Judgment

2K 232 25
                                    

Bangunan kotak bercat putih itu nampak sunyi karena tak ada seorangpun disana yang bersuara. Seorang wanita berjas putih sibuk memperhatikan secarik kertas bercetakkan tinta hitam diatasnya dengan seksama.

Tak ada yang Amber harapkan dari dokter wanita itu. Apa yang akan ia katakan nanti pada akhirnya pasti akan sama dengan yang sudah-sudah.

"Kalian harus menjaga kesehatan masing-masing, tidak boleh terlalu lelah dan banyak pikiran." papar dokter wanita dengan name tag Choi Sooyoung itu.

Krystal dan Amber selalu mendengar hal yang sama setiap kali mereka datang dan konsultasi dengan dokter langganan mereka itu. Berbeda dengan Amber yang acuh karena sudah mulai bosan dan lelah dengan perkataan Sooyoung yang selalu sama itu Krystal malah nampak lebih antusias dibanding sebelumnya. Ia ingin kembali melakukan salah satu langkah medis yang biasanya digunakan para pasangan untuk mendapat bayi mereka.

"Apakah tidak apa kalau kami melakukan bayi tabung lagi?"

Sooyoung dengan seksama mendengarkan jeritan hati Krystal yang selama ini ia pendam seorang diri sementara Amber hanya menyender lesu pada sandaran kursinya.

"Kami bisa mengaturnya. Tapi melihat kondisimu, lebih baik kau keluar dari pekerjaanmu sementara waktu agar kau tidak stress dan kelelahan. Itu akan sangat mempengaruhi keberhasilan bayi tabung yang akan kau jalani nanti. Besok kembali saja kemari, kita bisa langsung memulainya jika kalian mau."

Sebenarnya tak masalah bagi Krystal jika tidak kerja karena baik keluarga kecil maupun besarnya mempunyai kestabilan ekonomi yang sangat kokoh. Hanya saja ia takut jika berhenti kerja maka ia akan terpenjara di rumah tanpa teman dan ia benci sendirian.

Selama perjalanan pulang Krystal hanya berdiam diri tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Melihat suami istri yang selalu menatap ke arah luar jendela Amber berinisiatif mengarahkan mobilnya menuju Sungai Han untuk sekedar beristirahat dan melihat pemandangan di sana, sekaligus mengajak Krystal berbicara mengenai keinginannya tadi.

"Kenapa malah datang kemari?"

"Sudah lama kita tidak piknik bersama di luar ruangan seperti ini."

Amber melepas seat belt nya kemudian turun dari mobil untuk menghirup udara di sekitar Sungai Han yang segar pada sore hari itu. Tak berselang lama Krystal juga melakukan hal yang sama dan menghampiri Amber yang sudah jalan terlebih dahulu.

Krystal dengan malas mengikuti langkah Amber, turun dan berjalan dari parkiran menuju taman yang ada disana. Wanita itu tersenyum tipis melihat kelakuan bodoh sang suami yang berlarian diatas rumput hijau, berebut bola dengan beberapa anak kecil yang kebetulan sedang bermain disana.

"Menyenagkan kan?" tanya Amber pada Krystal yang sedang sibuk dengan ice creamnya.

"Stupid, bagaimana bisa kau kalah dari anak-anak itu?"

"Anak-anak jaman sekarang mengerikan. Mereka hebat semua." jawab Amber yang kalah bermain sepak bola dan harus mentraktir ice cream untuk anak-anak itu.

"Paman!! Kami pulang dulu, terima kasih ice creamnya." teriak keenam bocah laki-laki dengan serentak.

"Okee!!!" balas Amber tak kalah keras dengan lambaian tangannya.

Amber yang kelelahan itu mulai mengistirahatkan kepalanya dengan kaki Krystal sebagai bantalannya.

"Nyaman??" tanya Krystal sambil merapikan rambut sang suami yang jauh dari kata rapi.

"Nyaman~~ Sekali." jawab Amber dengan aegyonya sampai membuat Krystal gemas pada suaminya yang stupid tapi pintar itu.

Keduanya diam sambil menikmati sore di samping Sungai Han sampai akhirnya Amber kembali angkat suara.

Stand By YouWhere stories live. Discover now