Chapter 17

30.5K 1.1K 4
                                    

Kehadirannya

"Arka mau semuanya hebat ya pa."

"Bunda juga, janji loh kabulin permintaan Arka ya."

"Iya sayang." Jawab sang Papa dan Bunda

"Arka mau minta apa ya mas dari aku?" tanya Dilla berbisik ditelinga kekasihnya.

"Aku juga belum tahu, tapi feelingku dia bakal minta kamu segera tinggal bersama kita." Ucap Arsyad sambil mengecup pipi kekasihnya.

Semenjak kejadian beberapa hari lalu, Arsyad sering menghujani kekasihnya dengan ciuman pipi dimuka publik, dan selalu Dilla tangkis bila dia melihat tanda-tanda serangan itu akan mendekat. Tapi bukan Arsyad bila tidak menemukan cara, ada saja caranya agar dapat mencium pipi kekasihnya. Bila mereka tengah berdua, Arsyad sering merengkuh pinggang kekasihnya, diapitkannya badan mereka untuk sekedar menahan gejolaknya.

Rumah Keluarga Bargantara

"Aku minta kado dari semuanya ya."

"siaaaappppppp.. kado sesuai permintaan bos ya." ucap sang tante Astha

"Arka kok ga minta apa-apa sama bunda? Yang lain udah dapet request-annya, kok bunda belum dikasih tau." Ucap Dilla sambil cemberut.

"Tenang bunda, kata seseorang diluar sana bunda akan memberikan apa yang bakal Arka pinta dihari ulang tahun nanti." Jawab Arka sambil menghujani pipi bundanya dengan ciuman hangat, dan membuat sang Papa manyun dipojokan karena merasa tersaingi.

"baiklaaaaaaah.. tapi siapa orang diluar sana itu ?"

"Adadeh bunda. RAHASIA. Cuman Allah, Arka dan dia yang tahu."

Jawaban Arka membuat semua orang keluarga Bargantara merasa aneh dan khawatir. Apa yang diucapkan Arka pun membuat sedikit hatinya Dilla merasa kalau ada hal yang tidak beres. Dilla banyak diam, semenjak Arka bicara demikian. Dan saat dirinya telah membuat Arka tertidur dengan dongengnya, ia menatap wajah sang Anak dengan pandangan khawatir.

"Bunda harap, yang Arka minta adalah untuk kebahagiaann Arka, dan jika memang itu untuk kebahagiaan Arka bunda akan berikan apapun nak, apapun demi anak bunda."

"Demi seorang anak yang sudah Allah titipkan saat bunda sendiri belum menikah, asal Arka tahu, Arka adalah anugerah terindah yang bunda dapatkan, disaat tidak semua orang bisa menikmati kebahagiaan seperti bunda."

Didepan pintu kamar, seorang pria sudah menatap kedua kebahagiaannya, ia hamper menitikan air mata mendengarkan apa yang calon istrinya tengah tuturkan pada anak sulungnya. Ya, anak sulung karena saat dirinya dan dilla menikah sudah pasti Arka akan memiliki adik bukan?.

"Kalau kamu ngomong terus yang ada Arka bangun, sweatheart." Ucap Arsyad setelah menghapus bulir air matanya dan menghampiri Dilla.

"Mas Arsyad." Jawabnya tersenyum dan segera menyeka air matanya.

"Apapun yang Arka minta pasti itu adalah Kebahagiaan KITA, bukan hanya kebahagiaan Arka sayang." Tutur Arsyad sambil memeluk sang kekasih dari belakang, kemudian mengecup puncak kepalanya Dilla.

2 minggu 5 hari setelah kejadian makan malam

H -2 Ulang Tahun Arka

"Dil, kamu belum sarapan deh pasti tadi pagi ya sampe mual mual begini." Ucap Bu Ratna Kepala Ruangan Nifas.

"Kamu tuh harus jaga kesehatan, sebentar lagi mau nikah, harus fit dong nak." Tambahnya sambil mengusap tengkuknya Dilla yang masih muntah – muntah di wastafel.

"Iya bu." Jawabnya tanpa banyak kata karena sebenarnya dirinya sudah merasa sangat lelah belakangan ini, mudah capek, makanan yang sulit dicerna membuat dilla kehilangan 3 kilo dalam beberapa hari.

Dilla kembali ke ruang jaga nifas karena handphonenya selalu berdering, bukan karena ada panggilan masuk tapi ada pemberitahuan dari salah satu aplikasi khusus yang menandakan tanggal haid perempuan. Dan dipemberitahuan itu membuat Dilla tercengang dan mengingat kejadian 2 minggu yang lalu.

"Hai Dilla, kamu sudah telat 7 hari loh, ayo testpack semoga hasilnya positif hamil. Selamat ya calon BUNDA"

"gak mungkin."

My Stone Doctor (COMPLETE)Where stories live. Discover now