Sepertiga Malam di Manhattan

203 16 2
                                    

Judul            : Sepertiga Malam di Manhattan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Judul            : Sepertiga Malam di Manhattan

Penulis        : Arumi_e

Penerbit      : Gramedia Pustaka Utama

Layout         : Nur Wulan

Kover           : Orkha Creative

Tebal            : 276 hlm

ISBN             : 978-602-03-8042-1

Blurb:
Empat tahun sudah Brad Smith dan Dara Paramitha berumah tangga. Walau buah hati belum hadir dan Brad sering bertugas jauh selama berhari-hari, keharmonisan rumah tangga mereka tetap terjaga. Namun pada suatu hari, perkenalan Brad yang berprofesi sebagai pianis musik klasik dengan seorang gadis pemain harpa asal Belanda keturunan Jawa, mengubah segalanya.

Bagi Brad, konser di Wina-Austria itu tak beda dengan konser musik klasik lain. Tak demikian bagi Vienna van Arkel. Pertemuan dengan Brad membuatnya terpikat. Gadis itu nekat menyusul Brad ke New York agar dapat bergabung dalam orkestra yang sama.

Pada suatu kesempatan, Dara memergoki Brad duduk berdua Vienna. Seberapa keras Brad meyakinkan bahwa Vienna hanya rekan bermusiknya, Dara tak bisa langsung percaya. Apalagi Vienna secara terang-terangan mengaku jatuh cinta pada suami Dara itu.

Tak dinyana, cobaan lain hadir. Kegelisahan Dara karena belum juga hamil membawanya pada suatu kenyataan pahit yang bisa mempengaruhi masa depannya bersama Brad. Keraguan pun melanda: sanggupkah Brad tetap setia dan tidak tergoda tawaran Vienna?

Di sepertiga malam, doa-doa panjang Dara lantunkan; akankah Dia berkenan mengabulkan?

_*_

Alur Cerita:
Kedatangan Brad di Vienna untuk sebuah konser musik menjadi sedikit unik setelah bertemu dengan gadis yang namanya kebetulan sama dengan nama kota itu. Vienna. Brad tidak menyangka, gadis berwajah Asia namun bernama Eropa itu adalah pemain harpa orkestra yang diikutinya kali ini.

Vienna sudah sering mendengar berita tentang Brad, tentu saja seputar prestasinya sebagai pianis. Namun, ia tak menyangka sosok aslinya jauh lebih memukau dari video-video konsernya yang tersebar di internet. Sialnya, diam-diam hati Vienna tercuri sedemikian cepat. Vienna ingin mengenal Brad lebih jauh. Ia ingin sekali mengobrol berlama-lama dengan lelaki itu. Sayang sekali, mereka di kota ini bukan untuk jalan-jalan. Mereka disibukkan oleh jadwal latihan menjelang konser yang cukup ketat.

Di sela-sela kesibukan itu, Vienna melihat Brad melakukan ibadah yang sering dilakukan umat muslim--yang ia lupa namanya.

“Vienna hanya bisa memandanginya dengan mata membesar dan mulut setengah terbuka.”_(hal 10)

Review Suka-Suka GueWhere stories live. Discover now