"Hem.. i don't know lhea" jawab lauren asal lalu ia meneguk habis lemon tea nya.

"Ah kamu jahat, kamu tak memberitahuku jika kamu dekat dengannya" ketus lheana menatap lauren lekat lekat.

"Sungguh, aku tak dekat dengannya" sergah lauren.

"Kau bohong" mereka berdua serempak menjawab.

"Terserah kalian lah" jawab lauren.

Lauren merasa ada yang mengawasi mereka bertiga. Ia menengok ke belakang.

Deg!

Edward.

Ia sedang memperhatikan lauren dan teman temannya.

"Sstt! Jangan membahas dia lagi. Dia ada.." perkataan lauren menggantung di udara.

"Ha..hai.. edward" potong gabriella.

"Edward? Perasaan kamu tadi masih ada disana deh?" Tanya lauren sambil menunjuk sebuah bangku kosong.

"Lho!" Lauren kaget.

"Ah pasti ada yang salah dari mata kamu ? Nanti gaby akan bilang ke citra" gabriella terkekeh.

Lauren memukul lengannya pelan.

"Auh, sakit kak" omel gabriella.

"Gaby, ayo kita pergi, temani aku ke toilet" ucap lheana sambil terkekeh geli.

"Lhea! Masa ke toilet ngajak gaby sih!" Protes lauren tapi mereka berdua tetap berjalan menjauhi lauren dan Edward.

"Hai" sapa Edward.

"Hai"

"Aku rasa tadi ada yang membahasku?"

Deg!

"Over pede!"

"Bukannya fakta?"

"Ya ya ya terserah kamu."

Edward terkekeh.

"Oh ya, sudah mau bel nih, aku masuk kelas dulu ya" lauren berdiri, tapi ada tangan yang mencekalnya.

"Me too" lalu Edward ikut berdiri dan mereka berjalan berdampingan.

Perjalanan menuju kelas bukanlah perjalanan yang mudah. Banyak siswa yang melihat Edward sudah seperti mangsa dan banyak pula yang melihat lauren dengan tatapan mengapa-dia-bisa-deket-sama-edward?

"Kamu gak lihat tampang mereka? Mengerikan!" Lauren bergidik ngeri melihat siswa siswi disana berbisik tentang mereka saat mereka lewat.

Edward terkekeh "biarkan saja"

'What!? Segitu mudahnya dia bilang biarkan? Aku seakan ingin diterkam dengan siswi disini karena berjalan dengamu!' Batin lauren.

Edward terkekeh.

"Are you okay?" Tanya lauren yang menyadari. Tentunya bagi lauren itu aneh. Tiba tiba edward tertawa sendiri, bagi nya itu sangat aneh bukan?

Tentunya Edward dapat membaca fikiran lauren. Itulah salah satu kelebihan vampire.

"Yes" jawab Edward singkat tapi pasti.

Ia ber-oh pelan.

Kelas berangsur ramai. Sebagian bercerita, ada yang merumpi sampai tertawa lepas.

"Ekhem!" Deheman tersebut berhasil membuat keramaian didalan kelas terhenti seketika.

Giesel, ketua cheerleader di sekolah tersebut. Ia terkenal cantik, popular  tapi sayang sombong. Tapi itu tidak mempengaruhi kepopularannya.

My Lover Is 'VAMPIRE'Where stories live. Discover now