-EIGHTEEN-

2.9K 134 20
                                    

[PART DELAPAN BELAS]

MALAIKAT!

Terimakasih tuhan,telah mengirim banyak malaikat untuk melindungiku disaat seperti ini.
-Aravelyn-

Author

"KAK FIKO ,cepetan entar telat lagiii." teriak Ara yang kini memasukkan kaki yang sudah berbalut kaus kaki itu kedalam sepatu.

"Iya - iya." ucap Fiko yang sedang memakan roti tawar santai.

"Fiko,cepetan kasian tu adik kamu." ucap Ira mengingatkan.

"Ara,Fiko.Hari ini hari terakhir papa di indonesia." ucap Danang bersikap tenang.

Ara yang sedang ngedumel dan berjalan kearah meja makan pun memberhentikan langkahnya.
Fiko yang tadinya asyik dengan mengunyah roti tawarnya kini berhenti.

"Papaaa!!!!." teriak Ara lalu berlari ke arah Danang lalu memeluknya erat.

"Pa." ucap Fiko yang kini juga memeluknya erat.

Danang mengelus rambut Ara dan Fiko bergantian dan menumpu dan dagunya di kepala Ara.Dan menghapus air mata Ara yang kian menetes.

"Jangan nangis,papa nggak suka." ucap Danang.

"Papaaa,kok cepet banget sihh padahal baru kemarin." rengek Ara.

"Sudah lah,toh papa kerja juga buat kalian sayang.Fiko belajar yang rajin,jangan sering bolos dan satu jangan merokok.Ara belajar yang rajin sayang,jangan mikirin cowok dulu itu bakalan ngerubah nilai kamu.Fokus dulu sama pelajaran." ucap Danang memperingatkan.

"Yasudah papa pergi dulu." ucapnya kini dengan berat melepas pelukan dari kedua anaknya.

"Ira,jaga anak - anak ya sayang." ucap Danang menghampiri Ira lalu mengecup dahi Ira.

"Iya mas." ucap Ira dengan suara melemah.

"Papa pergi,jaga diri kalian baik - baik." ucap Danang lalu bergegas keluar dari rumah.

Sungguh Ara hari ini ingin tak bersekolah,badannya tak sanggup untuk sekedar berdiri,
apa lagi untuk berjalan.Fiko pun merasakan hal yang sama.Kedua - dua nya lemas dan bersender di tembok.Padahal Ara tadi sangat bersemangat untuk sekolah bahkan dia sudah menyuruh Fiko untuk cepat - cepat mengantarnya namun,mendadak rasa itu hilang.

"Fiko,Ara.Sekolah sayang ntar telat loh." ucap Ira lembut.

Fiko dan Ara sama - sama tak bicara,keduanya sama - sama diam.Ira menghembuskan nafas pelan lalu berjalan ke arah mereka berdua duduk.

"Ara,sekolah ya sayang.Inget kan pesan papa kamu." ucapnya sambil mengelus pelan rambut Ara.

Tatapannya kini beralih pada anak pertamanya yang memasang muka lesu.
"Fiko,sekolah ya sayang."

"Mama nggak mau kalian nggak sekolah.Itu namanya nggak banggain mama atau papa.Masa ditinggal sebentar oleh papa kalian cemen.Ayolah katanya anak papa sama mama,harus bisa dong banggain kami." ucap Ira.

Sebentar?.Mungkin sebentar bagi Ira --mama Ara.Tapi tidak berlaku untuk Fiko dan Ara.
Bayangkan saja,papanya akan kembali kepada mereka setelah 6 bulan berlalu.Lama bukan?.

"Ayo nak." ucap Ira yang membantu Ara untuk berdiri.

"Senyum dong." ucap Ira pada Ara,Ara tersenyum lebar.Dan Ira lega melihatnya.Jika kalian fikir senyum Ara tadi adalah asli,kalian salah besar.Senyum yang Ara pakai tadi adalah senyuman palsu.

BENUAWhere stories live. Discover now