KETAHUAN

5.6K 196 15
                                    

Ray membawa Ify keliling London, sambil tetap fokus menyetir Ray mengajak Ify berbicara namun sepertinya Ify sedang malas diajak bicara, buktinya sejak tadi perkataan Ray sama sekali tidak digubris olehnya.

Ray menepikan mobilnya ditepi jalan. Kini dia menatap Ify yang melamun, entah apa yang dilamunkan gadis itu. Ray memegang pergelangan tangan Ify lembut, membuat Ify tersadar dari lamunannya.

"Lagi mikirin apa?" tanya Ray

Ify hanya diam, dia bingung harus mengatakan apa. Apa dia harus berkata jujur pada Ray bahwa dia sudah pernah menikah? Dan statusnya sekarang adalah janda, serta mengatakan bahwa Rio yang mereka temui kemarin adalah mantan suaminya? Ify benar-benar bingung.

"Kalau ada yang kamu mau bicarain. Katakan saja, jangan melamun" ujar Ray, lagi-lagi membuyarkan lamunan Ify.

"Nggak, nggak ada yang mau aku bicarain. Aku cuma capek aja mungkin. Ya udah kita pulang saja" kata Ify berbohong, jujur dia bingung.

Ray kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, sebenarnya sejak tadi Ray sudah membaca gelagat Ify yang tidak beres, bahkan semenjak dirinya dan Ify bertemu dengan Rio dan Gabriel kemarin di cafe. Tapi Ray tidak mau menebak sembarangan, dia percaya jika waktunya tiba semua pertanyaannya akan terjawab.

*******

Rio mendudukan dirinya di tempat sauna yang ada di ruang belakang dekat kamar mandi apartemen, suhu ruangan sauna yang sudah hangat ditambah oleh Rio hingga suhu tak lagi hangat namun memasuki panas. Tubuh sixpack Rio tercetak dengan jelas bercampur dengan keringat membuat pemuda itu semakin terlihat tampan.

Rio memejamkan matanya, membiarkan keringat yang ada di dahinya itu turun perlahan ke wajah kemudian tubuhnya. Padahal sudah lima belas menit lebih dia disini, seharusnya Rio sudah keluar dari tempat sauna.

Pikiran Rio kembali ke Ify, sakit hatinya saat Ify tak mengakuinya sebagai suaminya. Pikiran Rio saat ini hanya Ify, Ify, dan Ify tidak yang lain.

"Fy, kenapa harus seperti ini? Bukan ini yang aku ingin kan" lirih Rio, kemudian ia menyudahi mandi saunanya.

Setelah itu Rio langsung menuju dapur untuk memasak nasi goreng, karena dia memang lapar dan kebetulan Gabriel masih ada urusan di luar sana. Saat sedang menyiapkan bahan-bahannya, tanpa sengaja mata Rio melihat bekas gelas susu coklat buatan Gabriel tadi pagi, Gabriel memang menyukai coklat berbeda jauh dengannya yang membenci coklat karena alergi.

Melihat susu coklat Rio jadi teringat Ify, dulu saat mereka masih menyandang status sebagai suami istri Ify pernah membuatkannya susu coklat sebelum berangkat kerja dan otomatis dirinya langsung marah dan memaki Ify. Mengingat itu Rio jadi menyesal, tak seharusnya dia berkata kasar pada Ify saat itu karena Ify memang belum tahu siapa dia dan apa yang disukai atau dibenci olehnya. Seharusnya dia mengatakan dengan baik-baik. Namun apa daya nasi sudah menjadi bubur, masalalu tidak bisa dia ulang, tapi dia janji akan memperbaiki kesalahannya yang dulu dan tidak akan dia buat keselahan-kesalahan berikutnya.

Tapi, apa kabar dengan Ify? Apa gadis itu mau menerima dirinya kembali? Terlebih Ify sudah mempunyai Ray yang Rio lihat sepertinya pemuda itu baik dan sepertinya juga mencintai Ify. Namun Rio tidak akan berhenti memperjuangkan Ify, jika dulu Ify yang memperjuangkannya kini giliran Rio. Status Ray dan Ify masih pacaran bukan? Itu perkara mudah untuknya memisahkan mereka berdua secara halus. Lagian Rio punya semboyan 'selama janur kuning belum melengkung semua berhak menikung' dan ini saatnya Rio memperjuangkan Ify kembali.

********

Malam ini Ray mengajak Ify ke London bridge tempat romantis di London. Ray menggenggam tangan Ify lembut dan mengajak gadisnya itu berjalan-jalan. Saat tengah asyik menikmati pemandangan malam yang indah tiba-tiba saja mereka bersimpangan dengan Rio dan Gabriel yang kebetulan juga sedang berjalan-jalan.

"Kak Gabriel, kak Rio" panggil Ray.

"Eh Ray, lagi jalan-jalan sama Ify ya? Tanya Gabriel yang dijawab dengan anggukan oleh Ray.

Sejak tadi Rio terus memandang kearah Ify yang sedari tadi hanya menundung sambil memainkan ujung bawah bajunya, Ify bukannya tidak tahu kalau Rio dan Gabriel ada disana. Ify jelas-jelas tahu kehadiran mereka berdua, namun dia merasa agak risih saat Rio memandangnya dengan tatapan yang menurutnya aneh.

"Fy, kok kamu diam saja dari tadi diam saja. Kamu sakit?" tanya Rio, dengan sengaja Rio menempelkan tangannya ke kening Ify. Ini adalah taktik awal.

Ray dan Gabriel yang mendengar ucapan Rio langsung menoleh ke arah Ify yang wajahnya memang pucat. Bukan pucat sakit, melainkan pucat takut entah dia jadi takut dekat dengan Rio.

"Udah kali kak megang keningnya Ify. Betah amat perasaan" ketus Ray, dia menarik Ify agar dekat dengannya.

"Salah ya perhatian sama mantan istri tercinta?" ucap Rio sambil menekan kalimat 'mantan istri'

"Mantan istri? Maksudnya?" tanya Ray, bukan dia tidak menangkap maksud perkataan Rio, tapi dia hanya ingin memastikan.

"Ya maksudnya Ify itu mantan istri aku" ucap Rio dengan gampangnya kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka.

"Ucapan kak Rio tadi bohongkan?" tanya Ray

"Fy, kamu udah besar kakak harap kamu bisa selesaiin masalah mu sendiri. Lebih baik kamu jelaskan semuanya pada Ray" setelah itu Gabriel langsung menyusul Rio.

"Fy, jelasin" ucap Ray.

"Ya, kak Rio mantan suami ku"

Pada akhirnya Ify mengatakan yang sejujurnya pada Ray.

MENUNGGU [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang