"Dia dulu teman masa kecilkuㅡ dia menginginkanku sebagai mate tapi aku hanya menganggapnya sebagai teman." Jungkook menjelaskan dan Jimin hanya menggumam. "Katakan padaku jika kau ada sesuatu Jimin? Jangan pernah sembunyikan apapun dibelakangku." Tambah Jungkook memeluk Jimin dengan eratnya.

My Beautiful Omega  [Kookmin]Where stories live. Discover now