Chapter 3

51.5K 1.9K 11
                                    

Dillana Rizkyanisa

Malam ini, ketika amarahnya tengah memuncak. Arsyad memilih untuk menenggelamkan dirinya kedalam kegelapan, dan mendapatkan kenikmatan sesaat. Amarah itu ia luapkan pada Genoa, salah satu Co-ass yang tengah berada di stase jantung. Genoa yang memang menyukai Arsyad rela melakukan apapun yang Arsyad pinta. Termasuk malam ini, ia menyerahkan dirinya. Tapi Arsyad memandangnya jijik seolah tahu bahwa ini bukan yang pertama bagi Genoa. Amarahnya memuncak ketika sadar hal ini tidak meluruhkan emosinya malah menambah emosinya semakin meningkat.

"Ambil uang ini dan pergi." Ucap Arsyad yang melepaskan dirinya dari Genoa, lalu mengambil uang 2.000.000 dari dompetnya.

"Apa-apaan ini? Kau anggap aku apa hah ?"

"Pelampiasan !!" Jawab Arsyad ketus.

"Aku akan melaporkanmu besok. Tunggu saja !!"

"Silahkan saja, dan kita lihat siapa yang akan hancur.. Ambil uang ini dan pergi dari apartemenku."

Genoa mengambil seluruh uang seolah ia tak mau rugi, dan bergegas memakai baju. Ketika ia hendak sampai ke pintu. Arsyad menariknya.

"buka saja mulutmu sayang, bila kau ingin menghanguskan ijin doktermu yang bahkan belum pernah kau lihat." katanya sambil mendorong Genoa ke Pintu dan seketika wanita itu menghilang dari pandangannya.

Di ruang tengah, dimana ia meletakkan seluruh peralatan elektroniknya ia membanting sebuah guci antik yang ia beli di korea.

"aaargghhhhhh !!!!! Sialan.. Wanita gila itu membuatku bahkan tidak dapat mendapatkan kenikmatan malam ini."

"dia akan menyesal bila melihat wajahku lagi."

Arsyadpun membenamkan wajahnya dibantal dan mengusahakan dirinya untuk terlelap karena esok ia harus melakukan Operasi Penggantian Jantung Buatan pada salah satu petinggi rumah sakit.

...

Dirumah yang lain seorang wanita masih mengutuk dirinya sendiri..

Dillana Rizkyanisa (Bidan 25 tahun)

Wanita yang baru saja bertengkar dengan salah satu dokter itu, mengutuk dirinya sendiri karena sudah membuat masalah dengan memaki dokter yang baginya ketampanannya sangat tidak masuk akal.

Rasanya esok, saat penerimaan karyawan baru ia hendak membenamkan dirinya kedalam laut agar tidak perlu bertemu dengan dokter yang sama. Batinnya berkecamuk. Di malam hari saat semua terlelap, ia terbangun... Dan bermunajat pada Rabb-nya

"Ya allaah.. Dilla tau dilla salah.. Tapi apa dilla salah kalau dilla nolong orang, dilla kan ga minta uang."

"dilla gak salahkan ya Allah ?"

"besok, selametin dilla dari dokter batu itu ya Allaah.. Mudahkan mudahkan mudahkan ya Allaah.. Aamiin.."

Dillana...
Wanita yang berjiwa empati tinggi, ia sudah bertengger di Rumah Sakit itu semenjak 6 bulan yang lalu, sebagai Pembantu Pasien dalam isi formulir, sejak MIH (Mayapada International Hospital) diminta pemerintah untuk menerima pasien BPJS, jadi banyak pasien dari kalangan bawah yang datang, dan hal ini membuat hati Dilla terketuk karena banyaknya pasien yang buta huruf.

Hingga satu hari didepan matanya saat ia sedang menunggu panggilan ke dokter gigi, ia melihat ada seorang istri yang menangis karena ingin mendaftarkan suaminya tapi baik ia dan suaminya tidak dapat baca tulis, seorang satpam perempuan yang dimintai pertolonganpun, mengacuhkannya.

Sejak hari itu, setiap hari Dilla berdiri di sebelah Loket Formulir untuk menawarkan bantuan pada setiap pasien yang membutuhkan. Semuanya Dilla lakukan dengan cuma cuma, hingga seluruh staff menyayangi Dilla. Dan ketika ada lowongan sebagai BIDAN, Dilla adalah orang pertama yang diberitahukan oleh kawan kawannya di rumah sakit.

Setelah sholat malamnya..
Dilla kembali menarik selimutnya untuk kembali terlelap agar tidak terlambat ke Kantor Diklat esok pagi. Dimana harinya sejak 2 tahun yang lalu akan berubah, saat bagi dirinya untuk kembali Produktif.

Pukul 06.00 WIB

Mata berkantung, Wajah lesu, Otot yang mengendur, adalah penampakan nyata diri Arsyad saat ini.

Kegagalannya semalam, ditambah masalah wanita yang mengumpat dirinya, dan mimpi buruk gajelas itu membuat dirinya sangat buruk hari ini. Sakit kepala yang bukan main membuatnya meminum obat pereda sakit kepala khas warung warung pinggir jalan, yang menggunakan 3 pereda sakit sekaligus.

Apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengannya nanti..
Aku tidak akan memaafkannya...

My Stone Doctor (COMPLETE)Where stories live. Discover now