"Ada apa Namjoon?" Ujar PDnim kemudian.

"Sebelumnya, maaf saya ikut campur. Maaf, saya mendengarkan sejak tadi dari luar." Namjoon membungkuk rendah kemudian menegakkan badannya lagi. Namjoon menatap beberapa Jimin yang memalingkan wajah kemudian menatap staff dan terakhir PDnim.

"Benar. Jimin bahkan sampai tidak sadarkan diri usai latihan disaat kami beristirahat."
"Juga. Kami satu grup sudah memutuskan,"
"Bahwa bangtan adalah tujuh orang, dan begitu seterusnya."

Namjoon menatap Jimin dan pelatih Song. "Jadi, kalau Jimin gagal debut besok,"

Namjoon kembali menatap PDNim. "Kami semua sepakat untuk tidak debut juga, apapum konsekuensinya."

Para staff langsung berbicara satu sama lain hingga desas desus perbincangan mereka memenuhi ruangan. Namjoon menghela nafasnya, kemudian tersenyum tipis pada PDnim. PDnim tersenyum melihat kelakuan anak-anak didiknya. Mereka sudah besar rupanya.

"Sudah, kalian berhenti berdebat." Ujar PDnim menatap beberapa staffnya. Ruangan seketika hening, menyisakam Bang sinhyuk PDnim yang berbicara.

"Beraninya kalian mau mendepak lagi anak-anak pilihanku?"

Beberapa staff sontak menunduk. Dengan Namjoon yang wajahnya kian mencerah. PDnim mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. "Mereka orang pilihanku, dan kalian tidak berhak memutuskan sesuatu tanpa izinku."

"Kalian sudah dengar penuturan Namjoon dan Jimin bukan? BTS akan debut dengan Jimin didalamnya, tidak ada penolakan dan protes."

-

"BTS siap!"

Semua staff  beserta coordi noona mempercepat gerakannya saat mendengar instruksi yang baru saja di keluarkan main manager BTS mulai hari ini. Tanggal 13 Juni 2013, hari debut BTS.

"Hobeom, Jigaemae, Sanghyun-ah jangan fokus ke satu orang saja!"

Suasana begitu ribut disini, walaupun diruang tunggu yang begitu sesak dan sempit, hampir seluruh staff BigHit ada disana dan ikut membantu. Taehyung menepuk pelan bahu Jimin, membuat lelaki dengan surai rambut hitam dan make up panggungnya pun menoleh. Sorot matanya masih gelisah, melebihi yang lainnya. Taehyung tersenyum, berharap bisa memberikan Jimin semangat.

Karena tepat sehari sebelum hari ini, kemarin Jimin hampir benar-benar di tendang dari grup. Jika saja Namjoon tidak sengaja mendengar pertengkaran Jimin dengan beberapa staff, mungkin hari ini Jimin tidak akan bergabung dengan mereka.

"Lakukan apa yang selama ini kau perjuangkan dengan baik."

Jimin tersenyum walaupun masih sedikit gelisah. Pada akhirnya, Jimin memutuskan untuk menerima semua saran pelatih Song dan menurut. Ia hanya gelisah; bagaimana jika fans tidak menyukainya atau bagaimana jika hari ini ia melakukan kesalahan lagi.

"Kita sudah di panggil. Ayo, Jim. Tunjukkan bahwa kau memang pantas menjadi salah satu dari kami."

"Karena Bangtan itu bertujuh, dan selamanya pun begitu."

-

Jimin memejamkan matanya kala riuh teriakan penonton di hadapannya menggema. Lampu masih dimatikan, namun mereka sudah berada tepat di atas panggung.

Jadi, seperti ini rasanya menjadi idol?

Lampu dihidupkan setelah musik yang selama ini mereka kerjakan dengan jerih payah mereka sendiri terputar, menggema dan menguasai seluruh atmosfir panggung.

There For You ✔ Where stories live. Discover now