Bab 27 : Kasus selanjutnya

4.6K 411 10
                                    

Nama Jems dan firma hukumnya menjadi terkenal karena kesuksesannya saat publik dihebohkan dengan kasus Angela yang berhasil diungkap oleh Jems dan team A. Banyak orang yang meminta bantuan kepada firma hukum Jems untuk membela mereka, seperti sekarang, Jems sedang berdiskusi bersama anggota team A untuk kasus pembunuhan anak di bawah umur yang semuanya adalah anak konglomerat.

"Pembunuhnya benar-benar ahli dan lihai, polisi saja belum menemukan jejak apapun yang tertinggal," kata Toni memberikan opininya.

"Kali ini kita cukup membela tidak perlu ikut campur dalam penyelidikan, lagi pula kasus kali ini dipimpin oleh Glen yang memang terkenal lihai, bahkan dia lebih lihai dari para pembunuh itu," ujar Jems memberikan peringatan.

"Jadi untuk apa aku menyelidiki soal tas kemarin?" tanya Bima sebal.

"Oh iya hasilnya sudah keluar ya? Serahkan kepada Glen. Kasus ini akan ditangani oleh kalian kecuali aku dan Bima. Aku dan Bima akan mengambil kasus pengancaman seorang artis ternama," kata Jems panjang lebar.

"Artis? Siapa?" tanya Silvi penasaran.

"May Thompson," ujar Jems.

"May Thompson? Mayang Lestari kali namanya," cibir Silvi dengan terang-terangan dan tidak suka.

"Masa sekolah jangan terus-terusan diingat Sil," komentar Toni yang paham bahwa May satu sekolah dengan Silvi dulu.

"Tuduhan May ini kepada siapa?" Bima angkat suara bertanya penasaran atas kasus yang akan ditanganinya bersama Bima.

"Mantan suaminya Bram Thompson," Jems menatap Bima dengan serius. Seolah paham maksud Jems, Bima pun hanya mengangguk saja. Memang ada sesuatu di balik kasus May dan Bram tersebut yang membuat Jems dan Bima tertarik. Nama Bram Thompson yang benar-benar sangat mereka berdua kenal.

"Kalian akan menangani kasus mereka berdua saja?" tanya Silvi lagi lebih penasaran.

"Jangan kepo Sil," peringat Doni sambil memberikan isyarat untuk Silvi diam.

"Jadi sekarang kasus pembunuhan anak di bawah umur berpindah tangan ke kalian ya, dengan dipimpin oleh Toni," simpul Jems akhirnya.

"Silahkan bubar dan semoga lancar semua pekerjaan kita," tutup Jems setelahnya.

Seluruh anggota team A pun bubar, termasuk Jems dan Bima. Keduanya lebih memilih untuk bertemu di kantor Jems untuk membicarakan kasus yang mereka pegang bersama. Membahas langkah apa yang akan mereka ambil untuk kelanjutan kasus tersebut.

"Bram Thompson itu sepupu tirimu kan?" tanya Bima to the point ketika dia dan Jems sampai di ruangan Jems.
"Iya aku sudah lama tidak bertemu dengan dia dan sekarang harus melawan dia," Jems membenarkan pertanyaan Bima tadi.

"Apa ini bukan ulah Paman angkatmu itu? Yang aku tahu Bram laki-laki yang bertanggung jawab dan tidak akan main jalan kekerasan," ujar Bima atas pendapat yang berputar di dalam kepalanya.

"Aku juga berpikir ke sana, aku sedang berusaha menghubungi Bram tetapi dia tidak dapat dihubungi. Kabar terakhir yang didapat, Bram menghilang," Jems terlihat sangat penasaran atas hilangnya Bram Thompson.

"Sudah coba hubungi Tuan Thompson?" tanya Bima yang sama penasarannya dengan Jems.

"Belum, kamu tahu sendiri Tuan Thompson sangat membeci keluarga Arthur akibat ulah Paman Josh yang merebut istrinya," Jems mengambil sebuah map dari laci mejanya dan menyerahkannya kepada Bima.
Bima menerima map tersebut, yang ternyata berisi berkas tentang kasus yang pengancaman yang dilaporkan May.

"Dari mana May yakin bahwa pengancamnya Bram Thompson?" Bima menaikkan alisnya sebelah menatap Jems.

"Sebenarnya bukan itu inti kasusnya," Jems melihat kedua tangannya di atas meja kerjanya dan sedikit mencondongkan badannya ke depan ke arah Bima.

Warning Love [M-PREG]Where stories live. Discover now