15

1.3K 99 3
                                    

Hepi reading:)
***

Gue gak pernah tahu..

Gimana nasib seseorang selanjutnya.

Karena yang gue tahu,

Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.

Berarti,

Gagal jantung adalah keberhasilan jantung yg tertunda, dong?


"Seluruh ketua kelas disuruh kumpul kesini, ya?" tanya gue. Ridwan mengangguk.

".. Jadi, untuk kegiatan hari Ulang Tahun sekolah, akan ada berbagai acara. Salah satunya adalah bazar, pensi, pelepasan balon dan lain lain. Terus balonnya banyak banget, ada merah kuning hijau di langit yang biru.."

Gue garuk garuk kepala. Astaga, tuh guru ngomong apaan sih? Rumit banget, pake basa basi pula. To the point aja napa.

"... Jadi perkelas harap berpatisipasi menyumbangkan uang sebanyak 200 ribu untuk kelangsungan acara.."

"Watde..?!" gue tepok jidat. Gimana enggak? 200 ribu, pake duitnya siapa elah?! Gue.. You know lah, gue ini kan kaum berada. Iya kaum berada, BERADA dibawah garis kemiskinan. Keuangan kelas gue ini juga bisa dibilang lagi kere layaknya kaum duafa zaman belanda. Meskipun gue Ketua Kelas, gue sering ngecek buku keuangan kelasnya Catur. Murid muridnya bandel soal bayar bayar kas, tagihan kasnya numpuk kayak cucian setahun.

"Gak bisa didiskon apa?" gue lemes seketika.

"Yang gak nyumbang akan dapet hukuman berat. Sekian," tutup guru itu, semua ketua kelas lainnya bubar.

"Kenapa, Hen?" tanya Ridwan kepo.

"Gue gak yakin kelas gue bisa nyumbangin duit buat ultah sekolah." ucap gue lesu.

"Hah? Kelas IPA 3 kan? Kelasnya horang kayah. Kenapa gak bisa?"

"Horang hayah gigi lo patah!" gerutu gue. "Kaya kaya sih. Tapi pelitnya pake banget, udah kayak rentenir semua. Gak ada yang bayar kas pula! Kalo kayak gini siapa yang bakal bayarin coba? Orang gue juga lagi melarat."

Ridwan hanya tertawa. "Suruh bayarin Jefri aja."

"Hah?"

"Dia kan horang kayah! Jangan bilang lo baru tau?"

"HAH? SI KUTU ITU HORANG KAYAH?!"

"Astaga dragon, kaget gue anjir." Ridwan mengelus dada.

"Tapi setau gue dia gak pernah bayar kas dengan alasan kere.." gue memutar bola mata. Ah, kayaknya gue dikibulin lagi sama Jefri.

"Bohong dia tuh."

"Ah ya! Gue bakal suruh si Jefri bayar kas! Thanks sarannya!" teriak gue, buru buru lari kedalam kelas. Ridwan hanya natap gue sembari geleng geleng kepala.

"Hen, hen. Lucu banget sih,"

***

"Jefri.. Bayar ka-" gue mendobrak pintu kelas dan langsung menjerit seraya menutup mata. "Apa apaan nih!"

Jefri buru buru menutup tubuhnya. "Eh! Lo tuh yang apa apaan! Ini jam olahraga, gue dan cowok cowok lainnya mau ganti baju. Lo ngapain masuk?!"

"Kalo penasaran, liat aja gapapa. Gak ada historynya, kok." ucap Rajendra. Gue menatapnya tajam sekaligus kesal.

"Ogah, emangnya gue cewek omes?!" cerucut gue kzl.

"Tunggu apa lagi? Gue mau ngeluarin 'pedang' gue nih! Mau liat?! Pergi sana!" usir Riko, disertai koor cowok cowok lain. Pipi gue memerah malu.

What is name ceritanya, Heni, sang ketua kelas keceh ngitipin cowok cowok kerempeng yang lagi ganti baju dengan cara dobrak paksa pintu kelas?!

Gue buru buru nutup pintu kelas, sebelum akhirnya pandangan gue terpaku pada Jefri yang membuka baju seragamnya. Perut kotak kotak milik Jefri pun terlihat jelas. Astaga.. Ternyata tuh cowok keren juga. Roti sobek, euy!

Gue buru buru menyadari kekhilapan gue dan nutup pintu dengan malu malu, tapi akhirnya senyam senyum juga. Astaga.. Jefri si manusia somplak ternyata punya perut sixpack. Inikah yang dinamakan vitamin mata gratisan tak disengaja?

***
Bersambung :v

Si Ketua Kelas (TAMAT✔)Where stories live. Discover now