26. surat

8.4K 313 79
                                    

Sepertinya kamu ingin berubah jadi manusia misterius?
.
.

Setelah diantar pulang Arlen. Queen berdiam diri di kamar, mengingat kejadian tadi dengan Arlen. Berkali kali ia memikirkan ucapan Arlen yang mengatakan bahwa dirinya risih pada Arlen, walau nyatanya tak seperti itu.
Akan tetapi hatinya juga merasa tenang, karena setidaknya ia tidak akan memberikan Arlen sebuah harapan, setidaknya dengan Arlen beropini seperti itu, Arlen akan menghapus perasaan kepadanya. Queen tidak mau menyakiti Arlen terlalu dalam.

Ingatan Queen tiba tiba teringat dengan surat. Matanya langsung menatap kotak berisi surat yang tadi ia taruh di atas meja rias. Ia pun berjalan menuju meja rias untuk mengambil kotak surat berukuran sedang itu untuk ia baca di kasur.
Queen mulai membuka surat pertama dan mulai membacanya.

Hi Queen
Gimana kabar lo? Lo baik baik aja kan?

"Gua baik baik aja kok" balas Queen. Surat itupun dilipat kembali dan ia simpan, lalu ia membuka surat berikutnya.

Gua kangen sama lo Queen. Kabar lo gimana?

Queen tersenyum membaca surat itu, "baik" gumam
Queen pelan.

Queen terus membaca surat surat berikutnya, yang hanya berisi maaf dan kabar Queen.

Gua minta maaf Queen. Gua gak mau kita jadi pisah gini, kapan gua bisa ketemu lo. Lo dimana sekarang? Kenapa gak bales surat surat gua? Gua bener bener minta maaf Queen.

Queen menautkan alisnya, bingung dengan isi surat.
"Ini surat dari siapa sih?"

Terdengar suara langkah kaki seseorang, Queen pun menengok kearah pintu yang kini menampilkan Rachel.
"Lo baca suratnya? Udah tau siapa yang ngirim?" Rachel menaruh tasnya di sofa lalu berjalan mendekati Queen, dan duduk diranjang.

"Gak tau nih dari siapa, gak ada inisial pengirim" Queen memberikan surat yang baru saja ia baca pada Rachel, Rachel pun membaca isi surat itu.

"Maksudnya apa? Inikan bahasa indonesia, mana gua ngerti Queen" Rachel menatap Queen kesal. Queen hanya nyengir tidak jelas, lalu mengambil surat itu kembali.

"Pokoknya semua isi surat itu hanya menunjukan, maaf, nanyain kabar gue dan dimana gue sekarang. Coba lo tebak, menurut lo siapa yang ngirim?" Queen melipat kedua tangannya di depan dada. Rachel yang mendengar penjelasan Queen berpikir dengan maksud isi surat tersebut. Keduanya hanya diam dan Queen melanjutkan membaca surat yang lain.

"Daniel?" Ucap Rachel pelan. Queen yang sedang membaca surat, langsung menoleh kearah Rachel.

"Daniel? Maksud lo apa sih? Gue sama Daniel gak ada hubungan apa apa, bahkan saat gue pergi ke Jepang aja dia gak berusaha ngehubungin gue Chel"

"Gimana mau hubungin lo, kalau nomor lo aja ganti?" Jawab Rachel ngotot, Rachel tetap pada pendiriannya siapa si pengirim surat tersebut.

"Tapi kan, kalau dia berusaha. Dia bisa minta nomor gue ke bunda, Dafa, Pricil atau Gavin kan? Satu tahun gue sekolah di Jepang, gak ada tuh Daniel hubungin gue. Cuman Pricil atau Gavin doang" Queen merapikan semua surat yang telah ia baca, tinggal 2 surat yang belum ia baca. Ia simpan surat dengan amplop berwarna biru dan pink itu kedalam nakas, dan kotak berisi surat itu ia simpan dibawah kolong kasurnya.

"Tapi, kalau bukan Daniel siapa? Lo curiga sama siapa? Gak ada kan? Cuman Daniel yang gak tau keberadaan lo, makanya Daniel selalu ngirim surat itu ke rumah lo. Itu opini gua aja sih"

"Tapi Chel. Bisa aja kan Gavin?" Queen duduk di sofa, kini tangannya beralih memegang laptop dan mulai membuka blognya.

"Gavin?" Rachel mengulang nama yang disebut Queen. Queen mengangguk mantap.

Friendzone | END |Where stories live. Discover now