Amber tak ingin percaya dengan ucapan dan prediksi Sooyoung. Dokter itu bilang jika kondisi ketiga anaknya cukup lemah, dan ia tak yakin apakah mereka bisa bertahan atau tidak.

"Oi, kau.!!" panggil Amber pada satu-satunya bayi yang nampak sangat aktif bergerak saat kedua lainnya sepertinya mulai tertidur.

"Dokter Sooyoung bilang kau yang lahir paling awal. Jaga adik-adikmu, katakan pada mereka kalau kita harus hidup bersama, kalian harus menjaga Ayah dan Ibu saat tua nanti." lanjut Amber tak kuasa lagi menahan tangisnya. Dia sesekali mencoba tersenyum meskipun itu berat mengingat Krystal yang masih belum bangun dari tidurnya.

~

Entah sudah berapa malam Amber tak memejamkan matanya. Dia terus-terusan duduk disamping ranjang Krystal yang masih enggan membuka matanya. Dia sempat kesal pada istrinya itu, kenapa dia tak kunjung bangun saat dia sudah berhasil membawa ketiga anak mereka ke dunia ini.

"Kau sudah tidur dua hari. Soojung, kau tidak ingin bertemu denganku? Kau tidak ingin bertemu dengan mereka?~ Semalam si bungsu pergi dan pagi ini si nomor dua. Apa yang harus kulakukan?" lirih Amber putus asa sambil menggenggam erat tangan Krystal. Amber meletakkan kepalanya yang terasa berat itu disebelah Krystal. Dia menangis sejadi-jadinya, rasa putus asa dan gagal menguasai diri Amber. Dia bingung dengan Krystal, dokter bilang tidak ada yang salah dengan operasinya. Namun kenapa sampai sekarang wanita itu tak mau bangun juga.

Seakan mendengar tangisan putus asa suaminya sejak tadi itu Krystal pun dengan perlahan membuka kedua matanya. Pusing dan bingung itulah kesan pertama Krystal setelah berhasil membuka kedua matanya. Melihat Amber menunduk disampingnya dengan suara isakan yang terdengar menyakitkan itu Krystal pun mencoba memanggil nama sang suami dengan seluruh tenaganya yang ada.

Mendengar suara lirih sang istri Amber seketika itu juga langsung mengangkat kepalanya, berdiri dari duduknya dan memberondong Krystal dengan jutaan pertanyaan.

"Kau baik-baik saja? Tunggu sebentar, aku panggilkan dokter."

Melihat Amber akan pergi Krystal pun segera meraih lengan suaminya itu.

"Bagaimana mereka? Mereka sehat? Kenapa kau menangis?"

Amber terdiam di tempatnya. Bingung harus menjawab pertanyaan Krystal dengan jawaban semacam apa. Haruskah dia mengatakan yang sebenarnya dan membuat sang istri yang baru saja sadar itu pingsan lagi karena terkejut dan bersedih.

"Mereka baik-baik saja. Tunggu sebentar, aku akan memanggil dokter untukmu."

Ditinggal Amber pergi seorang diri Krystal pun mulai merangkai semua skenario yang mungkin saja menjadi penyebab dari tangisan sang suami barusan. Namun rasa pusing, pegal dan sakit yang alami hanya bisa membuatnya berdiam diri dengan semua pikiran buruknya itu.

~

Sebuah mangkuk berisi bubur hangat itu nampak masih utuh menunggu sang pemilik untuk memakannya. Amber berkali-kali mengangkat sendok berisi bubur itu untuk Krystal. Namun, wanita itu tetap mengacuhkannya dengan berdiam diri sambil melihat pemandangan di luar kamar rawatnya lewat kaca super besar itu.

 Namun, wanita itu tetap mengacuhkannya dengan berdiam diri sambil melihat pemandangan di luar kamar rawatnya lewat kaca super besar itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Stand By YouWhere stories live. Discover now