CHAPTER 17 ROAN (PART 3)

31K 2.3K 12
                                    

Aku dan Angie sedang berjalan menuju ruang latihan club basket. Alasannya karena aku dan Angie akan meminta bantuan mereka. Sesampainya di ruangan itu, Angie yang sejak tadi bersemangat tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Kenapa Angie?"

"K ... kau saja ya yang pergi ke sana ..."

"Memangnya kenapa?"

Angie sama sekali tidak menjawab pertanyaanku, matanya sedang tertuju ke suatu arah. Aku mengikuti arah tatapan matanya, dan aku melihat Angie tengah menatap seorang pria yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Pria itu memiliki postur tubuh yang sangat tinggi yang menandakan dia juga seorang pemain basket. Dia memiliki paras yang sangat tampan, namun hanya dengan melihatnya sekilas aku tahu usianya lebih tua dibandingkan semua anggota tim basket itu. Aku pun menyadari pria itu pastilah pelatih tim basket ini. Aku senang karena pelatih tim basket ini sudah diganti, bukan lagi pak pelatih yang kejam itu, yang aku lihat di dunia kenangan Roan. Melihat Angie yang terus menatapnya, aku pun menyadari alasan Angie tidak ingin masuk ke ruangan itu. Dia malu untuk bertemu dengan pria itu, sepertinya Angie memiliki perasaan khusus pada pria itu.

Namun keinginanku untuk segera membantu Roan, membuatku dengan kejam menarik tangan Angie, memaksanya untuk ikut bersamaku memasuki ruangan itu. Semua orang yang berada di dalam ruangan itu menatap ke arah kami berdua begitu melihat kami masuk ke ruangan itu.

"Bu Angie ... tumben sekali kau datang ke tempat ini."

Pria itu menanyakan hal itu, sepertinya pria itu sudah mengenal Angie dengan baik.

"I ... iya ..."

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik ... bagaimana denganmu Leo?"

"Aku juga baik ... sudah lama ya kita tidak bertemu."

Aku sangat kesal melihat sikap Angie yang tersipu malu dan gugup berbicara dengan pria yang baru aku ketahui bernama Leo. Melihat sikap Angie, aku semakin yakin kalau dia memang menyukainya.

"Angie ... cepat katakan maksud kedatangan kita!!"

Aku yang sudah tidak sabar ini, mengatakan hal ini dengan nada yang ketus.

"Tu ... tunggu sebentar ya ..."

Angie terlihat malu karena wajahnya berwarna merah saat ini, dia menarik tanganku dan membawaku menjauhi mereka.

"Kau ini sopanlah sedikit, panggil aku Bu Angie."

"Tapi kan kau sendiri yang menyuruhku memanggilmu Angie ..."

"Ya ... itu kalau kita sedang berduaan saja, di sini banyak orang jadi panggil aku Bu Angie, jangan membuatku malu, walau bagaimanapun aku ini gurumu."

"Ya ... ya ... terserah kau, yang penting sekarang, cepat kau katakan pada mereka maksud kedatangan kita kemari."

"Iya baiklah ... baiklah ... aku mengerti."

Aku dan Angie kembali menghampiri mereka.

"Ada apa Bu Angie? Apa ada masalah?"

Leo menanyakan hal itu pada Angie ... Angie dengan kegugupan di wajahnya menjawab pertanyaannya.

"Ti ... tidak ada apa-apa kok ..."

Aku sangat kesal dengan sikap kikuk Angie, sehingga aku mencubit punggungnya dengan cukup keras.

Grandes High School (Leslie) (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang