Eat, Pray & Love

1.9K 208 11
                                    

Krystal sibuk mencaci Amber lewat telfon dalam perjalanannya menuju bandara untuk terbang, menghabiskan waktu empat hari tiga malam di Bali. Krystal kesal karena pagi ini Amber memaksa berangkat ke kantor untuk menyelesaikan rapat terakhirnya sebelum ia tinggal liburan itu.

"Aku langsung otw bandara, ini sudah selesai. Kopernya sudah dibawa kan?" jelas Amber sambil berlari menuju taksi yang ia pesan di depan gedung.

"Cepat! Kalau terlambat aku tinggal.!" kesal Krystal lalu menutup telfonnya. Sementara Amber berlari seakan seperti orang yang sedang lari dari hutang yang sedang mengejarnya.

Beruntung bagi Amber. Jalanan kota Seoul yang biasanya ramai siang itu nampak cukup lengang sehingga ia tak terlambat sampai bandara. Namun sial juga baginya, karena sikap keras kepalanya kini Krystal kembali marah. Meski tak separah beberapa waktu kemarin.

Tak tega melihat suaminya berkeringat meski ia sudah berada ditempat yang sejuk itu membuat Krystal mengambil tisu dan mengelap air yang membasahi dahi juga wajah Amber.

"Terima kasih, he~"

"Suka sekali membuatku marah." ketus Krystal masih sibuk dengan tisunya.

"Itu karena tidak bisa diundur. Lagipula kita terlalu cepat berangkat."

"Terlalu cepat?! Kemarin siapa yang bilang lusa?! Aku pesan tiket hari ini karena kau yang bilang lusa.!"

"Aku kan hanya memberi masukan, tapi kau malah mengambil keputusan sendiri."

"Jadi ini salahku??!!" bentak Krystal membuat Amber semakin ketakutan.

"Tidak, ini salahku. Semuaaa salahku, maaf. Hem~" bujuk Amber menunjukkan aegyo sambil menggenggam tangan Krystal.

Setelah menempuh penerbangan selama beberapa jam akhirnya mereka sampai juga di Bali. Panas, itulah kesan pertama yang pasangan itu rasakan setelah menginjakkan kaki mereka di salah satu pulau yang dilewati oleh garis khatulistiwa itu.

Amber terus merengek pada Krystal, mengajak istrinya itu untuk keluar melihat suasana malam di kota itu. Namun Krystal enggan bangun dari kasurnya karena merasa kelelahan.

"Besok saja." sahut Krystal sibuk dengan ponselnya.

Lelah merajuk Amber pun menghampiri Krystal dengan duduk didekatnya.

"Niatnya liburan tapi kenapa malah sibuk dengan ponsel?"

"Kamu yang mengajak liburan tapi malah sibuk dengan kerjaan kantor."

"Kamu selingkuh? Sedang chat dengan selingkuhanmu ya?" tuduh Amber asal hingga mendapat pukulan dari Krystal di kepalanya.

Krystal mengeluarkan cercaannya, tak peduli dengan protes yang Amber teriakkan sedari tadi karena rasa sakit di kepalanya.

"Aku chat dengan Dani stupid!!! Dia ijin mau tidur di rumah."

"Kenapa lagi? Dia tidak pulang?"

"Katanya Jeno tak ada di rumah. Jadi dia mau sekalian pulang malam untuk latihan, makanya mau tidur di rumah kita.!"

"Jeno pergi ke mana lagi?! Issshh~ Anak itu akhir-akhir ini suka keluyuran."

"Dani bilang mau menjenguk Ayahmu," Krystal menghentikan kalimatnya setelah melihat perubahan ekspresi Amber.

"Mmaksudku Ayahnya Jeno, Dani bilang beliau sakit lagi. Kau tidak mau menjenguknya? Mau aku telfonkan Jeno sekarang?" tanya Krystal hati-hati.

"Sudah ada Jeno, dia pasti baik-baik saja."

"Kau masih belum memaafkannya?"

"Aku sudah memaafkannya sejak dulu. Hanya saja aku belum bisa bertemu dengannya." lirih Amber mengingat sang ayah yang tak pernah hadir untuknya. Namun bagaimanapun juga dia tetaplah Ayah dari adik-adiknya.

Stand By YouWhere stories live. Discover now