CHAPTER 41 DERRIS (PART 1)

Mulai dari awal
                                    

Sebenarnya memang inilah yang aku inginkan, tapi ... rasa sakit hatiku diabaikan seperti ini, tidak bisa aku tutupi lagi. Aku membalik tubuhku, menatap punggung Sean yang semakin menjauhiku. Aku berharap dia akan berhenti dan membalik tubuhnya menatap ke arahku, namun harapanku ini tidak menjadi kenyataan. Hingga dia menghilang dari pandanganku, dia sama sekali tidak membalik tubuhnya untuk menatapku. Untuk kesekian kalinya air mataku mengalir dengan sendirinya.

***

Aku sudah berada di depan ruang OSIS saat ini.

"Tok ... Tok ... Tok ..."

Berulang kali aku mengetuk pintu itu tapi tidak ada satu pun yang membukakan pintu untukku. Perlahan aku membuka pintu itu dan betapa terkejutnya aku ketika melihat pintu itu sama sekali tidak terkunci.

"Permisi apa ada orang di dalam?"

Tidak ada seorang pun yang menyahutiku. Lalu aku memberanikan diriku untuk masuk ke dalam ruangan itu. Rupanya di ruangan itu memang tidak ada siapa pun, aku merasa tidak sopan karena sudah masuk ke ruangan ini tanpa izin sehingga aku pun segera melangkahkan kakiku meninggalkan ruangan ini.

Namun ...

Aku menghentikan langkah kakiku ketika aku merasakan seseorang sedang berdiri di belakangku. Tapi aku yakin orang itu bukanlah manusia. Aku bisa seyakin ini karena saat ini aku merasakan bulu kudukku merinding dan rasa dingin di punggungku terasa bagaikan ada sebuah balok es yang ditaruh di punggungku, selain itu yang paling membuatku yakin orang yang berdiri di belakangku itu hantu, aku merasakan sakit yang amat sangat pada kepalaku.

Secara perlahan aku membalik tubuhku untuk melihat sosok hantu itu.

Dan ...

"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ..."

Aku berteriak sekencang-kencangnya ketika melihat sesosok pria sedang berdiri di hadapanku saat ini. Wajahnya sangat pucat bagaikan mayat, tubuhnya melayang karena kakinya tidak menapak di lantai, dari sekujur tubuhnya menetes cairan yang berwarna bening, sepertinya itu air. Dan yang membuat penampilan hantu itu mengerikan adalah kedua matanya tampak bolong. Dengan kata lain hantu itu sama sekali tidak memiliki bola mata.

Aku berlari menuju pintu dan segera membuka pintu itu.

"Bruuuuk ..."

Terdengar suara keras yang berasal dari pantatku yang menyentuh lantai. Aku terjatuh karena baru saja menabrak sesuatu yang sangat besar dan kuat. Aku menatap ke arah depanku, tampak seseorang sedang berdiri di hadapanku. Orang ini ... sepertinya dia manusia karena kakinya menapak di lantai.

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini?"

Aku segera bangun dan menjawab pertanyaan orang itu.

"Namaku Leslie dari kelas 2B, maaf aku sudah masuk ke ruang OSIS tanpa izin, aku pikir ada orang di dalam. Aku ingin mengambil hiasan untuk kelas kami."

"Ooh begitu ... tunggulah sebentar ..."

Orang itu yang merupakan seorang pria bertubuh tinggi besar masuk ke dalam ruangan. Aku kembali menatap ke dalam ruangan itu, ke arah di mana hantu itu berdiri. Namun ... aku sama sekali tidak melihat keberadaannya. Hantu itu menghilang begitu saja.

"Ini hiasan untuk kelas 2B ..."

Dengan cepat orang itu kembali dengan membawa beberapa bungkusan yang berisi hiasan untuk kelas kami. Dia mengulurkan bungkusan itu dan Aku tanpa ragu menerimanya.

"Terima kasih, aku permisi dulu ..."

"Lain kali jangan masuk ke ruangan ini tanpa izin ..."

"Iya ... maafkan aku ..."

"Syukurlah kau terlihat baik-baik saja ..."

Setelah mengatakan itu, dia pergi meninggalkanku. Meskipun masih keheranan, tapi aku melanjutkan langkah kakiku menuju kelasku.

Sesampainya di kelasku ...

Aku menyerahkan bungkusan itu pada Daniel.

"Kau baik-baik saja?"

"Eh ...?"

"Akkhhh ... tidak ... ya sudah ... kita lanjutkan menghias kelasnya."

"Hmmmm ... iya ..."

Perkataan Daniel membuatku semakin merasa heran, sebenarnya apa maksud perkataan mereka? Mungkinkah sering terjadi peristiwa yang mengerikan di ruang OSIS tadi? Sepertinya aku harus menanyakan hal ini pada Angie.

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang