CHAPTER 20 DEBBY (PART 2)

34.4K 2.3K 53
                                    

Aku, Angie dan Sean terdiam dan tetap fokus mendengarkan alunan musik piano yang masih terus mengalun dengan merdu. Aku benar-benar ingin mengetahui rumor apa yang sering beredar di ruangan ini, sehingga aku pun memberanikan diri menanyakan hal itu pada Angie.

"Memangnya rumor apa yang sering terdengar di ruangan ini?"

"Seperti yang kau dengar barusan, di dalam ruangan ini sering terdengar suara alunan musik piano. Lagu childhood memory ... selalu lagu itu yang dimainkan. Tidak ada seorang pun yang berani melewati ruangan ini seorang diri. Sebenarnya sekitar 6 tahun yang lalu pernah terjadi sebuah tragedi di ruangan ini."

"Tragedi apa itu?"

"Seorang siswi kelas 3 ditemukan gantung diri di ruangan ini."

"A ... apa? Kenapa bisa?"

"Semenjak tragedi itulah alunan musik itu mulai terdengar di ruangan ini, Leslie ... tugasmulah untuk mencari tahu apa yang telah terjadi pada hantu yang terus memainkan piano itu? Aku yakin hantu itu merupakan hantu siswi yang bunuh diri itu, pasti ada sesuatu yang membuatnya menjadi gentayangan seperti ini. Seperti biasa kami mengandalkanmu Leslie ..."

Angie mengatakan itu dengan diiringi sebuah cengiran. Aku merasa sebal melihatnya, tapi memang benar yang Angie katakan, hanya aku yang bisa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hantu itu sebelum dia meninggal dan apa yang menyebabkan arwahnya terus penasaran dan bergentayangan seperti ini.

"Jangan buang-buang waktu lagi, ayo kita masuk ke dalam!"

"Waah ... aku sangat menyukai pria pemberani sepertimu ..."

"Haha ... Bu Angie bisa saja, aku hanya ingin segera mengetahui penyebab hantu itu terus bergentayangan di ruangan ini."

"Sean ... seperti halnya Leslie ... kau ku izinkan memanggilku Angie ... tidak perlu pakai 'ibu' segala."

"Oooh begitu ... baiklah kalau begitu Angie ..."

Aku semakin merasa kesal melihat keakraban antara Angie dan Sean. Aku bagaikan tidak dianggap di tempat ini.

"Angie ... tunggu apa lagi cepat buka pintunya!"

"Tumben kau jadi pemberani begini, biasanya juga kau ketakutan setiap mau bertemu dengan hantu ..."

Aku memasang wajah cemberut, untuk memberitahu Angie bahwa aku sedang sangat kesal saat ini. Sepertinya Angie menyadarinya, tanpa menunggu lagi, dia membuka pintu ruang musik itu. Meskipun sebenarnya aku merasa sangat takut dan seperti biasa aku merasakan sakit yang amat sangat pada kepalaku, aku tetap mengikuti Angie dan Sean untuk memasuki ruangan musik itu.

Ketika kami memasuki ruangan itu, tiba-tiba musik yang sejak tadi mengalun itu berhenti. Kami pun berjalan mendekati piano yang menjadi sumber permasalahan di ruangan ini. Namun ... aku sama sekali tidak melihat keberadaan satu pun hantu di dekat piano itu.

"Leslie ... apa kau melihat hantunya?"

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku menjawab pertanyaan Angie, karena meskipun aku menatap sekeliling ruangan ini aku sama sekali tidak melihat hantu di mana pun. Aku bahkan menengadahkan kepalaku menatap ke arah langit-langit tapi aku tetap tidak menemukan hantu itu.

"Hantu itu tidak ada di sini. Mungkin dia tidak akan menampakkan dirinya pada kita. Lebih baik kita pergi saja dari sini!"

Setelah mengatakan itu, aku membalik tubuhku. Dan ...

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang