CHAPTER 12

1.5K 63 21
                                    

"Kamu ke lantai 2, aku di sini" kata Shikadai memutuskan.

"Eh, enaknya ngatur-ngatur? Bareng² aja. Udah mau sore" kata Sarada tidak menyetujui.

"Kalo kita bareng, bisa aja tengah malam masih disini Sar. Udahlah...." kata Shikadai.

"Hah... Ya sudah" Sarada segera menaiki tangga menuju lantai 2.
.
.
.
.
.
.

'Kenapa Sarada bisa di sini?' tanya Boruto dalam hati.

"Berdebu sekali... Ya pantaslah, rumah kosong" kata Sarada sambil berjalan perlahan-lahan.

"Mana udah jam ½ 6 lagi.." keluh Sarada.

"Pssst.... Sarada!" bisik Boruto yang membuat Sarada kaget.

"Boruto!?" Sarada terkejut melihat Boruto sedang mengintip dirinya lewat pintu.

"Sssstttt!!!! Sini deh" ajak Boruto.
.
.
.
.
.

"Ada apa Boruto?" tanya Sarada to the point. "Kenapa kamu bisa disini?".

"Kamu kesini sama siapa?" tanya Boruto. "Aku kesini sama Shikadai, temanku. Kenapa?" tanya Sarada.

"Antarkan aku ke dia sekarang" perintah Boruto. "Eh, kenapa?" tanya Sarada bingung.

"Antar aku ke dia sekarang" perintah Boruto dengan tegas. "Ah i-iya..." Sarada segera memandu Boruto untuk menuju lokasi Shikadai.
.
.
.
.
.
.

"Shika!!" panggil Sarada. "Kenapa? Dah selesai?" tanya Shikadai yang masih tetap melukis.

"Pacarku ingin bertemu dengan mu" kata Sarada yang membuat Shikadai diam seribu bahasa.

'Boruto?' Shikadai segera menolehkan kepalanya ke arah Sarada dan Boruto dibelakangnya.

"Oh, Boruto lama tak jumpa kawan. Apa kabar?" tanya Shikadai sesuai rencananya, Naruto, dan Sasuke.

'Eh? Kawan? Apa mereka saling kenal?' Sarada kebingungan saat Shikadai menyapa Boruto seperti menyapa kawan lama.

"Kau...." Boruto segera melangkah maju ke arah Shikadai dan segera mencengkeram kerah bajunya.

"Eh Boruto! Apa yang kau lakukan!? Cepat lepaskan!!" Sarada berjalan cepat ke Boruto da menarik-narik baju Boruto.

"Kenapa Shika!! Kenapa kamu membongkar rahasiaku ini!!? Kenapa kamu membongkar rahasiaku yang sudah menjadi arwah ini Nara!!!??" Boruto mengeluarkan air matanya seraya membentak Shikadai.

Deg!!

'A-apa yang Boruto bilang? Dia arwah? Hantu maksudnya?" tanya Sarada yang kaget setengah mati. Dia melepaskan cengkraman tangannya yang semula berada di baju Boruto.

"Boruto. Ini bukan salahnya. Kita yang menyuruhnya" seseorang menjawan dengan suara bass seakan menjawab pertanyaan Boruto. Sarada yang merasa mengenal suara itu segera menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

"Papa, Paman Naruto!?" Sarada kaget melihat Sasuke dan Naruto di rumah kosong itu.

"Boruto, ayah tau kau sangat mencintai Sarada. Tapi...".

"Ayah jahat! Kenapa aku tidak dibolehkan dekat dengan perempuan ayah!!??" Boruto memotong ucapan Naruto.

"Tapi, lihat keadaanmu sekarang nak, kamu bukan manusia. Kamu seharusnya sudah di alam baka sana. Tetapi kamu malah menetap di sini karena kamu mencintai seorang perempuan. Ayah pasti yakin kau mencintainya melebihi dirimu sendiri kan?" tanya Naruto.

"Iya pa...." bahu Boruto bergetar hebat karena menahan tangisannya.

"Ayah tau perasaanmu. Tapi kelakuanmu sudah melewati hukum alam nak... Seharusnya kau di alam sana, bukan disini..." Naruto mencoba menenangkan Boruto.

Sarada yang mendengar itu juga mau menangis. Sasuke segera merangkul bahu Sarada dan mengelus kepala anaknya.

"Sabar ya Sarada. Anak papa jangan nangis ya? Kamu kan kuat" Sasuke mencoba menenangkan Sarada.

"Hiks...hiks..." Sarada segera memeluk Sasuke dan menangis di pelukan Sasuke.

Sedangkan Shikadai? Dia hanya melihat drama gratis yang ada di hadapannya sekaligus merasa kasihan terhadap teman kuningnya itu.

"Sekarang kamu mau kembali ke tempat kamu yang sebenarnya?" tanya Naruto lagi. Boruto hanya menganggukan kepalanya.

Deg!!!

Mendengar hal itu, hati Sarada seperti dibelah menjadi 2. Mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur mencintai Boruto. Dan sekarang, Boruto ingin pergi meninggalkannya. Sarada hanya diam saja dan menangis di pelukan sang ayah.

"Aku akan pergi, tapi sebelum itu..." Boruto berjalan ke Sarada seraya melepas kalung yang sudah setia memeluk leher Boruto sejak kecil.

"Sarada, aku mau kamu membawa kalungku ini. Aku tahu kau sedih karena kepergianku ini. Jadi aku mohon, terimalah kalung ini ya. Kalung ini hanya untuk mengingatkanmu tentangku saja. Kalau kau sudah mencintai lelaki lain, jangan lupakan aku ya. Karena aku selalu mencintaimu" jelas Boruto sambil tersenyum manis. Sarada hanya mengangguk kemudian mengambil kalung itu.

Triiingggg!!!!

Boruto menoleh ke arah cahaya yang ada dibelakangnya. Dia hanya tersenyum pahit.

"Sepertinya aku harus pergi. Jaga diri baik² ya?" pesan Boruto sebelum meninggalkan Sarada.

Grep!!

Boruto hampir jatuh saat Sarada yang tau² memeluknya dengan sangat erat.

"Aku janji, aku tidak akan melupakanmu Boruto-baka" itulah yang bisa dikatakan Sarada.

Boruto tersenyum. Dengan perlahan, dia melepaskan tangan Sarada yang memeluknya dengan erat kemudian berjalan perlahan ke cahaya itu.

"Ayah, titip salam ke ibu dan Himawari ya. Dan tolong jaga Sarada ya yah...." pesan Boruto.

"Jangan khawatir, ayah dan Teme akan menjaga Sarada" kata Naruto.

"Baiklah kalau begitu, selamat tinggal semua...." Boruto memasuki cahaya itu kemudian menghilang disertai kelopak² bunga mawar yang berhamburan di situ. (Sekilas mirip Kung Fu Panda).

End

Akhirnya cerita ini selesai juga!!!

Jangan sedih, sesuai dengan perjanjian cerita ini memang sad ending.

Kalian mau kubikin epilog nya apa tidak?

Kutunggu jawaban kalian ya

769 kata

#salammie

I LOVE YOU ✔✔Where stories live. Discover now