GOODBYE

8.6K 253 35
                                    

Pada akhirnya aku benar-benar pergi meninggalkanmu
Melepas semua kenangan buruk antara kau dan aku
Aku harap di kehidupan selanjutnya aku bisa bahagia
Tanpa kehadiran mu

Ify mengemas beberapa pakaiannya ke dalam koper semenjak kejadian Rio yang secara tiba-tiba datang ke rumah Gabriel dan menangis meminta maaf kepadanya membuat gadis itu merasa harus meninggalkan negara ini, ya benar Ify akan pergi ke London untuk melanjutkan kuliah S2-nya disana. Disamping itu Ify juga ingin melupakan Rio, dia benar-benar ingin memulai hidup baru.

"Fy, kamu yakin sama pilihan kamu?" Tanya Gabriel, lelaki itu sejujurnya masih tidak tega melepas Ify ke London.

"Ify yakin Kak" Kata Ify, dia telah selesai mengemas pakaiannya dan barang-barang yang diperlukannya.

Gabriel tak tahu harus berkata apalagi, segala upaya dilakukannya agar Ify tidak jadi pergi ke London, namun keputusan Ify sudah bulat. Gadis itu ingin sekali pergi dari kehidupan Rio, melupakan lelaki yang pernah menjadi luka terbesar dalam hidupnya.

"Kakak harus menghubungi Shilla."

"Jangan Kak, Ify mohon."

Ify mencegah Gabriel yang ingin mengirim pesan kepada sang adik, Ify tahu betul seperti Shilla itu gadis itu pasti akan mencegah kepergiannya nanti. Melihat tatapan memohon Ify membuat Gabriel mengurungkan niatnya untuk memberitahu sang adik, Gabriel keluar dari kamar Ify mempersiapkan mobil yang akan mengantarkan gadis itu ke bandara.

Sementara itu Ify melihat foto dirinya dan kedua sahabatnya yang terselip di dompet, dia mengambil foto tersebut tanpa disadari air matanya menetes membasahi pipi. Selama bersahabat Ify tidak pernah menyembunyikan apapun dari mereka dan baru kali ini dia pergi jauh tanpa berpamitan, Ify harap mereka tidak akan kecewa.

"Maaf." Lirihnya, memejamkan mata buliran bening itu kembali menetes.

Ify kembali memasukkan foto tersebut kedalam dompetnya kemudian bergegas keluar rumah dan pergi menuju bandara. Ify memperhatikan setiap sudut ruang yang ada di rumah, rumah yang selama ini menampungnya dan memberikannya kehangatan, meskipun pada awalnya sang tuan rumah menolak mentah-mentah kehadirannya, namun siapa yang menyangka bahwa akhirnya rumah ini akan menjadi kenangan baginya.

Saat melewati pintu dia teringat kejadian malam itu membuat hatinya kembali sakit, reka adegan saat Rio datang sembari menangis membuat hatinya tersayat. Bohong jika Ify sudah tidak mencintai Rio, tetapi alangkah bodohnya dia jika masih bertahan dengan perasaannya yang selalu disakiti, jadi dia memilih untuk pergi.

"Udah siap?" Tanya Gabriel, Ify mengangguk.

Gabriel memasukkan koper Ify kedalam bagasi mobil, sedangkan Ify kembali menatap rumah Gabriel.

"Ayo Fy." Panggil Gabriel.

Ify langsung masuk kedalam mobil dan pergi menuju bandara, dia harap ini adalah keputusan yang tepat.

***

Debo harus buru-buru ke kantor sekarang juga saat ia mendapat pesan dari Irsyad bahwa Rio sudah tidak lagi menjadi direktur disana, bahkan perusahaan sudah berpindah tangan. Sejak tadi ia menunggu taksi lewat, tapi tidak ada satupun sekalinya ada taksi itu sudah memiliki penumpang.

"Taxiii...." Teriak Debo tangannya mengulur memerintahkan taksi tersebut untuk berhenti.

Debo langsung memasuki taksi tersebut dan memberitahu alamat tujuannya, namun tiba-tiba seorang gadis dengan lancangnya masuk kedalam taksi yang ditumpanginya.

"Pak ke bandara sekarang, cepat"

Debo menoleh melihat gadis bersurai hitam yang entah darimana sudah duduk disampingnya.

MENUNGGU [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang