Chapter 18

29.3K 1K 3
                                    

Wanita Asing


1 minggu sebelum ulang tahun Arka

Arka's POV

"Siapa ibu itu ?"

"Kenapa dia menatapku terus?"

"Kenapa bunda belum sampai juga? Bunda aku takut."

"Mengapa ibu itu tersenyum padaku?"

"Apa aku lari saja ? Kata Bunda dan Papa, kalau ada orang yang tidak dikenal mendekatiku aku harus lari ke bugurru. Dan sekarang ibu itu menghampiriku."

Arka terus berkata pada dirinya sendiri, Arka takut tapi ia juga ingin tahu siapa wanita yang tengah mendekatinya kini.

Wanita ini sangat asing bagi Arka, tapi Arka juga seperti pernah melihatnya entah dimana dan kapan ia melihat wanita ini. Arka memundurkan badannya, ia tak mampu membalikkan badan dan berlari menuju ruang guru.

Hingga langkahnya terhenti karena wanita itu memanggilnya dengan lembut.

"Arka..."

"Arka, ini mama."

"Bohong."

"Arka gak punya mama, Arka cuma punya bunda."

"Ini mama nak, mama yang melahirkan Arka kedunia."

"Bohong."

"Arka kasih mama waktu untuk bicara sama Arka. Mama rindu sayang."

"Mama gak sayang sama Arka, Mama sama Papa titip Arka dirumah pantikan ?"

"Bukan Mama, itu Papa yang salah. Dan sekarang Wanita yang bilang dia bundamu juga, dia berusaha menjauh Arka dari Mama."

"Papa dan wanita itu ingin merebut Arka dari mama."

"Maafkan Mama sayang, kembali sama mama. Ayo kita jadi keluarga yang utuh bersama Mama dan Papa." Ucap Nisya dengan sekuat tenaga demi mendapatkan simpati sang anak sudah ia telantarkan 5 tahun belakangan ini.

"Mama.. Ini benar mama Arka? Kalau mama benar mama Arka, berarti mama tahu kapan Arka lahir kan?"

"Mama tahu sayang, mama tahu karena mama yang mengandung Arka. Mama yang melahirkan Arka. Arka lahir tepat 1 minggu dari hari ini. 1 minggu lagi usia anak mama 6 tahun bukan?"

"Mama.. ini benar mama? Mama, Arka kangen sama mama."

"Mama juga sayang, mama janji akan buat keluarga kita utuh lagi. Tapi Arka bantu mama. Arka mau kan kumpul sama mama sama papa?"

"Mau mah, Arka harus apa?"

"Jangan bilang kalau Arka bertemu dengan mama, jangan bilang pada siapapun bahkan Papa karena mama mau bikin kejutan untuk papa saat Arka ulang tahun. Mau kan bikin papa bahagia?"

"Mau ma, Arka pasti diam." Jawabnya sambil menggerakkan tangannya dibibir seolah memberikan bibir kecil itu retsleting.

"Satu lagi sayang."

"Apa mama?"

"Bilang sama bunda kalau Arka mau minta sesuatu yang harus bunda kabulkan, yaitu membiarkan mama, papa dan Arka bersatu lagi."

"Tapi bunda?"

"Bunda bukan mamamu. Mama adalah mamamu, Mama Nisya yang didepan Arka adalah mama kandung Arka. Bukan BUNDA." Bentak Nisya pada putra mungilnya.

Arka bergetar, tubuhnya bergetar mendengar bentakan sang Mama, ia ketakutan karena selama ini bahkan sang Bunda pun tak pernah membentak Arka.

Tapi keinginan Arka agar hidup bersama papa dan mama nya lebih besar dari rasa takutnya pada sang mama.

"I.. Iyaa.. Ma..ma Nis..yaa... Arka nanti bi..lang ke Bun..da.." Ucapnya sambil menangis.

"Maafin mama sayang, mama cuma takut kehilangan Arka lagi. Maafin mama." Ucap Nisya sambil membelai halus rambut anaknya.

"Nggak apa-apa ma, nanti Arka pasti lakuin apa yang mama minta, Arka janji." Jawab Arka yang menautkan jari kelingkingnya pada sang Mama dan dibalas oleh mamanya.

"Aku akan memisahkan kalian, setelah membuatmu hancur Dilla, dan aku akan kembali menjadi wanita yang menguasai smuanya." Ucap Nisya dalam hati.

"Arkaaaaaa... sayang.. maaf bunda telat.. Arkaaaa." Dilla setengah berlari membawa masuk dirinya dalam sekolah Arka. Dan ketika matanya menemukan anaknya, anaknya tengah menengok kesatu arah yang kosong.

"Arka."

"Bundaaa.." Arka berlari memeluk sang Bunda.

"Kenapa sayang ? Bunda tadi kena macet di jalan makanya bunda telat, kenapa Arka diluar ?"

"Gak apa-apa bunda, bunda, Arka sayang bunda, maafin Arka."

"Sstt kenapa anak bunda harus minta maaf? Yang salah kan bunda, maafin bunda ya." Ucap Dilla sambil memegang kedua kupingnya, seolah memohon maaf pada putra kecilnya.

"Never mind, bunda." Jawab Arka, kembali memeluk bundnaya dan mencium kedua pipi sang bunda.

"Terimakasih ya Allah, telah memberikan Arka untukku, telah mempercayakannya untukku. Akan kujaga semampuku, amanah yang telah Kau berikan ya Rabbi." Ucapnya dalam hati kemudian mengecup puncak kepala Anaknya.

"Ayo pulang, Jagoan. Karena banyak yang harus kita siapkan untuk ulangtahunmu."

"Ayo bunda." Arka mengeratkan tangannya.

"Aku sayang Bunda." Batinnya seolah menolak apa yang dikatakan sang Mama.

"Tapi aku juga ingin bersama mama."

Disudut yang tak terlihat oleh Dilla..
"Kau nikmati saja, kebahagiaanmu saat ini. Karena semua akan segera berakhir."

Nisya memberikan seringai yang tajam dan hati yang bergolak dengan tawa yang jahat.

My Stone Doctor (COMPLETE)Where stories live. Discover now