CHAPTER 41 DERRIS (PART 1)

25.3K 1.8K 38
                                    

Sejak dua hari ini semua siswa Grandes High School sibuk mempersiapkan festival perayaan ulang tahun Grandes High School. Selama mempersiapkan perayaan ini, aku dan Angie menghentikan penyelidikan hantu kami, karena tidak mungkin aku dan Angie tetap melanjutkan penyelidikan sedangkan semua orang sedang sibuk mempersiapkan untuk festival itu.

Meskipun teman-teman sekelasku masih tetap mengabaikanku, aku tetap membantu mereka menghias kelas kami untuk acara festival nanti. Kami semua bersama-sama membersihkan kelas kami. Menurutku acara festival seperti ini seharusnya sering diadakan karena dengan diadakannya festival seperti ini, kebersamaan semua siswa begitu terasa.

"Hei ... bisa ambilkan hiasan kelas kita di ruang OSIS ..."

Salahseorang teman sekelasku yang bernama Daniel mengatakan itu, dia merupakan ketua murid di kelasku. Entah pada siapa dia berbicara? Yang pasti tidak mungkin dia sedang berbicara padaku karena selama ini tidak ada satu pun dari teman sekelasku yang mau mengajakku bicara. Karena itu aku mengabaikan perkataan Daniel ...

"Oi kau dengar tidak?"

Tidak ada satu orang pun yang menyahuti perkataan Daniel membuatku merasa kasihan pada Daniel.

"Oi Leslie ... kau ini tuli ya?"

Aku tersentak ketika Daniel menyebut namaku. Aku menoleh ke arah belakang dan sampingku, tidak ada seorang pun di sana. Jadi sejak tadi akulah yang diajak bicara oleh Daniel, jujur aku merasa sangat malu sekaligus terkejut saat ini. Inilah pertama kalinya ada teman sekelasku yang mengajakku berbicara.

"Ma ... maaf ... aku pikir kau tidak sedang bicara padaku."

"Huuh ... memangnya kau pikir aku bicara dengan siapa lagi, di sini kan tidak ada orang lain selain dirimu?"

Aku merasa kesal mendengar nada ketus Daniel, sebenarnya aku ingin membalasnya namun aku mengurungkan niatku ketika aku menyadari wajar saja dia menjadi kesal karena sejak tadi aku mengabaikannya.

"Maafkan aku ... tadi kau menyuruhku ke ruang OSIS kan?"

"Ya ... mintalah hiasan kelas kita pada anggota OSIS di sana. Hiasan untuk setiap kelas sudah dipersiapkan oleh anggota OSIS."

"Ohh begitu ... baiklah aku akan segera ke sana ..."

Aku berjalan meninggalkan kelasku, menuju ke ruang OSIS. Meskipun kesal dengan nada bicara Daniel yang ketus itu tapi aku merasa senang karena akhirnya mereka menganggapku bagian dari kelas 2B.

Ketika aku sedang berjalan menuju ruang OSIS, aku terkejut ketika melihat seorang pria sedang berjalan ke arahku. Pria itu adalah Sean. Dia sedang melihat setiap kelas yang dia lewati. Entah kenapa aku merasa gugup sekaligus salah tingkah melihat Sean yang sedang berjalan ke arahku meskipun sepertinya dia sama sekali tidak melihat ke arahku?

Lalu ...

Akhirnya dia menatap ke arahku dan menyadari sesaat lagi kami akan berpapasan. Sempat terlintas di pikiranku, mungkinkah dia akan menyapaku?

Baik aku maupun Sean terus berjalan hingga akhirnya sedikit lagi kami akan berpapasan. Namun ...

Yang terjadi setelah itu membuatku sangat sakit. Sean sambil tetap lurus menatap ke arah depannya terus berjalan tanpa menyapaku sedikit pun. Seakan-akan aku ini tidak terlihat oleh matanya. Walaupun pundak kami sedikit lagi beradu dia sama sekali tidak menoleh ke arahku dan tetap berjalan tanpa menatapku sedikit pun, seakan-akan kami tidak pernah saling mengenal. Ternyata dia benar-benar melakukan apa yang dia katakan padaku, dia benar-benar tidak akan menemuiku lagi, bahkan sepertinya dia tidak mau mengenalku lagi.

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang