"Aku adalah Half-Blood jadi menurutku tidak ada salahnya berlatih skill yang biasa digunakan Manusia sebagai alternatif jika terjadi sesuatu. Jadi Aku memang sengaja berlatih banyak hal untuk Serigalaku dan juga Manusiaku." Ujarku menjelaskan dan pria itu tersenyum kecil,

"Kau benar-benar gadis yang unik." Ucapnya dan aku tertawa karenanya,

"Well – Aku jelas unik. Bagaimanapun Half-Blood pasti berbeda dengan Ras Murni seperti kalian." Ucapku dan Aiden menunduk sejenak seakan tenggelam dalam pikirannya sebelum akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap tepat di kedua mataku,

"Tapi menurutku – Aku lebih tertarik denganmu yang merupakan Half-Blood, bagiku itu lebih sedikit menantang dan perbedaan yang ada bisa membuat kita saling belajar satu sama lain bukan? Jadi jikalau kau hanya Werewolf biasa – mungkin tidak akan seseru ini."

Ucap Aiden dan harus kuakui ucapannya itu sedikit membuatku terkejut karena itu diluar dugaanku,

"Kau tidak sedikitpun menganggap bahwa aku itu aneh – lemah – atau semacamnya?" tanyaku perlahan dan Aiden menggeleng,

"Tadi saat kau melerai pertengkaran yang terjadi – Apa kau tidak menyadarinya?" Ucap Aiden dan aku mengerutkan dahiku, lalu menggeleng, "Tidak – memang kenapa?" tanyaku pada pria itu,

"Kau menggunakan Nada Alpha pada mereka semua – bahkan Steve sedikit terkejut dengan itu dan Ia langsung mundur mengijinkanmu ikut campur pada permasalahan yang bisa dikatakan sebagai wewenangnya. Kau tidaklah Lemah – bagaimanapun darah Alpha berada didalam dirimu dan itu tidak akan pernah menghilang atau sirna hanya karena kau Half-Blood. Kemampuan dari keturunan Alpha memang selalu terkenal dengan kekuatan mereka. Jadi menurutku itu juga berlaku untukmu." Jelas Aiden dan aku langsung terdiam seketika,

Sebab – aku tidak pernah menyadari itu sedikitpun. Selama ini aku hanya menyadari diriku sebagai yang lebih 'kecil' – lebih 'lemah' – lebih 'lambat' dari pada semua keturunan Alpha yang kukenal. Baik itu Kakakku Eli, Fabian atau bahkan Jake sekalipun. Mereka terlihat begitu sempurna dan kuat jadi tanpa sadar aku selalu merasa bahwa aku sangatlah lemah dibandingkan mereka semua. Bahkan dibandingkan Emma sekalipun aku selalu berada di bawahnya dalam beberapa hal.

Jadi – mendengar pengakuan Aiden mengenai 'kekuatanku' barusan membuatku cukup merasa – terkejut dan tidak tahu apa yang harus kulakukan atau kukatakan.

"Kau tidak pernah menyadari itu?" tanya Aiden setelah menyadari bahwa aku cukup terkejut dengan penjelasannya tadi dan hanya terdiam untuk beberapa saat,

"Aku – tidak pernah memikirkan hal itu sedikitpun. Menurutku menjadi Half-Blood sudah pasti menjadi 'kelemahan' – apalagi sisi manusiaku lebih dominan." Jawabku jujur dan Aiden menghela nafas pelan,

"Menurutku karena kau lebih peka akan 'kelemahan'mu itu – kau jadi lebih kuat karena kau tidak hanya merutukinya tapi kau berusaha untuk mengubah kelemahan itu menjadi sesuatu yang lebih berguna atau lebih kuat." Ucap Aiden – dan Ia menambahkan,

"Bukankah itu yang selama ini kau lakukan?"

Aku mengerjapkan mataku dan menatapnya bingung,

"Kau terlihat seperti gadis yang bisa menemaniku berlatih selama seharian, bahkan jika dugaanku benar kau bisa menjadi teman sparring milikku dan aku rasa kau bisa memberikan pertarungan yang seimbang. Kau tidak sedikitpun terlihat seperti gadis lemah – karena bagaimanapun penampilan fisikmu tidak menunjukkan itu sama sekali – melainkan sebaliknya."

Wah – pria ini selalu berhasil membuatku merasakan atau menyadari sesuatu yang tidak pernah kupikirkan atau kurasakan sebelumnya.

"Hari ini – Apa ada sesuatu yang ingin kau lakukan? Tentu selain – makan." Ucap Aiden dan akupun menghela nafas lalu berpikir sejenak,

Sacrifices | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang