Sebuah Catatan untuk DCTN

114 27 6
                                    

Judul	: Dawai Cinta Tanpa Nada

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Judul : Dawai Cinta Tanpa Nada

Penulis : AnsarSiri

Penerbit : Mazaya Publishing House

Tebal : 288 hlm

ISBN : 978-602-6362-09-4

Ketika Tuhan menunjukkan akhir sebuah kisah yang dianggap usai.

Blurb:

Cinta bagaikan ruang tak bertepi, mengandung partikel misteri yang tidak terjabarkan. Hal ini semakin pekat di sisi Mia, ketika cinta menyapa dalam balutan nada-nada syahdu. Ia menemukan kedamaian di balik keindahan permainan biola pemuda yang tidak dikenalnya. Cukup lama, ia hanya berdiam di balik pohon oak, menjadi pengagum rahasia pemuda yang ia juluki "Malaikat Pengutus Kedamaian".

Hingga waktu menghadirkan awal cerita baru, ketika pandangan mereka bertemu di satu titik. Tatapan itu berbicara, berusaha saling memaknai. Meski takdir membuatnya sedemikian pelik kemudian.

Butuh waktu yang panjang, sebelum Mia menemukan akhir sebuah kisah yang dianggap usai. Mereka meleburkan segumpal tanya yang sesaki hati, meski ia tak punyai jawaban. Lantas, akhir seperti apa yang mereka bubuhkan untuk kisah yang menggantung selama ini?

Di kata pengantarnya, Ansar Siri mengatakan kalau novel ini adalah hasil karyanya waktu SMA. Sebuah jempol patut diacungkan di sini. Seorang siswa SMA yang melahirkan novel ini? Aku kagum. Kagum karena aku waktu SMA sama sekali belum punya karya.

Mungkin itu hanya sedikit prolog biar sang penulis senang dapat pujian hehehe... Jujur, setiap ada teman (kebanyakan yang usianya jauh lebih muda dariku/pelajar) yang minta diulas karyanya, aku biasanya lebih banyak memberikan pujian dibanding kritik/celaan. Misalnya: 'wah, untuk ukuran pemula, kamu sudah hebat lho?', sedang untuk kritikan biasanya aku mengatakan 'tulisanmu sudah bagus kok, kamu hanya perlu sering-sering banyak membaca dan menulis.'

Ya, banyak orang terutama pemula yang kadang langsung jatuh ketika karyanya dikritik, tidak ingin menulis lagi karena langsung down saat mendapat kritikan pedas (meski banyak juga yang kemudian merasa tertantang untuk membuat karya yang lebih baik). Memikirkan kemungkinan pertama, makanya aku selalu lebih memberikan porsi pujian lebih tinggi daripada kritikan.

Tapi khusus untuk DCTN, aku tidak akan seperti itu. Atas permintaan sang penulis langsung yang ingin novel DCTN dikuliti olehku, maka tak satu baris pun kalimat dalam novel itu yang kulewatkan untuk dibaca. Aku yakin, sepedas apa pun nanti hasil ulasanku, tak akan membuat penulis down. Aku yakin, sepedas apa pun nanti kritikanku, akan membuat penulis semakin tertantang untuk menulis lebih baik lagi di masa datang. Aku yakin, setelah ini ia tak akan membenciku. Mengapa aku yakin? Karena aku 'mengenal' penulisnya, meski hanya lewat dunia maya.

Review Suka-Suka GueTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon