7. Friendzone

10.1K 394 2
                                    

Kenapa, cinta dalam diam itu selalu mundur sebelum memulai? Apa tidak ada kesempatan sedikitpun untuk mereka yang mencintai dalam diam memiliki waktu kebersamaan dengan orang yang di cinta?
.
.
.
.

Bel sekolah berdering. Menandakan waktunya pulang sekolah. Semua siswa mulai berhamburan keluar kelas.

Tinggal tersisa Queen, Daniel dan Fika lah dikelas.

"Gue duluan ya" pamit Fika ramah pada Queen dan Daniel. Queen menatapnya dengan ramah. Setidaknya ia bersikap biasa saja pada Fika.

Jangan sampai hanya karena kejadiaan tadi saat pelajaran b.indonesia. Daniel dan Fika menjadi perhatian seisi kelas karena mereka disuruh Pak Rengga memperagakan salah satu dialog dalam drama, sehingga membuat seisi kelas mengatakan bahwa mereka cocok untuk menjadi sepasang kekasih.

"Ouh ya. Hati hati ya" balas Queen bersikap seakrab mungkin.

Fika tersenyum lalu meninggalkan kelas.

Queen dan Daniel pun keluar kelas dan menuju ruang Ekskul Mading di lantai 1.

"Gue masuk dulu ya. Bentar doang kok" pamit Queen saat ingin memasuki ruang Ekskul mading yang berada dihadapannya.

"Ouh yaudah. Gua tunggu aja disini" balas Daniel yang langsung duduk didepan ruang Mading.

Ruangan Ekskul mading pun kini telah penuh dengan anggota yang mengikuti kegiatan mading ini. Walaupun tak banyak. Mereka pun menyusun rencana untuk mengisi mading yang akan ditampilkan minggu depan.

"Gimana? Ada yang punya usul untuk mading minggu depan?" Tanya Queen pada anggota anggotanya. Yang memang Queen adalah ketua dari Ekskul mading.

"Gue udah ngumpulin karya karya dari kelas gue. Lumayan banyak sih yang ngasih karyanya" Angel. Si anak populer,  tetapi tak sombong. Ia ramah kepada siapapun. Ia adalah siswa kelas XI-1 Kelas yang terkenal dengan kecerdasan para siswanya.

Angel memberikan map yang berisi karya dari teman temannya.

"Yaudah karena gue gak ada waktu lama. Kalian kumpulin karya yang udah menurut kalian bagus dan cocok buat dipajang di mading ke gue. Lalu kalian pulang aja" ucap Queen to the point. Sikap Queen yang memang tidak berlama lama membuat banyak teman yang senang padanya. Terlebih lagi Queen juga cerdas.

Para anggota ekskul mading pun mengumpulkan map di meja Queen lalu berpamitan untuk pulang.

Ruangan pun kosong hanya tinggal Queen seorang. Daniel yang diluar melihat teman teman Queen keluar ruangan pun memasuki ruangan untuk menemui Queen.

"Cepet banget ketemuannya"

Queen yang terkejut menoleh kearah pintu yang ternyata Daniel. Daniel melangkah mendekatinya lalu duduk di bangku yang berhadapan dengan mejanya.

"Ialah, Queen. Queen kan gak suka lama" Queen membanggakan dirinya. "Tolongin gue dong dan"

"Sip" Daniel yang mengertipun membantu Queen membawa map map dan keluar ruangan bersama Queen.

Friendzone

"Makasih ya dan, udah mau nganterin gue pulang" ucap Queen sesampainya mobil Daniel di halaman rumah Queen. Daniel hanya mengangguk angguk saja, tidak merasa terbebani antar jemput Queen.

Dengan cepat Queen turun dari mobil daniel, dan tak pakai lama Queen segera memasuki rumahnya.

"Tumben banget Queen gitu. Kenapa sih?" Tanya Daniel pada dirinya sendiri. Biasanya, Queen akan menawarkan dirinya untuk mampir ke rumahnya, entah untuk bertemu bundanya atau Dafa. Namun, Daniel tak mau mempermasalahkannya, Mungkin saja Queen sedang lelah. Daniel pun melajukan mobilnya keluar dari halaman ruman Queen.

Friendzone | END |Where stories live. Discover now