LELAKI BODOH

4.7K 140 8
                                    

Pagi ini di rumah Rio terlihat begitu canggung. Rio yang baru saja bagun dan mendorong kursi rodanya ke meja makan merasakan hawa tidak enak yang mengelilinginya. Terlebih saat Rio melihat papa mertuanya sedang menatapnya dengan intens, dan itu yang membuat Rio sedikit takut.

Ify berjalan dari arah dapur sambil membawa nampan yang berisi semangkuk sup panas, beberapa lembar roti yang berisi selai nanas, dan satu botol air putih beserta gelasnya. Ify menaruh makanan tersebut diatas meja makan kemudian kembali ke dapur untuk menaruh nampan.

"Sayang, kamu mau makan apa? Sup atau roti?" tanya Ify kepada Rio.

Rio tak menjawab dia hanya diam, seperti ada yang dipikirkan olehnya.

"Kak Rio" panggil Ify, namun belum ada sahutan dari Rio.

"Kak Rio!" panggil Ify lagi dengan nada sedikit meninggi.

"Eh, ii.. Iya apa?" tanya Rio gelagapan.

"Kakak kenapa sih? Kok kayaknya kakak aneh banget hari ini" ucap Ify sembari memandang suaminya.

"Nggak, nggak papa. Aku makan sup aja Fy" ucap Rio.

Ify mengambilkan semangkuk sup untuk Rio. Kemudian dia menyuapi suaminya hingga sup tersebut habis.

****

Cakka berlari menuju ke rumahnya, ketika dia sampai di depan satpam rumahnya tidak mengijinkan dia untuk masuk, karena itu sudah perintah dari mama Cakka. Cakka terus memaksa pak satpam untuk membuka pagar dan pak satpam bersih keras untuk tetap tidak membukakan pintu untuk Cakka.

"Mama keluar ma, ini Cakka. Cakka mau ngomong sama mama. Please ma keluar" teriak Cakka sambil menarik-narik pagar sehingga mengeluarkan bunyi.

"Kamu itu tahu sopan santun nggak sih? Udah sana pulang, mama kamu itu udah nggak butuh kamu lagi tahu" usir pak satpam.

"Mamam..... Keluar....." bukannya pergi Cakka kembali berteriak.

"Kamu itu jangan buat gaduh disini, nanti kalau tetangga pada keluar gimana?" ucap pak satpam.

"Biarin, kalau perlu saya rusak ini pagar biar bisa masuk"

"Maaaaa" teriak Cakka, entah untuk yang keberapa kalinya. Tak hanya itu Cakka juga berusaha untuk mendobrak pagar dihadapannya.

Seorang wanita keluar dari rumah karena mendengar kegaduhan di luar rumahnya. Mama Cakka memandang marah anaknya itu, dia memang tak mengenal sopan santun, tidak tahu cara bertamu yang baik dan benar.

"Kamu mau apa lagi kesini? Bukannya saya udah pernah bilang jangan pernah menginjakkan kaki mu lagi disini. Bahkan didepan pagar sekaligus" ucap mama Cakka.

"Ma, Cakka mau minta maaf. Maafin Cakka ma maaf" ucap Cakka sambil menundukkan kepalanya.

"Apa kamu bilang? Ma? Saya bukan mama kamu! Dan saya tidak pernah merasa melahirkan anak seperti mu!!!"

Hati Cakka bagai disambar petir mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan dari mulut mamanya. Apa dia sudah benar-benar tidak dianggap disini?

"Lebih baik kamu pergi dari sini!!" usir mama Cakka.

Dengan perasaan yang sukar untuk dijelaskan Cakka berjalan menjauh dari rumahnya sendiri. Hatinya begitu sedih mendengar mamanya dengan lantang mengucap bahwa dia bukan anaknya, ini memang salahnya tidak salah jika mamanya begitu membencinya.

"Cakka"

Baru beberapa langkah Cakka mendengar suara lembut itu memanggilnya, suara yang sudah sangat lama dia rindukan. Suara hangat dan lembut yang selalu menemaninya dulu.

MENUNGGU [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang