-FOURTEEN-

2.6K 149 4
                                    

Mulmed: Dari kiri: Carine,Salma,Ara dan Raisa

[PART EMPAT BELAS]

KAK FIKO?

***

Author

PAGI INI Ara terbangun sendiri akibat dari mimpi yang tak jelas itu,lalu Ara terduduk masih dengan selimut di badannya.
Namun matanya tertuju pada satu benda,yaitu boneka tedy bear bewarna coklat.Ara yang keheranan itu pun menyibak selimutnya dan turun dari kasurnya.

Siapa yang mengasihnya boneka?batin Ara berbicara.
Dengan gerakan cepat,Ara membuka boneka itu yang terbalut oleh plastik.
Ukurannya cukup besar,Ara menyukainya.Lalu ketika Ara menyobek boneka yang berbalut plastik itu,ada surat di dalamnya.

To: Ara sayang:)

Halo adek tercinta,
Pasti kaget kan?kalau nggak sih nggak papa.
Sebenernya gue udah dateng malem - malem bareng papa.Trus waktu gue masuk ke kamar lo,lo nya udah tidur.Karna gue kasian jadi gue biarin aja,sekalian naruh tu boneka.Gue buat surat abal2 ini barusan.Kalau kangen,langsung lari ya kedapur! Kami lagi sarapan.

Tertanda.
Fiko

Demi kupu - kupu jalan,kura - kura lari,cacing terbang,semut naik motor. Ara rasanya ingin berteriak senang,ketika kakaknya dan papanya pulang ke rumah. Dengan langkah cepat - cepat,Ara langsung menutup pintu kamarnya asal sehingga berbunyi sangat keras.Lalu dia berlari ketika melihat papanya dan berada di meja makan.

"Papa!!!" teriaknya sambil merentangkan tangannya berniat untuk memeluk papanya.

"Ara kangenn!!" ucapnya.

Danang--- papa Ara,tersenyum melihat ketingkah anaknya ini,lalu tangannya mengusap pelan rambut Ara.

"Papa juga kangen kamu." ucap Danang lalu mencubit pipi Ara.

Fiko yang melihat kejadian itu memutar bola mata malas.
Merasa kehadirannya tak disambut oleh Ara.

"Ehm." Fiko berdeham.

Ara yang mendengar itu langsung menoleh ke arah  kakaknya itu.Lalu dia tersenyum dan menyapa Fiko dengan sapaan 'hallo' sambil melambaikan tangannya.
Sejujurnya Ara ingin memeluk Fiko juga,tapi malu.Sudah lama tak bertemu membuat Ara canggung dengannya.

"Yah gue doang?,nggak di peluk nih?." ucap Fiko berpura - pura mengambek.

Ara yang melihat itu tersenyum lalu berlari ke arah Fiko dan memeluk Fiko erat.Ira ---mama Ara yang melihat ini pun tersenyum senang.

"Itu tuh,fik yang nangisin kamu waktu itu." ucap Ira melirik Ara.

Fiko tersenyum meledek."Oh ini orangnya."ucapnya.

Ara tersenyum malu."Kalo emang iya kenapa?nggak boleh."ucap Ara.

"Justru itu kakak berasa bersalah sama kamu,karna kakak udah buat kamu keluarin air mata." ucap Fiko.

Ara mendegus,tentu saja Fiko kali ini berdrama didepan papa dan mama supaya di bilang kakak yang baik kepada adiknya.Tengok saja,cara dia berbicara saja sudah berbeda.
Yang biasanya memakai 'lo - gue' menjadi 'kamu - kakak' sungguh rasanya Ara muak dengan drama ini perkara di depan orang tua mereka saja,memang Fiko pandai bermain drama.

"Gitu dong kalian harus akur,kaluan itu saudara." ucap Ira.

"Yaudah,sekarang aku anterin Ara nih ma?." tanya Fiko.

"Nggak,anterin pocong.Yaiyalah Fiko mama kan tadi udah bilang." ucap Ira sambil menarik nafas panjang.

Fiko cengegesan sambil memggaruk tengkuknya yang tak gatal."Oke,cus berangkat!"ucap nya menarik tangan Ara.

"Bwntarun nggok nengok akwh lagi maken ya." ucap Ara yang masih mengunyah sandwich.

"Ara yang baik dan cantek cepetan gu- kakak udah cape banget nih nunggu nya." ucap Fiko seraya memasang muka capeknya.

"Iya iya."

"Yok!"

"Kok semangat banget sih?." tanya Ara heran.

"Kangen sih sama lo." bisik Fiko ke telinga Ara.

"Nggak usah lebay." ucap Ara seraya memutar bola mata malas.

"Ihh beneran!asli ini nggak drama.Eh btw lo ada deket sama cowok lagi gitu?." tanya Fiko.

Ara mengerutkan dahinya."Nggak,kenapa sih?."

"Nggak ada cuman nanya doang."

"Dari tadi ngobrol terus," ucap Ara.

"Habisnya kangen suara lo." ucap Fiko sambil tersenyum jahil.

Ara menarik nafas panjang lalu berjalan cepat untuk masuk kedalam mobil,dia malas mendengar omongan tak bermutu dari Fiko,apalagi sekarang jam hampir menunjukkan ke angka tujuh.

"Yah ditinggal."ucap Fiko.

***
Sorry sedikit:(
Next aja x ya?

*You just want read
You don't want vote :(*

BENUAWhere stories live. Discover now