"Hai, boleh gabung?" Suara laki laki itu membuatku malas. Siapa lagi kalau bukan Edward.
"Silahkan, lagi pula aku juga mau ke kelas" aku berdiri tapi dia menghalangiku.
"Kamu kenapa?" Tanyanya tepat di manik mataku.
"I'm fine" jawabku datar.
"Sorry" katanya lagi. Awalnya aku tak percaya, tapi setelah aku menatap nya tepat dimanik matanya, hanya terpancar ketulusan diwajahnya.
"Kemana kamu kemarin?" Tanyaku.
"Hanya Ada urusan sebentar" jawabnya. Aku hanya ber-oh panjang.
Lalu kami berbincang bincang setelah itu bel berbunyi. Kami segera masuk ke kelas.
"Kamu memaafkanku?" Tanya Edward di sela pembelajaran.
"Ya" jawabku singkat, karena aku sedang fokus dengan pelajaran.
"Um.. pulang denganku ya?" Tanyanya.
"Tapi aku pulang bersama lhea" jawabku. Memang benar nanti aku pulang bersama lhea.
"Oh" jawabnya kecewa. Oke, lebih kecewa aku tapi!
*
"Lauren! Maaf ya aku ada urusan hari ini... jadi gak bisa barengin kamu deh" ucap lheana. Aku sudah pulang.
"Pulang denganku?" Tanya Edward yang hanya aku balas dengan gumaman ya.
Sesampainya dirumah aku langsung meletakkan tas ku. Oke rumah ini sepi. Citra belum pulang, gaby juga entah kemana tapi tadi dia sempat mengirimku SMS. Katanya dia akan pulang agak malam. Huh dasar adik tidak pengertian!
Aku mandi lalu turun kebawah dan menyalakan televisi.
Deg!
Ada berita lagi.
Juga tentang pembunuhan.
Apa mungkin bukan binatang buas dalangnya?
Aku terus bertanya tanya pada diriku sendiri. Sampai aku merasa ada yang mengawasiku.
Aku menjadi tidak nyaman disini.
Aku mengganti channel nya. Ku paksakan untuk menonton DVD saja.
Aku menonton sendiri. Sampai malam sekitar jam 8. Lalu gaby masuk tanpa mengetuk pintu. Dia terlihat lelah.
"Aku ke kamar dulu ya" ujarnya lalu langsung berlari. Dia memegang... oke tepatnya memeluk boneka berwarna pink.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Mengapa citra tak kunjung pulang? Aku melihat ponsel ku yang ternyata terdapat SMS dari citra.
'Lauren, maaf tante gak pulang hari ini'
Sudah ku duga. Tapi aku senang juga akhirnya ia dapat menemukan kekasih yang tepat.
Ouch..! Tapi perutku sedang lapar sekarang. Aku ingin keluar membeli makanan tapi aku takut. Oke ini terkesan alay. Tapi bagaimana jika aku seperti korban korban yang diberitakan di televisi?
Ah aku singkirkan fikiran burukku. Aku menyambar jaket ungu ku dan langsung menuju ke supermarket untuk membeli beberapa cemilan.
Sepanjang perjalanan terasa baik baik saja.
Aku segera memilih lalu membayarnya dan keluar dari supermarket.
Oke, sampai sekarang jalanan masih tetap terlihat ramai.
Lalu aku merasa ada yang mengawasiku dari belakang.
Bulu kudukku berdiri.
Aku memberanikan diri untuk menengok ke belakang.
Deg!
Tak ada apa apa.
Ah mungkin hanya perasaanku saja.
Aku memperlebar langkahku.
Entah fikiranku sedang kacau atau apa, aku sampai di sebuah lorong gelap, tapi aku masih dapat melihat orang tersebut. Dia mendekatiku.
Aku mundur. Mundur. Dan..
Bruk!
Orang itu ambruk.
"Beraninya kau!" Teriak orang yang tadi mengejarku.
"Kau akan menanggung akibatnya" aku.. aku mengenal suara itu. Dia.. dia.. Edward.
Lalu orang itu menghajar Edward. Edward mengerang lalu langsung menyerangnya dengan tiba tiba.
Oke, dia tidak menyerang seperti yang orang lakukan jika berkelahi.
Dia mengoyak leher pria tersebut.
Aku menganga.
Aku tak dapat berfikir jernih sekarang.
Dia.. dia.. dia.. vampire!?
Bagaimana mungkin!? Vampire hanya ada didunia dongeng!
Aku ketakutan setengah mati.
Aku melihat jelas bagaimana Edward mengoyak leher pria tersebut. Darah segar mengalir dari leher pria itu.
Aku menegang. Karena sekarang Edward menatapku. Dengan tatapan tajam. Dia mendekatiku.
"Jangan sakiti aku! Jangan bunuh aku!" Teriakku ketakutan. Kurasa pipiku sudah basah sekarang.
"Tenanglah" katanya. Setelah aku melihat nya mengoyak leher pria tersebut, dia kira aku bisa tenang!?
"Kau.. kau bukan manusia" ucapku setengah berteriak. Aku takut sungguh takut.
"Ya, kamu benar" jawabnya datar.
"Lalu kamu apa?" Tanyaku.
"Kamu sudah tau" jawabnya.
Aku memberanikan diri "vampire?"
"Ya" tolong! Bicara ini hanya mimpi! Tak mungkin jika dia adalah vampire! Makhluk yang selama ini bersamaku adalah vampire!?
"Tolong kau jangan memberitahu kepada siapa pun tentang aku. Jika tidak.. kamu tau akibatnya kan?" Lanjutnya. Ya aku tau. Aku akan jadi seperti pria tersebut.
Aku mengangguk. Masih dengan pipi basah. Ya, aku menangis.
"Bagus" ujarnya.
Lalu aku langsung berlari sekencang yang aku bisa.
Aku langsung memasuki rumah, menutup serta menguncinya. Takut dia datang.
Aku sangat ketakutan.
Aku berlari ke kamar. Mengunci semua jendela.
Aku menangis dipojok kamar.
Bayangkan saja, siapa tidak syok melihat kejadian seperti tadi!?
Dan sungguh aku tak menyangka jika Edward, makhluk yang selama ini menemaniku adalah vampire.
Kenapa dia tak memberitahuku dari awal saja?
Lalu ponselku bergetar, tanda SMS masuk.
'Aku minta maaf' - Edward
Deg!
Aku gemetar.
Aku lemparkan ponselku.
Aku tak ingin bertemu dengannya besok.
Hai..
Maaf ya kalau jelek..
Terus baca my lover is vampire ya guys.. jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan votmen.
Kamis, 15 maret 2018.
YOU ARE READING
My Lover Is 'VAMPIRE'
Vampireaku beruntung mengenalnya, dia selalu melindungiku, membuatku nyaman, dan tersenyum. tapi dia mempunyai sisi yang awalnya tak ku ketahui. ya! dia seorang vampire. makhluk mitos yang sebagian orang percaya ia hanya ada di cerita dongeng belaka.
part 3
Start from the beginning
