The Dark Life [COMPLETED]

Part 69

Di atas trailer The Dark Life dibuatin sama salah satu pembaca reyya_arta99 😆😆  nonton ya!!!

Bulan aku diculik Sergio makanya sakitnya hilang😄

Rencananya tadi part ini mau aku undur. Karena sakit perempuan yang aku alami. Tadi sampai bolak-balik posisi tidur, sudah minum obat sakitnya hilang setelah satu jam kamprett😒 kalau minum obat sejenis femin*x itu tidak bahaya kan😫

yang baca The Dark Life itu 74% wanita loh😅 harus jawab pokoknya, biar cerita ini up tepat waktu😄

Yang baca ceritaku yang satunya tahu Prince kan? Hari ini ultah yang ke-1 tahun. Happy Birthday Prince😆😆😆🎁🎉🎊🎈🎂

Mulmed next part ada air mata Sophia untuk ... tunggu saja pasti tahu buat siapa😆😅

TYPO KOMEN YA😉😊😄

Happy Reading^.^

***

Charles mengernyit memandangi penthouse mewah di depannya. Terlalu mewah untuk dijadikan tempat menyekap.

Edward dan agen-agennya mengatur strategi, dengan isyarat tangannya dia menyuruh beberapa orang-orangnya berlari masuk dengan membawa pistol.

"Kau yakin ini tempatnya?" Tanya Edward, mulai memakai baju anti pelurunya.

"Ya, lihatlah orang-orang yang berdiri di jendela mengawasi keluar dengan waspada."

Charles mendongak dan benar saja dia melihat bayangan di balik tirai. Dia mengencangkan pegangannya pada pistolnya, lalu menatap Edward tanpa ekspresi. "Edward, tunggulah di situ."

"Apa?" Edward menoleh cepat, memastikan telinganya tidak salah dengar.

"Entah kenapa perasaanku tidak enak, seperti akan terjadi sesuatu yang besar dan aku tidak ingin melibatkanmu."

"Tidak! Kau sahabatku dan aku tidak akan membiarkanmu mengahadapi bahaya besar ini sendirian!" kata Edward tegas.

"Begini saja, menunggulah tidak jauh dari sini, jika dalam waktu satu jam aku tidak keluar dan memberikan kabar kepadamu—maka kau bisa masuk. Jangan lupa persiapkan senjatamu dan telepon polisi." Edward siap membantah, tetapi Charles menyela dengan keras. "Aku membutuhkanmu, jika kita berdua masuk dan tidak bisa keluar, siapa yang akan menyelamatkan kita? Ada dua nyawa di dalam yang satu adalah Sophia, yang satunya janin mungil yang belum terlahir..."

"Charles, kau—" Edward menggeleng tidak percaya, rasa sakit dalam suara Charles sedikit menyayat hatinya. Dia tahu Charles sudah mengalami banyak rasa sakit dalam hidupnya. Dia menghela napas panjang, membiarkan rasa sakit itu pergi. "Oke. Aku berjanji tidak akan pernah membiarkanmu sendirian—kalau itu keputusanmu, aku hanya bisa mengikutinya, tetapi berjanjilah kau akan baik-baik saja."