KARMA !!!

6.8K 244 16
                                    

Siang ini Ify sedang berjalan-jalan menikmati pemandangan di London, ia tak sendiri ia bersama Oik juga Obiet. Mereka bertiga saat ini sedang ada di Pelayaran Sungai Thames, bahkan mereka sudah satu jam diatas perahu. Obiet dan Oik yang sudah pernah menaiki kapal tersebut, sedikit memberi penjelasan tentang apa saja yang dapat di lihat dari atas perahu.

"Wah, bagus banget" ucap Ify memandang kagum pesona sungai thames.

"Lebih bagus lagi kalau malam Fy, karena lampu-lampu warna-warni bakal dinyalain. Terus kita bisa liat biang lala yang berputar dari sini" kata Oik, sambil menunjuk biang lala yang belum beroperasi.

"Dan lebih bagus juga kalau kita cuma berdua Ik, tanpa Ify. Kan biasanya kalau cewek cowok berduaan itu yang ketiganya...."

"Apa? Maksudmu aku ini setan?" sembur Ify sambil berkacak pinggang.

"kamu sendiri loh yang bilang kalau kamu setan bukan aku" bela Obiet.

"udah-udah yuk kita kesana" Oik menyudahi pertengkaran Ify dan Obiet. Keduanya bahkan tidak tahu jika perahu yang mereka tumpangi sudah habis waktunya.

***

Cakka membanting hasil laporan perusahaan sehingga kertas-kertas yang ada di dalam map berserakan. Apa-apaan ini? Kenapa laporannya selalu tak balance? Cakka menekan nomor 2 pada telepon yang menghubungkannya langsung pada Riko.

"Ke ruangan saya sekarang!" ucap Cakka, tanpa menunggu jawaban Riko Cakka langsung menutup teleponnya.

Tok.. Tok..

"Masuk" Cakka mempersilahkan seseorang di luar sana untuk masuk.

"Permisi pak" ucap Riko, pegawai yang baru saja di teleponnya.

"Ya silahkan duduk" Cakka mempersilahkan Riko untuk duduk.

"Bagaimana perkembangan perusahaan saat ini?" tanya Cakka.

Riko terdiam saat atasannya bertanya demikian, dia bingung harus menjawab apa.

"Perkembangan? Ehmm... Maaf pak sebelumnya kalau boleh saya jujur perusahaan saat ini sedang krisis keuangan bisa dibilang perusahaan diambang garis merah pak. Kalau masalah ini nggak diselesaikan secara cepat saya rasa perusahaan ini tidak akan bertahan lama" jelas Riko.

Cakka menatap tajam ke arah pulpen yang tergeletak diatas mejanya, kenapa ini? Bagaimana bisa perusahaan mengalami krisis keuangan? Padahal dia sudah mengatur semuanya dengan baik.

"Lalu soal laporan yang tidak balance ini kamu bisa jelaskan ke saya?" tanya Cakka sambil menyodorkan map berwarna biru ke arah Riko

"Untuk itu saya sudah cek semua pak. Saya sudah memeriksa seluruh hasil laporan dan memang hasilnya tidak balance. Saya sudah coba berulang kali, tapi hasilnya tetap saja tidak balance" jawab Riko.

"Kamu yakin?" tanya Cakka sekali lagi.

"Saya yakin pak. Maaf pak sebelumnya apa masih ada yang ingin bapak bicarakan? Kalau tidak saya permisi, masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan" ucap Riko.

"Tidak, sudah sana kamu pergi" suruh Cakka.

"Permisi pak" pamit Riko setelah itu keluar dari ruangan Cakka.

***

Rio sekarang berada di rumah Alvin dia tak sendiri pak Athana juga ikut bersamanya, beliau sudah pulang dari rumah sakit dua hari lalu. Pak Athana dan kakek Ijo terlihat sedang membicarakan persoalan yang serius, mungkin ini soal Alvin.

"Terus terang saja saya sedikit berat jika harus melepas Alvin begitu saja, tapi mau bagaimana lagi Alvin harus kembali ke keluarga yang sebenarnya" ucap kakek Ijo.

MENUNGGU [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang