24. Aku tak tersesat.

10.9K 1.2K 47
                                    


Xeena melangkah yakin meninggalkan halaman keluarga Calisto. Menyeret kopernya lalu menaiki sebuah taxi. Ia hanya menatap Raiden yang meneriaki namanya. Senyum tipis Xeena tersungging.

"Aku lelah dengan semua hal yang berkaitan denganmu, Agera. Aku bukan bonekamu yang bisa menuruti semua perintahmu!"

Xeena sampai di bandara lalu melangkah yakin. Berdiri untuk membeli tiket dan kembali terpaku saat tak ada satu penerbangan pun yang mau menerimanya.

"Aozora Xeena Calisto! Hah, aku lupa jika identitasku telah berganti dengan embel-embel namanya!"

Xeena menyeret kopernya dan duduk di salah satu bangku. Menatap paspornya yang sama sekali tak berlaku. Xeena menggeram kesal dengan semua hal yang telah ia lakukan selama ini.

"Ahk, semua gara-gara kontrak itu! Dan apa ini! Apa dia sedang pamer padaku! Apa dia tengah menunjukkan betapa berkuasanya dia dengan menutup semua jalur penerbangan. Tak ada satu pun pesawat yang mau menerimaku!"

"Agera, Agera, Agera! Dia benar-benar menyebalkan. Harusnya aku tak menerima kontrak itu. Kini kemana aku harus pergi?"

Xeena menatap telepon genggamnya dan menggelengkan kepalanya. Saat ini tak ada penerbangan menuju London. Tapi bagaimana jika ia kembali ke Paris lalu pulang ke London? Xeena tersenyum, ya dia akan melakukan itu. Xeena kembali maju dan menyodorkan paspornya. Memilih penerbangan ke Paris dengan yakin. Selama menunggu, pegawai penerbangan itu menatap Xeena enggan dan menghubungi seseorang diam-diam.

Xeena tersenyum lega saat ia telah duduk di bangku pesawat. Namun lagi-lagi Xeena merasa aneh. Tak ada orang lain selain dirinya. Pesawat itu kosong dan sepi. Hanya ada beberapa pramugari yang tersenyum dan melayaninya dengan sangat baik. Xeena kini merasa curiga. Namun saat ia hendak turun dari pesawat, pesawat itu mulai berjalan pelan sebelum akhirnya terbang.

Sedangkan di lain tempat, Raiden begitu marah saat mendapati Xeena tak ada di bandara. "Kemana ia pergi? Aku telah menutup semua jalur menuju London. Namun ia tetap pergi? Jadi kemana ia sekarang?"

Tak jauh dari Raiden, seorang pria tersenyum tipis dan menelepon seseorang. "Tuan Erian, semua telah hamba lakukan. Nona Xeena akan kembali ke Paris."

"Ada lagi?"

"Tuan, soal Nona Xeena yang telah diperlakukan buruk oleh keluarga Calisto. Itu-"

"Katakan apa yang mereka lakukan?"

"Nona Xeena dicekik dan didorong hingga jatuh dan tenggelam di kolam renang."

"Apa? Beraninya mereka!"

"Nyonya Besar Calisto terlihat sangat tak menyukai Nona Xeena. Dan Tuan Raiden. Ini terlihat aneh. Tuan Raiden benar-benar dingin dengan Nona."

"Dingin?"

"Benar, Tuan."

Kini Erian mengerti akan kecurigaan Michael. "Bagus. Kau melakukan tugasmu dengan baik. Kembalilah ke Paris. Tugasmu selesai."

"Baik, Tuan."

Erian melaporkan semua pada Michael. Michael tersenyum dan hal itu kian membuat Erian takut. Ya, jika Michael mengatakan untuk menghancurkan keluarga Calisto, maka hanya dalam hitungan jam keluarga itu akan benar-benar hancur. Michael masih tak memberi perintah. Namun senyumnya terlihat dingin dan menyiratkan sesuatu.

"Kirim Rex untuk menjemput Putriku. Aku ingin Aozora kecilku baik-baik saja."

Erian mengangguk. "Tuan,"

"Aku mengerti. Mereka tak menyukai Putriku karena mereka pikir Putriku tak pantas bersama Raiden. Aku hanya menungu waktu yang tepat."

Erian mengangguk. Lalu undur diri. Menghubungi Rex dan memastikan bahwa Rex akan menjemput Xeena.

Save Me Mr. Cool (Complete) Where stories live. Discover now