Chapter 4

45.5K 1.9K 12
                                    

Mimpi Buruk itu

"Siapa kau ? Jangan mengganggu pasien pasien disini !!"

"maaf pak, saya hanya menawarkan bantuan bagi mereka yang membutuhkan."

"pergi ke Panti asuhan, panti jompo atau posko peduli bencana, tidak perlu menjadi parasit disini !!!"

"sudah pak, dan saya masih ada kerjaan disini, bapak boleh pergi."

"oh, kamu tidak tahu siapa saya ??"

"MANUSIA. benarkan ? Asal bapak tahu siapapun bapak, apapun posisi bapak saya tidak peduli."

"lancang kamu !" jawab Arsyad yang hampir menampar wanita itu.

"bila bapak yang terhormat ini memang memikirkan pasien. Harusnya bapak sama seperti dokter lain yanh tidak keberatan kalau saya membantu pasien kalian dengan mengisi formulir pendaftaran pasien pasien baru."

"rumah sakit akan rugi, membayar manusia tidak kompeten. Hal remeh seperti ini tidak butuh manusia seperti anda !!!"

"anda salah besar pak. Saya TIDAK DIGAJI. Saya melakukan ini Lillahi ta'ala."

DEG !!

Wanita itu pergi dan berlalu dalam deras hujan. Sementara Arsyad hanya mematung, mengatupkan mulutnya dan tubuhnya serasa tak bertulang. Kesadarannya entah melambung kemana, hingga Faqih menepuk bahunya. Tepukan ini membuat seluruh rohnya yang melayang kembali berkumpul dalam raga yang rapuh itu.

"dia itu sukarelawan, dia gak pernah mau digaji, bagi dia melihat pasien masuk keruangan dokternya tanpa kesulitan di loket formulir itu sama seperti surga. Harusnya lu gak kaya gitu. Lagian kalian udah sama-sama 6 bulan disini. Masa gak pernah liat sih ?"

Arsyad menyimak setiap perkataannya Faqih, dan berjalan tanpa menghiraukan sahabatnya yang masih memanggilnya dibelakang. Dan ketika ia berjalan ke parkiran, matanya menatap tajam pada wanita yang hendak menyebrang jalan dan sedang tersiram jutaan air langit, wanita pertama yang membantah dirinya.

Duaaaarrrrrrrrrrrrr......

Arsyad mematung, melihat tubuh wanita itu melayang tinggi menghempaskan dirinya sejauh 15 meter dari tempat awal ia berdiri.

"Tidaaaaaaaaaakkkkkkk..... !!!!!!"

Arsyad terbangun dari tidurnya dengan bermandikan keringat, semua nya terasa nyata, percapakan mereka pun terulang sempurna hanya saja mengapa ada berbeda, wanita itu. Mengapa wanita itu harus tertabrak sedemikian parah, batinnya.

Saat Arsyad mulai mengumpulkan nyawanya, dan perasaannya yang seolah hancur itu. Perasaan yang mendadak hampa entah apa alasannya. Ia bergegas untuk segera bersiap ke Rumah Sakit karena hari ini adalah penerimaan karyawan baru dan penerimaan mahasiswa praktikkan.

Ketika dirinya sampai diparkiran luar rumah sakit, dan selesai memarkirkan mobilnya. Arsyad mematung melihat tempat dimana ia melihat wanita itu tertabrak. Dan ia menemukan sosok wanita itu tengah berdiri ditempat yang sama, entah ia akan kemana tapi hal itu membuatnya khawatir.

Mimpi itu seolah terputar kembali, tubuh yang terpelanting, darah yang berceceran, dan lututnya yang lemas seolah terulang. Tanpa berpikir panjang, Arsyad berlari sekuat tenaga. Bahkan ia membuang tas dokternya dan jas putih yang selalu ia gunakan.

"Hei, wanita gila, kalau kau mau menyebrang jalan perhatikan jalanan." katanya sambil menarik tangan wanita itu, dihamburkan nya wanita itu kedalam pelukannya.

"aku tahu aku sudah kasar kemarin, tapi jangan buat hal itu membuatmu ingin mengakhiri hidup." tambahnya lagi.

Disudut lain dr. Faqih dan dr. Kanaya menatap heran atas apa yang baru dilakukan sahabatnya. Arsyad melemparkan tas kerjanya yang seharga 1 unit motor ?? Rasanya tidak mungkin. Apalagi hanya ubtuk wanita yang hanya akan membeli ketoprak ??

"mungkin sahabatmu yang sudah gila, bukan wanita itu." Ucap Faqih yang menepuk bahu Kanaya yang masih keheranan.

"Ayo pergi nay, setidaknya lebih baik kita absen daripada melihat Arsyad dan akhirnya gaji kita terpotong."

Akhirnya keduanya pun meninggalkan Arsyad dengan sejuta tanda tanya. Dan akan meminta penjelasannya nanti, mungkin saat makan siang.

Sadar dirinya dipeluk oleh pria yang baginya sangat menyebalkan membuat Dilla yang awalnya merasa nyaman dengan aroma maskulin sipria itupun tersadar.

Didorongnya pria yang tengah memeluk dirinya itu. Dan...

Plaakkkkkkk....

Tamparan yang sangat keras mendarat dipipinya Arsyad, sehingga membuat emosi pria itu langsung naik ke puncak ubun ubunnya.

"KAU !!!"

"KAU MENAMPARKU !!!"

"BAHKAN TIDAK ADA SATU WANITAPUN YANG PERNAH MENAMPARKU !!!"

"WANITA GILA !!!"

Arsyadpun meninggalkan wanita itu, yang masih menatapnya kesal.

"Gilaa.. gilaa.. Terus saja kau menyebutku gila.."

"Kau yang gila, aku hanya ingin membeli ketoprak dan kau malah memelukku seolah aku akan bunuh diri."

Dihadapannya seorang kawan lamanya menepuk bahu gadis itu.

"apa kau tidak pergi ke diklat ?" tanya pria tampan bersnelli itu pada Dilla

"Dokter Kar...?"

Pria itu tersenyum menatap junior dihadapannya.

My Stone Doctor (COMPLETE)Where stories live. Discover now