"Sorry kalo omongan gw terlalu kasar. Gw cuma gak pengen lu terus menerus hidup dalam bayangan Fa, gw sayang sama lu" ujar Risa sambil memeluk Rafifa.

Dalam pelukannya Rafifa merasakan Kasih sayang Risa seperti dulu, tak ada yang berubah. Sungguh baik sahabatnya ini, ia bahkan tak mengurangi rasa kasihnya walaupun ia harus menahan sakitnya berbagi seorang suami pada sahabat dekatnya sendiri. Sedangkan Rafifa? Ia kini merasa malu pada dirinya sendiri, mengapa ia tak dapat setangguh Risa? Ia akan berubah, tak ingin terus seperti sekarang. Ia ingin hidup lebih dewasa dan menerima kenyataan.

"Maafin aku Ris" Ucap Rafifa

---

2 minggu kemudian..

Hubungan ketiganya kini mulai membaik, Rafifa mulai menerima dirinya kini adalah istri Reno. Ketiganya hidup rukun dalam satu rumah. Kandungan Risa menginjak 8 Bulan sedangkan kandungan Rafifa baru menginjak 2 Bulan. Kini Rafifa tak lagi berpakaian seperti dulu. Pakaiannya menjadi jauh lebih syar'i, memang berawal dari perintah Refand dalam surat wasiatnya namun didukung oleh keinginan Rafifa sendiri.

Kini ketiganya sedang menonton TV bersama sama.

"Aku ke kamar mandi dulu ya mas" ujar Risa sambil beranjak berdiri.

"Ati ati ya"

Kini tinggal tersisa Rafifa dan Reno di ruang TV tersebut. Tak ada percakapan antara keduanya, sama sama berpura-pura sibuk melihat tayangan yang kini ada dihadapannya demi menghilangkan kecanggungan tanpa komunikasi. Tapi tiba tiba keduanya berhadapan dan saling memanggil seolah akan ada yang diucapkan keduanya.

"Fa" panggil Reno

"Ren" panggil Rafifa dalam waktu yang bersamaan

"Kamu duluan" Ujar Reno

Rafifa menggeleng "Kamu aja yang duluan"

Reno menurutinya dan memulai pembicaraannya "Gini Fa, soal kehamilan kamu. Aku tau itu anak Refand, tapi kenapa kamu mau aku nikahi saat posisi kamu sedang hamil?"

"Kok kamu yakin banget ini anak kak Refand?"

"Karena aku bahkan gak pernah sedikitpun menyentuh kamu, siapa lagi kalau bukan Refand?" Ucapan Reno kali ini membuat fikirannya terbuka. Ia baru sadar bahwa anak yang dikandungnya adalah anak Refand bukan anak Reno, ada sedikit kelegaan dalam hatinya. Namun masih tetap ada yang mengganjal karena sesuatu belum tersampaikan kepada Reno.

"Aku mencintaimu" Ucap Reno tiba tiba yang membuat Rafifa tersadar dari fikirannya.

Rafifa hanya mengernyitkan dahinya merasa tak percaya dengan ucapan Reno. Bagaimana mungkin ia dapat mengucapkan itu pada Rafifa? Padahal mereka baru menikah beberapa minggu saja, itupun bukan berlandaskan Cinta. Tetapi mengapa Reno tak dapat menyatakan hal itu pada Risa? Istrinya yang telah Setia padanya bertahun-tahun lamanya.

"Aku mencintai kak Refand, maaf" balas Rafifa tanpa dapat diduga Reno

"Kamu? Kenapa gak..?" Tanya Reno yang tak selesai karena terpotong oleh ucapan Rafifa

"Kenapa gak bales ucapan kamu? Iya? Gimana rasanya Ren? Sakit? Itu yang Risa rasain, setiap dia bilang dia mencintaimu karena Allah, apa kamu pernah jawab?" Tutur Rafifa membuat Reno seolah terpojok.

"Kamu sengaja lakuin ini? Demi Risa? Atau bahkan dengan Risa?"

"Oh Nggk! Aku ngucapin spontan karena kespontanan kamu juga Ren" tegas Rafifa

Risa yang sedari tadi memang memperhatikan keduanya menitikkan air matanya. Sakit. Suaminya ternyata lebih mencintai sahabatnya dibandingkan dirinya yang sudah mati matian melupakan Rizal dan mencintainya hingga berhasil. Namun yang ia dapat adalah luka, kenapa harus seperti ini? Kenapa harus Rafifa yang Reno Cinta? Seburuk itukah Risa didepan Reno? Semua pertanyaan bermunculan dikepala Risa.

Cinta Dalam Doa [End]Where stories live. Discover now