16. first day in Paris.

20.2K 2K 110
                                    

Part dalam tahap revisi.

===================================

Raiden turun dari kamar Xeena dan melangkahkan kaki menuju meja makan. Michael Gilhive dan Fiona Eilie sudah menunggunya dengan tersenyum. Raiden menundukkan badannya sedikit dan ikut duduk bersama mereka. Karena tak terbiasa dengan semuanya, Raiden terlihat kaku karena tak mengenal keluarga Xeena dengan baik.

Tak lama Xeena ikut turun dari kamarnya. Lalu duduk di samping Raiden. Tatapan lembut dari Fiona membuat Xeena diam membeku. Bagaimana tidak? Xeena tahu pernikahan Ayahnya sudah lumayan lama. Tapi nyatanya, foto pernikahan Ayahnya dan istri barunya sama sekali tak terpampang di ruang utama atau pun keluarga. Ya, hanya foto pernihakan Ayah dan ibunya lah yang tetap terpasang rapi.

"Kami tak akan merubah hal-hal yang kau sukai dengan yang kau benci, Xeena."

"Ketahuilah, bagiku kau juga satu-satunya anak yang kumiliki. Karena aku tak akan pernah bisa mempunyai anak yang lain."

"Aku begitu ingin dekat dan mendengar semua keluh kesahmu layaknya ibumu. Meski aku tak akan bisa menggantikan ibumu yang sesungguhnya."

"Xeena, aku menyayangimu. Sungguh sangat menyayangimu. Aku tak akan memaksamu untuk mempercayai itu, tapi bisakah kau mengunjungiku setiap tahun? Aku, juga ingin pergi bersama anakku. Berbelanja, ke salon bersama atau memasak bersama. Aku ingin melakukan semua itu bersamamu."

Xeena mengingat perkataan Fiona saat ia menatap foto ibunya. Ada rasa yang menelusup masuk ke relung hati Xeena mendengar semua perkataan Fiona. Namun untuk saat ini, entah kenapa Xeena belum dapat percaya dengan semua kata-kata Fiona.

"Kau harus memperhatikan makananmu, Na. Ini terlalu pedas untukmu," Raiden menarik piring Xeena dan menukarnya dengan piring miliknya.

"Ha?" Xeena hanya bengong melihat piringnya yang telah pindah di tangan Raiden. Lalu dengan mudahnya Raiden memakan semua yang ada di piring Xeena, meski hal itu membuat wajah Raiden memerah karena menahan pedas.

Michael dan Fiona tersenyum simpul melihat perhatian Raiden pada putrinya. Xeena hanya menatap Raiden datar dengan perasaan kesal yang tengah ia sembunyikan. Baru satu hari ia berada di Paris, semua keadaan sudah membuat Xeena bosan.

"Aku rindu London," gumam Xeena pelan tanpa menyelesaikan makan siangnya.

Michael, Fiona dan Raiden menoleh. Membuat Xeena mengernyit tak suka dengan semua tatapan yang tertuju padanya.

"Kita baru sampai pagi ini, Na." Raiden mencoba mencairkan kebekuan yang tengah terjadi.

"Daddy tak akan mengijinkan kalian pergi dalam waktu singkat!" Michael mengungkapkan pikirannya dengan tegas.

"Aku tak bertanya pendapatmu Tuan Gilhive," Xeena yang mulai kesal mulai berubah dingin dengan semua kebencian di hatinya.

"Aozora!" bentak Michael keras.

"Maaf, Dad biar aku yang bicara pada Xeena."Raiden mencoba menengahi pertengkaran keluarga yang baru saja tersulut.

Michael menghela napas kasar dan menatap Xeena yang seakan tak peduli pada semua.

"Xeena," panggil Raiden lembut dengan penuh perasaan.

Xeena tak bergeming dan memilih berdiri dari duduknya. Membuat Michael terlihat kesal namun Fiona mencoba menahan Michael agar tak melakukan kekerasan pada Xeena seperti dulu.

"Na, Xeena...," Raiden ikut berdiri namun Michael menahan Raiden.

Xeena melanjutkan langkahnya untuk keluar dari ruang makan menuju halaman belakang rumah. Mengingat semua kesedihan di masa lalunya dengan kenangan yang kian menyeruak di ingatan.

Save Me Mr. Cool (Complete) Where stories live. Discover now