Bab 12 : Mulai Bergerak

4.8K 469 12
                                    

Pagi hari Jems dan Bima sedang menunggu orang suruhannya di depan sebuah restauran, pagi ini memang Jems berhasil membuat janji dengan Ibrahim. Jems dan Bima bahkan tersenyum puas begitu setengah jam yang lalu keduanya mendapati Ibrahim datang bersama sekertarisnya.

"Nanti siang kita akan rapat membahas tentang hasil yang didapat dari anggota lain" Bima mengingatkan Jems.

"Mulai tanpa aku Bim, aku akan menyusul karena aku harus bertemu dengan Sham terlebih dahulu," kata Jems santai.

"Mau mengobati rindu heh...?!" goda Bima sambil terkekeh senang.

Jems hanya menaikkan bahunya acuh, dia tidak ingin menanggapi godaan dari Bima tersebut. Kini keduanya sibuk dengan tablet masing-masing, mengecek email masuk yang belum dibaca. Bima menyipitkan matanya begitu membaca email yang diterimanya, lalu bibirnya tersenyum senang seolah-olah apa yang ditunggunya telah keluar.

"Mobil Rush itu di sewa oleh random orang" kata Bima kepada Jems.

"Yang benar saja" dengus Jems karena merasa harus menjawab tebak-tebakan yang sulit tentang mobil rush tersebut.

"Tetapi, mobil itu selalu di sewa pada sore hari dengan nama Reza Martin" jelas Bima lagi. Mendengar nama Reza Martin, Jems mengerutkan dahinya bingung. Dia jelas ingat siapa Reza Martin tersebut.

"Reza Martin, artis yang terkenal itu?" tanya Jems mencoba memastikan.

"Memang ada ya artis namanya Reza Martin?" Bima justru balik bertanya dengan wajahnya yang polos.

Jems mendengus pelan mendengar pertanyaan Bima lalu berkata, "cari lebih jah tentang si penyewa yang bernama Reza Martin itu." Jems langsung membuka kunci pintu mobilnya ketika orang suruhannya mendekat.

Orang suruhan yang merupakan karyawan Kakek Jems itu masuk ke dalam mobil Jems, dia menyerahkan alat rekam kepada Jems dan Bima.

"Thanks ya Mas Zaki," kata Jems sambil menerima alat rekam tersebut.
"Mudah-mudahan kalian sukses dan dengan begitu Jems dapat mengambil alih perusahaan. Setidaknya aku tidak pusing harus menghadapi orang gila harta itu" gerutu Zaki sambil keluar dari dalam mobil.

Jems yang mendengar gerutuan dari mulut Zaki pun paham bahwa ada hal lain yang cepat atau lambat harus dihadapinya. Bima yang paham dengan posisi sahabatnya itu menepuk pelan pundak Jems dengan penuh rasa simpati.

"Sampai ketemu di kantor" pamit Bima yang langsung keluar dari mobil Jems dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari mobil Jems.

Jems membawa mobilnya membelah jalanan raya, dia akan menemui Sham terlebih dahulu sebelum kembali ke kantornya. Bagi Jems melihat Sham akan menambah semangatnya dan keyakinannya untuk membuktikan bahwa Sham bernarlah tidak bersalah.

"Sepertinya klien-mu kali ini sangat penting" sindir Glen yang melihat Jems datang lagi, setiap hari Glen selalu melihat Jems datang untuk bertemu dengan Sham.

"Setiap orang pasti memiliki orang yang penting untuknya" balas Jems dengan nada suaranya yang terdengar dingin.

Begitu Jems membuka pintu ruangan yang selalu menjadi tempatnya dan Sham untuk bertemu, dia sudah mendapatinya duduk di sana.

"Loh kenapa sudah di sini?" tanya Jems heran.

"Tadi aku bertemu dengan Inspektur Glen" jawab Sham. Matanya memperhatikan gerak gerik Jems yang duduk di depannya, dia juga melihat penampilan Jems yang terlihat sedikit tidak rapi, padahal ini masih pagi hari.

Keduanya diam, tidak tahu ingin membicarakan apa. Sham sedang menyusun kalima di dalam otaknya untuk memberitahukan Jems tentang mimpinya, atau tentang ingatannya yang dia dapat melalui mimpi. Sham memang sedikit susah mengingat kejadian yang baginya tidak terlalu penting, namun kenyataannya kejadian yang tidak terlalu penting itu bisa saja menjadi sangat penting untuknya.

Warning Love [M-PREG]Where stories live. Discover now