PENGADILAN

7.5K 256 42
                                    

Via kini sedang berada di perjalanan menuju rumah Alvin, tadi pagi Alvin mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengannya untuk membahas soal sidang yang akan dilaksanakan besok. Sebenarnya Alvin mengajak Via bertemu di cafe yang sama seperti beberapa hari lalu, tapi Via menolak ia malah meminta alamat rumah Alvin. Ya kalian tau sendiri lah alasan Via apa, ia takut jika tiba-tiba Alvin pergi gitu aja tanpa membayar makanannya hanya demi tiga anak kembarnya yang belum diberi makan.

Kini Via telah tiba di depan rumah Alvin, rumah yang megah dengan cat hijau telur. Via menekan bel yang ada di samping pintu berdesain kayu dengan ukiran naga. Tak lama seorang lelaki tua membukakan pintu untuknya.

"Selamat pagi menjelang siang, anda siapa? Ingin bertemu siapa? Semalam berbuat apa?" Tanya seorang Kakek.

"Ehm kek nama saya Via, mau bertemu sama Alvin, semalam saya di rumah kek nggak berbuat apa-apa" Ucap Via, lah? Kenapa dia ngeladenin pertanyaan kakek yang terakhir?

"Oh iya, tadi Alvin sudah mengatakan pada saya kalau pengacaranya akan datang ke rumah, dia masih mandi sekarang. Oh ya saya mau mengatakan suatu hal dengan mu" Ucap Kakek, kepalanya celingak-celinguk kesana kemari, setelah di rasa keadaan aman, ia menyuruh Via untuk masuk ke dalam.

"Begini saudari Via, ah iya sebelumnya perkenalkan nama kakek Jotama lengkapnya Ewardi Ijotama, kakek adalah kakeknya Alvin. Biar lebih singkat panggil aja kakek Jo, ah jangan panggil aja kakek Tama, ah jangan-jangan panggil aja...... Kira-kira kamu punya nama yang pas nggak buat kakek?" Ucap si Kakek, ia malah bertanya pada Via perihal nama yang cocok untuknya.

"Ehm, gimana kalau kakek Ijo aja" Saran Via.

"Ah iya-iya, mulai sekarang kau bisa memanggil ku dengan sebutan kakek Ijo." Ucap si kakek langsung menjabat tangan Via.

"Ah iya kek, tadi katanya kakek mau ngomong sesuatu soal kak Alvin." Ucap Via, ia mencoba mengingatkan sesuatu pada kakek Ijo.

Kakek Ijo mencondongkan tubuhnya ke depan Via, Via dengan spontan menarik tubuhnya ke belakang. Kakek Ijo Lagi-lagi menyapukan matanya ke seluruh ruangan, setelah ia memastikan keadaan aman ia kembali duduk ke posisi semula.

"Apa kau bisa memenangkan kasus ini? Ku dengar Kiki, ah iya dia adalah karyawan Alvin yang sudah melakukan penggelapan uang. Ku dengar dia memiliki pengacara yang sangat hebat. Dan kakek harap kau bisa memenangkan kasus ini, karena jika sampai kau kalah dalam kasus ini. Entah apa yang akan terjadi pada cucu kesayangan ku itu" Cerita Kakek Ijo kemudian menggelengkan kepalanya.

"Memangnya kenapa kek jika saya gagal memenangkan kasus besok?" Tanya Via penasaran.

"Anak setres itu akan bunuh diri jika ia sampai kalah memenangkan kasus ini" Jawab kakek Ijo.

Via mengernyit bingung, kakek Ijo yang mengerti akan kebingungan Via langsung menjelaskannya.

"Ya, karena Kiki telah membuat perjanjian pada Alvin jika dirinya menenangkan kasus ini maka seluruh ikan milik Alvin akan dialihkan padanya. Pasti kau sudah tahu bukan jika Alvin maniak sekali dengan ikan. Kau tahu ikan kesayangan Alvin?" Tanya kakek Ijo.

"Kika, Kiko, sama Keke." Jawab Via.

"Ya benar, dulu Alvin memiliki empat ikan kesayangan namanya kika, kiko, keke, dan kiku. Tapi sayang, kiku sudah mati karena faktor U dan kau tahu Via? Karena kematian kiku, Alvin sampai mengurung dirinya dikamar, ia tak mau makan, bahkan setiap kali kakek lewat depan kamar Alvin kakek selalu dengar Alvin manggil-manggil nama kiku" Cerita kakek Ijo yang dapat membuat Via cengo, segitu cintakah Alvin sama Ikan-ikannya itu? Pikirnya.

"Jadi kakek mohon agar kamu memenangkan kasus ini Via. Kamu bisa?" Ucap kakek Ijo, Via mengangguk mantap.

"Via bisa"

MENUNGGU [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang