38-Thirty Eight

167K 7.5K 654
                                    

Inilah bagian dari ingatan yang kusukai, masih ada aku dan kamu. Meskipun itu telah lama usai.

***

Naya memegangi perutnya yang terasa sakit. Sedari tadi, ia tak henti-hentinya tertawa karena ulah Kenan. Kenan terus saja melontarkan berbagai lelucon kepada Naya, mulai dari yang tidak lucu hingga yang sangat lucu sampai membuat Naya sakit perut.

"Udah dong kak, perut aku sakit" Ucap Naya masih dengan tawanya.

Kenan menjadi tersenyum, "Oke"

Saat ini, Kenan dan Naya sedang berada di Kota tua. Sudah berjam-jam mereka berada disini, namun mereka sama sekali tak berniat untuk pergi meninggalkan tempat ini.

Kenan bangkit dari duduknya dan pergi menuju salah satu Kios yang terletak tak jauh dari tempat Kenan dan Naya duduk.

Kenan kembali dengan membawa dua botol air mineral dingin ditangannya. Saat ia sudah kembali di duduknya, Kenan langsung saja memberikan salah satu air mineral itu pada Naya.

"Minum dulu"

Tangan Naya terulur untuk mengambil air mineral yang disodorkan oleh Kenan.

Naya langsung meneguknya hingga air mineral itu hanya tersisa setengah botol.

Kenan menatap langit, langit yang awalnya cerah kini sudah berubah menjadi sedikit kekuningan. Menandakan bahwa hari telah menjadi Sore.

"Na, udah sore, gak mau pulang?" Tanya Kenan.

Naya menatap langit di atasnya, "eh iya, ayo kak"

Naya bangkit dari tempat duduknya dan meraih slingbag nya untuk ia pakai. Kenan yang melihat Naya sudah bangkit, akhirnya ikut bangkit dari kursinya.

Kenan langsung saja meraih tangan Naya, kini mereka berdua bergandengan. Naya sendiri hanya tersenyum, ia sama sekali tak protes dengan perlakuan Kenan.

Selama peejalanan menuju mobil, mereka berdua mengisinya dengan obrolan ringan. Mulai tentang sekolah hingga keluarga.

Naya berhenti sejenak saat ia melihat seorang pedagang permen kapas. "Kak, aku mau beli" Ucap Naya dengan menunjuk pedagang itu.

Kenan menoleh, "Ayo"

Saat sampai didepan pedagang itu, Naya langsung saja memesan permen kapas yang ia inginkan. Ia memesan permen kapas dengan bentuk hati.

"Kakak gak pesan?"

Kenan tersenyum, "Nggak"

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan Naya sudah selesai. Ia segera mengambil permen kapas yang disodorkan oleh pedagang itu.

Tangan yang satu nya terulur untuk mengambil uang dari tasnya, namun ia kedahuluan oleh Kenan. Kenan telah menyodorkan uang terlebih dahulu ke pedagang itu.

"Mas, gak ada uang kecil? Ini saya baru buka jadi belum ada kembalian" ucap pedagang itu dengan mengangkat selembar uang berwarna biru ditangannya.

"Buat ibu aja kembaliannya"

Seketika mata pedagang itu berbinar, "Wah, terima kasih mas."

Cold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang