Pada persimpangan hari yang kembali mengingatkanku di hari kita memutuskan berhenti
Aku menenggak sedikit rasa pahit yang tak terhingga
Kemudian rasa itu membekap bibirku dalam bisu
Hingga tak mampu kuteriakkan bahwa aku hari ini masih rindu
Masih berharap kamu kembali dan mengistimewakanku seperti dulu
Rasanya mustahil ya, ketika justru kamu bersikap seolah Tuhan tidak pernah membuatmu mengenalku?
Padahal pernah ada beberapa janji yang kau sebut berarti untukku di waktu lalu
Raga ini sudah mati semenjak kalimat selamat tinggal yang kau ultimatumkan tanpa interupsi
Lalu kenapa dia masih menggigil saat perih menusuk kulit saat melihatmu bersama yang lain?
Kalau kamu saja bisa melupakan kisah kita, kenapa aku tidak bisa?
Kalau kamu saja yang mengatakan janji bisa lupa, lalu kenapa aku yang hanya mendengarnya mustahil melakukannya?
Kalau kamu saja yang mengatakan kita akan bersama, lalu kenapa aku yang patah saat sadar inginmu kala itu hanyalah kebohongan belaka?
Kenapa rasanya sulit melupakan sesuatu yang padahal sudah tak lagi ada?
Kenapa rasanya sulit melupakan sesuatu yang bahkan hanyalah bualan belaka?
Kamu penjahat, lalu kenapa aku masih tetap cinta?
--dari yang terluka dan belum sembuh hingga hari ini
⌂⌂⌂⌂
hai, temen-temen! ketemu lagi sama sea di cerita baru, doain sea semoga bisa konsisten nulis cerita ini, ya. karena ini bener-bener lagi mepet banget jadwalnya sama tugas, but sea pengin tetep produktif nulis lagi kayak dulu!
semoga kalian suka sama cerita ini ya, jangan lupa vote dan komen sayang-sayang acuh!
with love,
searani.
21 maret 2018.
YOU ARE READING
Reabsorb
Teen Fiction"Kita hanyalah luka-luka yang tak sengaja berjumpa." Azilia yang kehilangan cinta pertamanya, Kala yang kehilangan sahabatnya, Abgari yang kehilangan arti keluarganya, Crazia yang kehilangan segala kebahagiaannya. Lalu mengapa mereka atidak saling...