Annoying Sibling

2.1K 228 23
                                    

Meja makan di rumah itu kini nampak lebih ramai dengan tambahan satu orang yang pagi itu ikut sarapan di sana. Amber terus saja berkutat dengan pikirannya sambil memandang Dani, sang adik yang kini sudah tumbuh menjadi seorang wanita cantik. Dani yang merasa risih dan terganggu dengan tatapan menghakimi kakaknya itu mulai menyuruhnya untuk berhenti melakukan hal itu.

"Eonni, tolong atasi suamimu." rengek Dani pada Krystal yang duduk di depannya.

Amber masih diam tak menggubris omangan Dani dan Krystal yang menyuruhnya menghentikan sikapnya itu. Hingga pada akhirnya pria itu mengeluarkan suaranya yang terdengar mengerikan.

"Kenapa datang tak bilang dulu?"

"Eih, aku sudah bilang pada Eonni, dia juga yang membukakan pintu untukku."

Amber seketika menoleh pada Krystal yang duduk disampingnya setelah mendengar jawaban Dani. Bagaimana bisa istrinya itu tak bilang jika di rumah ada orang lain selain mereka. Krystal hanya bisa tersenyum kecut pada tatapan datar suaminya itu.

"Aku lupa bilang padamu kalau Dani menginap disini. He~ Maaf."

"Lihatlah, aku datang karena Eonni bilang setiap malam dia kesepian. Tapi sepertinya aku datang di waktu yang tak tepat." bela Dani.

"Kenapa tidak pulang?! Bagaimana kalau Jeno khawatir padamu?!"

"Jeno Oppa sedang pergi dengan teman kampusnya. Daripada bosan di rumah lebih baik menginap di sini. Lagi pula pagi ini aku juga harus kembali ke agensi. Ada latihan tambahan."

"Dasar, masih mau dibohongi agensimu itu? Sudah berapa lama kau di training mereka?! Aku dengar banyak teman seangkatanmu yang sudah debut. Sudahlah, belajar saja yang benar seperti Jeno."

Dani mulai mengeluarkan pembelaannya setelah mendengar ucapan Amber yang seakan tak mempercayai kemampuannya untuk bisa meraih apa yang ia inginkan. Ia sangat kecewa karena kakaknya itu seakan sudah meremehkan impiannya. Krystal hanya diam melihat dua bersaudara yang dulunya akur tapi sekarang malah sangat suka berdebat kalau bertemu.

"Susun kembali impianmu, raihlah sesuatu yang jelas dan baik untukmu. Hem~ Contohlah Jeno, dia fokus dengan studynya hingga sekarang dia bisa " Amber urung menyelesaikan kalimatnya karena Dani langsung memotongnya.

"Bisa apa?! Jadi arsitek adalah impian Jeno Oppa sejak dulu, wajar kalau dia belajar terus karena itulah yang dia inginkan. Begitu juga denganku, menjadi seorang idol yang tampil di panggung adalah impianku sejak dulu. Kenapa Oppa meremehkanku?! Kami sama! Hanya impian kami saja yang berbeda!!" bantah Dani panjang lebar tanpa membiarkan Amber menyelanya.

Kesal dan kecewa dengan kakaknya Dani seketika meletakkan sumpitnya dan berdiri. Ia pergi menuju kamarnya dengan kepala yang panas sementara Amber hanya diam. Merasa bingung dan bersalah karena sudah mengeluarkan kalimat yang menyakiti hati adiknya.

Krystal menghela napas kemudian menggelengkan kepalanya seakan tak percaya dengan sikap Amber barusan. Ditatap seperti itu oleh istrinya Amber pun merasa canggung dan malu hingga merasa kikuk. Amber kembali mengalihkan pandangannya pada Dani yang baru saja meletakkan sebuah kotak bewarna merah dengan pita yang mengikatnya.

"Hadiah dariku. Selamat ulang tahun." ucap Dani acuh kemudian pergi menuju gedung agensi tempatnya berlatih selama tiga tahun terakhir untuk menjadi seorang idol setelah berpamitan dengan hati yang sakit pada Amber dan Krystal.

Amber menghela napas kasar setelah membuka dan melihat isi kotak yang diberikan Dani tadi. Ia berdiam diri tanpa mengeluarkan sepatah katapun karena rasa malunya.

Melihat rasa penyesalan yang nampak jelas di wajah Amber itu Krystal pun mulai mengeluarkan pendapat sekaligus mencoba menenangkan hati Amber.

"Dasi yang bagus, dia pintar memilih." Krystal meraih kotak yang dipegang Amber tadi dan mengeluarkan dasi bewarna merah yang Dani beli untuknya.

Stand By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang